41 simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0 Ditjen POM, 1995.
45.6 Uji Disolusi
Uji disolusi tablet parasetamol dapat dilihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9 Hasil Uji Disolusi Tablet
No Formula
Kadar 1
F1 87,14± 0,17
2 F2
87,12± 0,12 3
F3 86,92± 0,10
4 F4
87,10 ± 0,12 Keterangan
F1 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 6 F2 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 8
F3 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 10 F4 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 12
Berdasarkan Tabel 4.10 diatas hasil uji disolusi tablet dari keempat formula memenuhi persyaratan uji disolusi. Menurut Farmakope Indonesia Edisi
IV 1995 persyaratan uji disolusi, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan
yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam
persentasi kadar pada etiket, angka 5 dan 15 dalam tabel adalah persentasi kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q.
Toleransi dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80 Q parasetamol, dari jumlah yang tertera pada etiket Ditjen POM, 1995 .
4.5.7 Uji Penetapan Kadar Parasetamol
Hasil Pembuatan Kurva Serapan Maksimum dan Kurva Kalibrasi Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV 1995, parasetamol memberikan
serapan maksimum pada panjang gelombang sekitar 243 nm didalam larutan dapar fosfat pH 5,8. Hasil pengukuran secara spektrofotometri ultraviolet larutan
Universitas Sumatera Utara
42 parasetamol BPFI dalam dapar fosfat pH 5,8 yang dilakukan diperoleh serapan
maksimum pada panjang gelombang 243,0 nm dan serapan 0,433. Dengan demikian, panjang gelombang maksimum yang didapat sesuai dengan literatur.
Kurva Serapan Parasetamol BPFI dalam Dapar Fosfat pH 5,8 pada c = 6,5 mcgmL
Data Panjang Gelombang Maksimum dan Absorbansi Parasetamol BPFI dalam Dapar Fosfat pH 5,8 pada c = 6,5 mcgmL
Dari hasil penentuan linieritas kurva kalibrasi Parasetamol BPFI dalam rentang konsentrasi 3,200 mcgmL hingga 8,800 mcgmL
pada λ maks = 243 nm diperoleh persamaan regresi : Y = 0,060981 X + 0,089148 dengan nilai r =
0,9993. Menurut Ermer 2005, nilai r yang mendekati 1, menunjukkan korelasi yang linier yang menyatakan adanya hubungan antara X konsentrasi dan Y
serapan.
Universitas Sumatera Utara
43 Kurva Kalibrasi Parasetamol BPFI dalam Dapar Fosfat pH 5,8 secara Spektro
Ultraviolet pada λ = 243,0 nm Tabel 4.10
Hasil Penetapan Kadar Tablet Parasetamol
No Formula
Kadar 1
F1 95,00 ± 1,36
2 F2
101,04 ± 0,55 3
F3 101,28 ± 0,38
4 F4
101,73 ± 0,14 Syarat: Kadar = 90,0-110,0
Keterangan : F1 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 6
F2 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 8 F3 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 10
F4 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 12
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, tablet parasetamol mengandung parasetamol tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 110,0 dari jumlah
yang tertera pada etiket. Dari hasil penetapan kadar tablet parasetamol, diperoleh kadar tablet F1 sebesar 95,00, F2 sebesar 101,04, F3 sebesar 101,28, F4
sebesar 101,73. Dari data tersebut kadar tablet tiap formula bervariasi, namun kadar tersebut masih memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Farmakope
Universitas Sumatera Utara
44 Indonesia Edisi IV. Kadar parasetamol dalam tablet berkisar antara 95,00
sampai 101,73.
3.6 Uji Hedonik