33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Sampel
Hasil identifikasi tumbuhan yang dikirim ke Laboratorium Herbarium Medanese, Universitas Sumatera Utara, dinyatakan tumbuhan yang digunakan
adalah buah stroberi Fragaria vesca L. dari famili Rosaceae.
4.2 Uji Organoleptis dan Makroskopik Hasil uji organoleptis dan makroskopik buah stroberi Fragaria vesca L.
Menunjukkan buah stoberi segar mempunyai kulit buah berwarna merah berbintik hitam, daging buah berwarna merah dan rasa asam sedikit manis, bentuk buah
bulat melonjong ujungnya meruncing dan memiliki panjang 3-5 cm. Pada buah stroberi yang telah jadi ekstrak etanol berwarna merahkehitaman, ekstrak yang
kental diperoleh sebanyak 86,3 g dengan rendemen 4,315. Rendemen =
86,3 2
x 100 = 4,315
4.3 Skrining Fitokimia
Uji skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung di dalam buah stroberi segar yang telah dihaluskan dan
ekstrak buah stroberi EBS. Hasil skrining fitokimia terhadap buah stroberi dapat dilihat pada tabel 4.1di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
34
Tabel 4.1 Hasil Skrining Fitokimia buah Stroberi
No.
Golongan senyawa kimia
Buah stroberi segar
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Alkaloid Flavonoid
Glikosida Tanin
Saponin Steroidtriterpenoid
– +
+
- +
+
Keterangan : + = Mengandung senyawa – = Tidak mengandung senyawa
Hasil di atas menunjukkan buah stroberi yang telah dihaluskan mengandung golongan senyawa kimia yang sama yaitu flavonoid, glikosida,
saponin dan steroid triterpenoid. Senyawa ini memiliki aktivitas sebagai antioksidan karena mengandung gugus hidroksil sebagai donor hidrogen atau
memberi elektron dan bersifat reduktor terhadap radikal bebas Silalahi, 2006.
4.4 Uji Preformulasi Granul 4.4.1 Sudut Diam Granul
Hasil sudut diam granul dapat dilihat pada Tabel 4.2, berikut ini adalah hasil uji sudut diam dari berbagai variasi konsentrasi granul ekstrak buah stroberi
pada formula yang dibuat.
Tabel 4.2 Hasil Uji Sudut Diam Granul
Uji preformulasi Formula
Persyaratan F1
F2 F3
F4 Sudut diam
o
23,74 21,30
23,26 20,80
20
o
-40
o
Universitas Sumatera Utara
35
Gambar 4.1 Histogram sudut diam massa granul
Dari Gambar4.1 diatas dapat dilihat sudut diam dari keempat formula tersebut memenuhi persyaratan sudut diam. Sudut diam lebih kecil sama dengan
20
o
biasanya bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila sudut lebih besar atau sama dengan 40
o
biasanya daya mengalirnya kurang baik Sharma, et al., 2011.
4.4.2 Waktu Alir Granul
Hasil waktu alir granul dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini adalah hasil uji waktu alir dari berbagai variasi konsentrasi granul ekstrak buah stroberi
pada formula yang dibuat.
Tabel 4.3
Hasil Uji Waktu Alir Granul Uji preformulasi
Formula Persyaratan
6 8
10 12
Waktu alir detik 2,16
2,21 2,14
2,17 10 detik
23,74
21,3 23,26
20,8
19 20
21 22
23 24
F1 F2
F3 F4
°
Sudut Diam
Universitas Sumatera Utara
36
Gambar 4.2 Histogram waktu alir massa granul
Dari Gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa keempat formula memiliki waktu alir yang bervariasi akan tetapi masih memenuhi persyaratan waktu alir.
Menurut Voigt, 1995 syarat waktu alir granul lebih kecil dari 10 detik.
4.4.3 Indeks Tap Granul
Hasil indeks tap granul dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini adalah hasil uji indeks tap granul dari berbagai variasi konsentrasi granul ekstrak buah
stroberi pada formula yang dibuat. Tabel 4.4
Hasil Uji Indeks Tap Granul Uji preformulasi
Formula Persyaratan
6 8
10 12
Indeks tap 9,43
8,90 13,46
12,04 ≤ 20
2,16 2,21
2,14 2,17
2,1 2,12
2,14 2,16
2,18 2,2
2,22
F1 F2
F3 F4
D etik
Waktu Alir
Universitas Sumatera Utara
37
Gambar 4.3 Histogram indeks tap massa granul
Dari Gambar 4.3 diatas menunjukkan bahwa semakin kecil nilai dari indeks tap granul maka penyusutan volume yang terjadi akan tinggi. Diperoleh
nilai indeks tap yang bervariasi, tetapi masih memenuhi persyaratan indeks tap yaitu lebih kecil dari 20 Voigt, 1995.
