Identifikasi Sistem Perawatan Aktual

Tabel 5.2. Frekuensi Kerusakan Mesin-Mesin Produksi Sterilizer di PT. Pancakarsa Bangun Reksa Periode November 2013 sd Oktober 2014 Lanjutan No Nama mesin Kode Komponen Frekuensi Total C-3 Selenoid Valve 8 C-4 Fan 8 C-5 Trafo Switching 9 D Drilling D-1 Drill chuck 8 31 D-2 V-block 10 D-3 Scriber 7 D-4 T-bolt 6 E Shanding master E-1 Solonoid Fuld 4 15 E-2 Bearing Bushing 11 Sumber: PT. Panckarsa Bangun Reksa

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Identifikasi Sistem Perawatan Aktual

Adapun sistem perawatan mesin dan peralatan pada PT. Pancakarsa Bangun Reksa, antara lain : 1. Perawatan mesin sebelum proses pengolahan dimulai Perawatan dilakukan dengan membersihkan mesin-mesin. 2. Pembersihan mesin setelah proses pengolahan selesai Membersihkan serbuk-serbuk besi yang terdapat pada mesin setelah pengolahan sterilizer selesai. 3. Pembongkaran mesin untuk mengganti komponen mesin yang rusak Universitas Sumatera Utara Perawatan dilakukan dengan mengganti atau memperbaiki komponen yang rusak bila terdapat kegagalan fungsi akibat kerusakan komponen-komponen pada mesin tertentu. 4. Pembongkaran mesin secara keseluruhan jika diperlukan Pembongkaran mesin secara keseluruhan dilakukan apabila mesin tidak dapat berfungsi sama sekali. Lamanya waktu perbaikan bervariasi tergantung pada kerusakan yang ditemukan pada waktu pembongkaran. Tingkat kerusakan mesin yang terjadi pada perusahaan saat ini masih tergolong tinggi, dikarenakan perawatan terhadap mesin produksi sterilizer tidak optimal sehingga menyebabkan tingginya downtime yang mengganggu proses produksi menjadi terhambat. Dalam hal ini metode wawancara dengan pihak maintenance dan juga operator akan cukup efektif digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab tingginya downtime mesin produksi. Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja, maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 4 faktor penyebab utama yang signifikan yang perlu diperhatikan, yaitu: a. Manusia Man b. Metode Kerja Work method c. Mesin atau peralatan kerja lainnya MachineEquipment d. Lingkungan kerja Work environment Analisis yang diberikan setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Mesinperalatan. Kerusakan yang terjadi pada mesin-mesin produksi dikarenakan maintenanceperawatan yang kurang, umur dari mesin yang sudah tua dan juga kesalahan operasi kerja. 2. Operator. Rendahnya ketelitian dan kepedulian operator menjadi faktor penyebab dimana kurangnya pemahaman operator terhadap mesin produksi dan juga komunikasi antar operator belum baik. 3. Metode kerja. Proses perawatan yang kurang baik, dimana sistem perawatan perusahaan masih bersifat corrective maintenance. Kurangnya tindakan pemeliharaan dan tidak adanya jadwal pergantian komponen berdampak terhadap downtime. 4. Lingkungan. Suhu yang tinggi akibat ventilasi yang kurang serta pertukaran panas yang tidak seimbang akan menghambat kinerja mesin-mesin produksi untuk tetap menjaga reliabilitykehandalan. Dengan demikian untuk dapat mengidentifikasi lebih detail penyebab masalah tersebut, maka digunakan pertanyaan “Mengapa Terjadi?” sehingga Universitas Sumatera Utara diperoleh akar atau sumber penyebab masalah dalam bentuk level yang diyakini merupakan akar masalah yang ingin dipecahkan 14 . Tabel 5.3. Identifikasi Penyebab Tingginya Downtime Mesin Faktor Umum Operator Metode Mesin Lingkungan Mengapa Terjadi? Tingkat 1 Rendahnya ketelitian dan kepedulian operator Masih bersifat corrective maintenance Mesin tidak berfungsi rusak Suhu tinggi Tingkat 2 Kurangnya pemahaman operator terhadap mesin produksi Tidak ada jadwal pergantian komponen -Kesalahan operasi kerja -Kurang identifikasi kerusakan dini - Umur mesin Ventilasi yang kurang Tingkat 3 Komunikasi antar operator belum baik Prosedur perawatan tidak terjadwal SOP dan jadwal perawatan tidak efektif Pertukaran panas tidak seimbang Sumber : Hasil Observasi dan Wawancara di PT. Pancakarsa Bangun Reksa 14 Dorothea Wahyuni, Pengendalian Kualitas Statistik. Hal 19-21. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil identifikasi penyebab tingginya downtime pada Tabel 5.3, maka digambarkan diagram sebab akibat cause and effect diagram yang dapat dilihat pada Gambar 5.1. Tingginya Downtime Mesin Manusia Mesin Lingkungan Metode Kerusakan mesin Kurang Teliti Perawatan Corrective Suhu tinggi Kurang identifikasi kerusakan dini SOP dan jadwal perawatan tidak efektif Umur mesin Kesalahan operasi kerja Operator tidak paham Komunikasi tidak baik Tidak ada jadwal pergantian komponen Prosedur perawatan tidak baik Ventilasi tidak efektif Pertukaran panas tidak seimbang Gambar 5.1. Cause and Effect Diagram Penyebab Tingginya Tingkat Downtime Sistem Perawatan Aktual

5.2.2. Reliability Centered Maintenance RCM