Uraian Tumbuhan Antosianin TINJAUAN PUSTAKA

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

Stroberi Fragaria vesca L. bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Negara penghasil stroberi utama di dunia adalah Amerika Serikat. Negara produsen kedua setelah Amerika Serikat adalah Eropa, kemudian disusul oleh Jepang dan Meksiko. Di Amerika Serikat, terdapat 13 negara bagian penghasil stroberi. Negara bagian penghasil terbesar adalah California, kemudian menyebar ke Indonesia Budiman dan Saraswati, 2005.

2.1 .1 Sistematika tumbuhan

Sistematika buah stroberi Fragaria vesca L. sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Rosales Suku : Rosaceae Marga : Fragaria Jenis : Fragaria vesca L.

2.1.2 Morfologi tumbuhan

Tanaman stroberi merupakan tumbuhan menjalar dengan batang yang bercabang-cabang, panjang batang berkisar 20 cm. Daun merupakan daun majemuk ganjil, warna hijau, batang dan tangkai daun berwarna hijau, anak daun sebanyak 4 sampai 6 lembar. Universitas Sumatera Utara 5 Batang utama tanaman stroberi sangat pendek. Daun-daun terbentuk di setiap buku. Pada ketiak daun terdapat pucuk aksilar. Daun stroberi merupakan daun trifoliate dengan tepi bergerigi. Akar stroberi dewasa umumnya mempunyai 20- 35 akar primer dengan panjang akar sekitar 40 cm. Namun ada juga jenis stroberi yang mempunyai 100 akar primer. Akar primer dapat bertahan lebih dari satu tahun. Bunga tanaman stroberi mempunyai 5 kelopak, 5 daun mahkota, 20- 35 benang sari, dan ratusan pistil putik yang menempel pada dasar bunga dengan pola melingkar. Bunga tersusun dalam infloresens malai yang terletak di ujung tanaman. Pada kondisi pertumbuhan yang cocok, crown cabang yang muncul dari ketiak daun terakhir akan membentuk bunga pada ujungnya sehingga timbul kesan dua infloresens dalam satu tanaman. Buah stroberi berwarna merah merupakan buah semu yang sebenarnya merupakan receptacle yang membesar. Buah sejati yang berasal dari ovul yang telah diserbuki berkembang menjadi buah kering dengan biji keras. Bunga primer mempunyai jumlah pistil terbanyak, yaitu lebih dari 400 buah. Jumlah pistil pada bunga sekunder antara 200- 300 buah, sedangkan pada buah tersier hanya 50- 150 buah,oleh karena itu, ukuran buah terbesar adalah buah yang berasal dari bunga primer, kemudian disusul oleh bunga sekunder, tersier, kuartener, dan kuiner. Stolon adalah batang yang tumbuh horizontal sepanjang permukaan tanah Budiman dan Saraswati, 2005.

2.1.3 Kandungan kimia dari stroberi

Kandungan kimia dari buah stroberi sangat banyak tetapi selain itu buah stroberi mengandung gizi yang cukup lengkap antara lain protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfat, besi, energi, air dan vitamin. Kandungan gizi komposisi kimia buah stroberi secara lengkap di tunjukkan dalam Tabel 2.1 Universitas Sumatera Utara 6 Tabel 2.1. Kandungan gizi buah stroberi segar Depkes,RI.,1979. Kandungan Gizi Nilai Satuan Energi 37 kalori Protein 0,8 g Lemak 0,5 g Karbohidrat 8,0 g Kalsium 28 mg Fosfat 27 mg Besi 0,8 mg Vitamin A 60 SI Vitamin B 0,03 g Vitamin C 60 mg Air 89,9 g

2.1.4 Kegunaan tumbuhan

Buah stroberi pada zaman Yunani kuno diangkat sebagai lambang dewi Cinta ini mampu mencegah jantung koroner dan menekan darah tinggi. Stroberi juga bisa mengatasi masalah pencernaan, hati, rematik, radang, sendi dan encok. Buah stroberi berguna membantu penyerapan zat besi dari sayuran yang dikonsumsi. Selain itu, buah stroberi dapat membantu proses diet karena mengandung antikarsinogen Buah yang hanya sedikit mengandung gula ini juga sesuai untuk diet bagi penderita diabetes. Buah stroberi dapat dimanfaatkan untuk kecantikan, diantaranya obat jerawat, mempercantik kulit, menjadikan gigi putih, serta meningkatkan kekuatan otak dan penglihatan Budiman dan Saraswati, 2005.

2.1.5 Pewarna alami

Pewarna telah lama digunakan pada makanan untuk meningkatkan cita rasanya. Pada mulanya zat warna yang digunakan adalah zat warna alami dari tumbuhan dan hewan. Pewarna alami sebenarnya tidak semahal yang diperikirakan masyarakat dan pembuatannya juga sangat mudah. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pewarna ditumbuk Saati dan Hidayat, 2006. Universitas Sumatera Utara 7 Menurut Saati dan Hidayati, 2006 beberapa contoh pewarna alami yang biasa digunakan untuk mewarnai makanan yaitu : 1. Karoten, memberikan warna jingga sampai merah. Dapat diperoleh dari wortel, papaya dan sebagainya. 2. Kurkumin, berasal dari kunyit sebagai salah satu bumbu dapur dan memberikan warna kuning. 3. Antosianin, memberikan warna merah, oranye, ungu, dan biru. Banyak terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu, bunga tasbih, anggur, apel, stroberi, manggis dan lain-lain. 4. Karamel, memberikan coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis pemecahan karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. 5. Klorofil, memberikan warna hijau dan diperoleh dari daun. Pigtmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan seperti daun suji, daun pandan, daun katuk dan sebagainya. Dedauna tersebut sebagai penghasil warna hijau untuk berbagai jenis kue jajana pasar dan memiliki aroma yang khas Saati dan Hidayati, 2006. 6. Biksin, memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji pohon Bixa orellana yang terdapat di daerah tropis. 7. Tanin, menghasilkan warna coklat, terdapat dalam getah.

2.16 Antosianin

Antosianin merupakan pewarna alami ang diperoleh dari buah stroberi Fragaria vesca L. . Antosianin dapat dijadikan pewarna alami dibandingkan dengan pewarna sintesis adalah antosianin yang tidak mengandung racun yang berbahaya serta rendahnya kandungan trigliserida dan asam lemak bebas Igarashi et al., 1990. Universitas Sumatera Utara 8 Antosianin ditemukan di alam pada berbagai tumbuhan baik pada buah- bauhan maupun sauran, yang menyediakan berbagai warna ang bervariasi dari merah sampai ungu. Antosianin merupakan senyawa flavonoid yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan. Umumnya senyawa flavonoid berfungsi sebagai antioksidan primer. Antosianin dalam bentuk aglikon lebih aktif daripada nentuk aglikosidanya. Dalam buah stroberi antosianin dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh, yang mana dapat berperan sebagai agen antioksidan dalam tubuh Koswara, 2009.

2.2 Ekstraksi