4.5 Uji Evaluasi Tablet 4.5.1 Uji Homogenitas Warna
Tablet F1, F2, F3, dan F4 tidak terdapat bintik-bintik warna lain selain warna coklat setelah diamati pada permukaan atas, bawahdan sisi keliling tablet.
Warna dibandingkan dengan warna standar standart color.
4.5.2 Uji Kekerasan Tablet
Hasil kekerasan tablet dapat dilihat pada Tabel 3.5, berikut ini adalah hasil uji kekerasan tablet dari berbagai variasi konsentrasi granul ekstrak buah stroberi
pada formula yang dibuat.
Universitas Sumatera Utara
38
Tabel 4.5 Hasil Uji Evaluasi Kekerasan Tablet
Uji evaluasi Formula
Persyaratan 6
8 10
12 Kekerasan tablet Kg
5,75 5,43
4,77 4,49
4-8 Kg
Gambar 4.4 Histogram kekerasan tablet
Dari Gambar 4.4 diatas terlihat bahwa keempat formula tablet ini mempunyai kekerasan yang berbeda tetapi masih memenuhi persyaratan yaitu 4-8
kg. Menurut Siregar 2010. kekerasan tergantung pada bobot bahan dan celah antara punch atas dan punch bawah pada waktu pengempaan. Jika volume bahan
atau jarak antara punch bervariasi, kekerasan juga bervariasi.
3.5.3Uji Friabilitas Tablet
Hasil friabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.6, berikut ini adalah hasil uji friabilitas tablet dari berbagai variasi konsentrasi granul ekstrak buah stroberi
pada formula yang dibuat.
Tabel 4.6 Hasil Uji Evaluasi Friabilitas Tablet
Uji evaluasi Formula
Persyaratan 6
8 10
12 Friabilitas
0,37 0,56
0,76 0,47
≤ 1
Universitas Sumatera Utara
39 Gambar 4.5
Histogram friabilitas tablet Pada Gambar 4.5 diatas terlihat bahwa hasil friabilitas memenuhi
persyaratan. Menurut Siregar 2010 menjelaskan bahwa persyaratan friabilitas yaitu maksimal 1 untuk tablet konvensional.
4.5.4 Uji Waktu Hancur Tablet
Hasil waktu hancur tablet dapat dilihat pada Tabel 3.7, berikut ini adalah hasil uji waktu hancur tablet dari berbagai variasi konsentrasi granul ekstrak buah
stroberi pada formula yang dibuat. Tabel 4.7
Hasil uji evaluasi waktu hancur tablet Waktu Hancur
Formula Persyaratan
6 8
10 12
Dengan cakram 12,25
12,11 13,32
11,12 ≤ 15 menit
Universitas Sumatera Utara
40
Gambar 4.6 Histogram waktu hancur tablet
Dari Gambar 4.6 diatas dapat dilihat bahwa keempat formula memenuhi persyaratan waktu hancur pada Farmakope Indonesia Edisi IV yaitu tidak lebih
dari 15 menit.
4.5.5 Uji Keragaman Bobot
Uji keragaman bobot tablet parasetamol dapat dilihat pada Tabel 3.8
Tabel 4.8 Hasil Uji Keragaman Bobot
Formula Kadar rata – rata
Simpangan baku relatif F1
94,70 0,34
F2 100,35
0,16 F3
100,60 0,23
F4 100,69
0,12 Syarat
85,0 - 115,0 6,0
Keterangan F1 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 6
F2 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 8 F3 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 10
F4 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 12
Dari Tabel4.8 diatas dapat dilihat bahwa hasil uji keragaman bobot tablet memenuhi persyaratan. Persyaratan keseragaman bobot atau keseragaman
kandungan terletak antara 85,0 hingga 115,0 dari yang tertera pada etiket dan
Universitas Sumatera Utara
41 simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0 Ditjen POM, 1995.
45.6 Uji Disolusi
Uji disolusi tablet parasetamol dapat dilihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9 Hasil Uji Disolusi Tablet
No Formula
Kadar 1
F1 87,14± 0,17
2 F2
87,12± 0,12 3
F3 86,92± 0,10
4 F4
87,10 ± 0,12 Keterangan
F1 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 6 F2 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 8
F3 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 10 F4 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 12
Berdasarkan Tabel 4.10 diatas hasil uji disolusi tablet dari keempat formula memenuhi persyaratan uji disolusi. Menurut Farmakope Indonesia Edisi
IV 1995 persyaratan uji disolusi, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan
yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam
persentasi kadar pada etiket, angka 5 dan 15 dalam tabel adalah persentasi kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q.
