4.1.2. Visi
“Menyajikan menu, fasilitas dan pelayanan yang baik dengan harga yang juga bersahabat untuk semua kalangan”.
4.1.3. Misi
“Menjadi tempat ngopi pertama dan terbaik di Medan dengan harga kaki lima, kualitas pelayanan bintang lima menuju eksistensi ke V tahun dan dapat
dinikmati oleh semua kalangan ” Menu utama tempat ini adalah kopi terbaik Aceh yaitu kopi Uleekareng
yang disajikan secara manual. Kede kopi ini juga menyajikan makanan khas Aceh dengan cita rasa asli.Keunikan tersebut menjadi kekuatan tersendiri bagi
organsiasi tersebut dan digabungkan dengan lokasitempat yang nyaman, bersih, berkelas, fasilitas memadai, dan suasana bersahabat yang dimunculkan oleh cara
pelayanan oleh karyawan yang terlatih untuk dapat mendukung visi dan misi organisasi ini.
4.1.4. Sejarah Kupie Ule Kareng
Salah satu wisata kuliner di Medan adalah Kede Kopi Ulee Kareng Medan dan memiliki banyak cabang. Kedai kopi ulee kareng cukup terkenal di kota
Medan karena kulinernya menyediakan kopi yang nikmat dan berbagai aneka kue, mie aceh dan lain-lain.
Kopi Gayo merupakan salah satu komoditi unggulan yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo. Perkebunan Kopi yang telah dikembangkan sejak tahun
1908 ini tumbuh subur di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Kedua daerah ini berada di ketinggian 1200 m dari permukaan laut tersebut memiliki
Universitas Sumatera Utara
perkebunan kopi terluas di Indonesia yaitu dengan luas sekitar 81.000 ha. Masing- masing 42.000 ha berada di kabupaten Bener Meriah dan selebihnya 39.000 ha di
kabupaten Aceh Tengah. Gayo sendiri merupakan nama suku Asli yang mendiami wilayah ini.
Mayoritas masyarakat Gayo berprofesi sebagai petani kopi. Varietas Arabica mendominasi jenis kopi yang dikembangkan oleh para petani Kopi Gayo.
Produksi Kopi Arabica yang dihasilkan dari Tanah Gayo merupakan yang terbesar di Asia.
Kopi Gayo merupakan salah satu kopi khas Nusantara asal Aceh yang banyak digemari oleh berbagai kalangan di dunia. Kopi Gayo memiliki aroma dan
rasa yang sangat khas. Kebanyakan kopi yang ada, rasa pahitnya masih tertinggal di lidah kita, namun tidak demikian pada kopi Gayo. Rasa pahit hampir tidak
terasa pada kopi ini. Cita rasa kopi Gayo yang asli terdapat pada aroma kopi yang harum dan rasa gurih hampir tidak pahit. Bahkan ada yang berpendapat bahwa ras
kopi Gayo melebihi cita rasa kopi Blue Mountain yang berasal dari Jamaika. Kopi Gayo Aceh Gayo dihasilkan dari perkebunan rakyat di dataran tinggi Gayo, Aceh
Tengah. Di daerah tersebut kopi ditanam dengan cara organik tanpa bahan kimia sehingga kopi ini juga dikenal sebagai kopi hijau ramah lingkungan. Kopi Gayo
disebut-sebut sebagai kopi organik terbaik di dunia. Menurut para pakar kopi keunggulan kopi gayo adalah inkonsistensi,
mewakili rasa kopi di seluruh dunia yang disebabkan karena kontur tanah, ketinggian, dan jenis kopi. Kopi yang ditanam di Tanah Gayo adalah Kopi
Universitas Sumatera Utara
Arabica, sebuah varietas kopi yang belakangan sangat masif perkembangannya di Indonesia. Dahulu masyarakat kita ditipu oleh penjajah Belanda yang
mengatakan bahwa kopi Arabica hanya untuk kalangan bangsawan, sementara kopi Robusta untuk rakyat. Maka sejak itulah rakyat hanya mengenal kopi
robusta, sedangkan kopi arabica di ekspor ke luar negeri untuk dinikmati para bangsawan Eropa.
Karakteristik kopi Arabica Gayo ini memiliki aroma humus, rasanya lebih ringan, dan ada aroma gula, itulah yang membuat kopi gayo unggul.
Keistimewaan lainnya, kopi gayo memiliki cita rasa yang bervariasi yang disebabkan oleh letak tanah, musim, kadar air, serapan sinar matahari, dan juga
perawatan. Menurut Rony dari medan, bisa saja, kopi yang tumbuh di ladang yang letaknya berdampingan, cita rasanya berbeda. Maklumlah, karena perkebunan
kopi di Gayo adalah perkebunan rakyat yang berbeda dengan negara Brazil, mereka menanam secara massal karena perkebunan disana dikuasai oleh negara,
maka tanaman kopi pun diperlakukan sama rata, tidak ada perlakuan khusus. Di Gayo lahan kopinya terluas sedunia yang dimiliki oleh rakyat.
Setidaknya dalam satu tahun dihasilkan sekitar 50 ribu ton, 90 persen diantaranya di ekspor. Untuk dalam negeri kopi gayo paling banyak dikirim ke Jakarta,
Medan, Riau, Batam, Lombok, Bali, Kalimantan Timur. Untuk negara tujuan ekspor adalah, Singapura, Sanghai, Taiwan, Thailand, Kualalumpur. Untuk
konsumsi dalam negeri berupa bubuk kopi, sedangkan untuk konsumsi luar negeri masih dalam bentuk biji soya.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Hasil penelitian