11 2.Bebas dari kerusakan seperti pecah pada permukaan dan sisi-sisi tablet.
3.Dapat menjamin kestabilan fisik maupun kimia dari zat berkhasiat yang terkandung di dalamnya.
4.Dapat membebaskan zat berkhasiat dengan baik sehingga memberikan efek pengobatan seperti kehendaki.
Tablet dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih zat aktif dengan satu atau tanpa berbagai eksipien yang
meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan sifat antilekat dan dibuat dengan mengempa
campuran serbuk dalam mesin tablet Siregar dan Wikarsa, 2010.
2.4.1 Bentuk tablet
Tablet terdapat dalam berbagai ragam bentuk, ukuran, bobot, kekerasan, ketebalan, sifat disolusi dan disintegrasi dan dalam aspek lain, tergantung pada
pemggunaan yang dimaksudkan dan metode penggunaanya. Tablet biasanya berbentuk bundar dengan permukaan datar, atau konveks. Bentuk khusus seperti
kaplet, segitiga, lonjong, empat segi dan segi enam dikembangkan oleh beberapa pabrik untuk membedakan produknya terhadap produk pabrik lainnya. Tablet
dapat dihasilkan dalam berbagai bentuk, dengan membuat punch dan lubang kempa cetakan yang didesain secara khusus.
Tablet adalah sediaan solid mengandung zat aktif yang dapat diberikan secara oral dan ditelan, tablet yang hanya ditempatkan di dalam rongga mulut
tanpa ditelan, tablet oral yang dikunyah dulu lalu ditelan, atau hanya dikulumdihisap Siregar dan Wikarsa, 2010.
2.4.2 Bahan pewarna tablet Zat warna ditambahkan dalam seediaan tablet untuk memperindah tablet,
Universitas Sumatera Utara
12 membedakan dosis, spesifikasi dari pabrik, untuk memudahkan pengawasan
misalnya warna yang pudar menunjukkan bahwa tablet tersebut telah rusak. Zat warna yang dipakai harus memenuihi persyaratan Dirjen Pengawasan
Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Koswara, 2009. Ada 2 cara penambahan zat warna yaitu:
1. Cara basah
Bahan warna dilarutkan dalam larutan bahan pengikat kemudian ditambahkan kedalam serbuk yang akan digranulasi.
2. Cara kering
Bahan warna dicampurkan dalam keadaan kering ke dalam campuran serbuk kemudian baru ditambahkan larutan bahan pengikat. Konsentrasi zat warma
yang biasa dipakai 0,33 Soekemi, dkk., 1987.
2.4.3 Metode pembuatan sediaan tablet
Tablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi kering dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah untuk
meningkatkan aliran campuran dan atau kemampuan kempa Depkes RI., 1995.
Metode pembuatan tablet didasarkan pada sifat fisika kimia dari bahan obat, seperti stabilitas dari bahan aktif dalam panas atau terhadap air, bentuk
partikel bahan aktif dan sebagiannya.
Metode pembuatan sediaan tablet yaitu a.
Cetak langsung Cetak langsung adalah pencetakan bahan obat atau campuran bahan obat
bahan pembantu tanpa proses pengolahan awal. Cara ini hanya dilakukan untuk bahn-bahan tertentu saja yang berbentuk butir-butir granul yang mempunyai
sifat-sifat yang diperlukan untuk membuat tablet yang baik.
Universitas Sumatera Utara
13 Keuntungan utama dari cetak langsung ini adalah untuk bahan obat yang
peka lembab dan panas, dimana stabilitasnya terganggu akibat pekerjaan granulasi, tetapi dapat dibuat menjadi tablet Voigt, 1995.
b. Granulasi kering
Granulasi kering disebut juga slugging atau prekompresi. Cara ini sangat tepat untuk tabletasi zat-zat yang peka suhu atau bahan obat yang tidak stabil
dengan adanya air. Obat dan bahan pembantu pada mulanya dicetak dulu, artinya mula-mula
dibua tablet yang cukup besar, yang massany tidak tertentu, selanjutnya terjadi penghancuran tablet yang dilakukan dalam mesin penggranul kering, atau dalam
hal yang sederhana dilakukan diats sebuah ayakan. Granulat yang dihasilkan kemudian dicetak dengan takaran yang dikehendaki Voigt, 1995.
Metode ini digunakan pada keadaan dosis efektif terlalu tinggi untuk pencetakan langsung, obatnya peka terhadap pemanasan, kelembaban atau
keduanya Lachman, dkk., 1994. c.
Granulasi basah Pada teknik ini juga memerlukan langkah-langkah pengayakan,
penyampuran dan pengeringan. Pada granulasi basah, granul dibentuk dengan suatu bahan pengikat. Teknik ini membutuhkan larutan, suspense atau bubur yang
mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk. Cara penambahan bahan pengikat tergantung pada kelarutannya dan
tergantung pada komponen campuran. Karena massa hanya sampai konsistensi lembab bukan basah seperti pasta, maka bahan pengikat yang ditambahkan tidak
boleh berlebihan Banker dan Anderson, 1994.
Universitas Sumatera Utara
14 Proses pengeringan diperlukan oleh seluruh cara granulasi basah untuk
menghilangkan pelarut yang dipakai pada pembentukan gumpalan-gumpalan granul dan untuk mengurangi kelembaban sampai pada tingkat yang optimum
Banker dan Anderson, 1994.
2.4.4 Komposisi tablet