Toleransi dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80 Q parasetamol, dari jumlah yang tertera pada etiket Ditjen POM, 1995 .
4.5.7 Uji Penetapan Kadar Parasetamol
Hasil Pembuatan Kurva Serapan Maksimum dan Kurva Kalibrasi Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV 1995, parasetamol memberikan
serapan maksimum pada panjang gelombang sekitar 243 nm didalam larutan dapar fosfat pH 5,8. Hasil pengukuran secara spektrofotometri ultraviolet larutan
Universitas Sumatera Utara
42 parasetamol BPFI dalam dapar fosfat pH 5,8 yang dilakukan diperoleh serapan
maksimum pada panjang gelombang 243,0 nm dan serapan 0,433. Dengan demikian, panjang gelombang maksimum yang didapat sesuai dengan literatur.
Kurva Serapan Parasetamol BPFI dalam Dapar Fosfat pH 5,8 pada c = 6,5 mcgmL
Data Panjang Gelombang Maksimum dan Absorbansi Parasetamol BPFI dalam Dapar Fosfat pH 5,8 pada c = 6,5 mcgmL
Dari hasil penentuan linieritas kurva kalibrasi Parasetamol BPFI dalam rentang konsentrasi 3,200 mcgmL hingga 8,800 mcgmL
pada λ maks = 243 nm diperoleh persamaan regresi : Y = 0,060981 X + 0,089148 dengan nilai r =
0,9993. Menurut Ermer 2005, nilai r yang mendekati 1, menunjukkan korelasi yang linier yang menyatakan adanya hubungan antara X konsentrasi dan Y
serapan.
Universitas Sumatera Utara
43 Kurva Kalibrasi Parasetamol BPFI dalam Dapar Fosfat pH 5,8 secara Spektro
Ultraviolet pada λ = 243,0 nm Tabel 4.10
Hasil Penetapan Kadar Tablet Parasetamol
No Formula
Kadar 1
F1 95,00 ± 1,36
2 F2
101,04 ± 0,55 3
F3 101,28 ± 0,38
4 F4
101,73 ± 0,14 Syarat: Kadar = 90,0-110,0
Keterangan : F1 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 6
F2 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 8 F3 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 10
F4 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 12
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, tablet parasetamol mengandung parasetamol tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 110,0 dari jumlah
yang tertera pada etiket. Dari hasil penetapan kadar tablet parasetamol, diperoleh kadar tablet F1 sebesar 95,00, F2 sebesar 101,04, F3 sebesar 101,28, F4
sebesar 101,73. Dari data tersebut kadar tablet tiap formula bervariasi, namun kadar tersebut masih memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Farmakope
Universitas Sumatera Utara
44 Indonesia Edisi IV. Kadar parasetamol dalam tablet berkisar antara 95,00
sampai 101,73.
3.6 Uji Hedonik
Data tentang nilai kesukaan warna terhadap keempat perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Histogram perlakuan terhadap nilai kesukaan warna
Dari Gambar 4.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai kesukaan warna pada masing-masing konsentrasi adalah, F1 konsentrasi 6 memiliki nilai rata-rata
sebesar 1,9 , F2 konsentrasi 8 memiliki nilai rata-rata sebesar 3,15 F3 konsentrasi 10 memiliki nilai rata-rata sebesar 2,9 dan F4 konsentrasi 12
memiliki nilai rata-rata sebesar 1,85. Dari histogram diatas menunjukkan bahwa F2 konsentrasi 8 menghasilkan nilai rata-rata paling tinggi yaitu 3,15
.
Disimpulkan bahwa F2 konsentrasi 8 merupakan konsentrasi pewarna yang memberikan warna yang paling baik dan paling disukai panelis, sehingga
konsentrasi ini dipilih sebagai pewarna tablet parasetamol anak-anak.
1,9 3,15
2,9 1,85
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5
1 2
3 4
U ju H
edo ni
k
Formula
Uji Hedonik
Universitas Sumatera Utara
45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Ekstrak buah stroberi Fragaria vesca L. dapatdigunakan sebagai
pewarna tablet. b.
Konsentrasi ekstrak buah stroberi Fragaria vesca L. yang disukai sebagai pewarna tablet adalah8.
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya menguji stabilitas warna tablet. sehingga dapat dilihat stabilitas pewarna dari ekstrak buah stroberi sebagai
pewarna tablet yang lebih baik dan disarankan agar menambahkan bahan pewarna dengan cara basah yaitu mencampurkan pewarna kedalam bahan pengikat agar
warna terlihat lebih merata karena buah stroberi mudah teroksidasi.
Universitas Sumatera Utara