c. Fungsi keandalan
d. Fungsi laju kerusakan
Grafik konsep keandalan dari komponen-komponen mesin diatas dapat dilihat pada Lampiran 6.
5.2.4. Perhitungan Total Minimum Downtime
Downtime didefinisikan sebagai waktu suatu komponen sistem tidak dapat digunakan tidak berada dalam kondisi yang baik sehingga membuat fungsi
sistem tidak berjalan. Prinsip dasar pendekatan total minimum downtime adalah untuk menekan periode kerusakan sampai batas minimum dalam menentukan
keputusan pergantian komponen interval pergantian komponen. 6.
Waktu yang diperlukan untuk mengganti komponen karena terjadi kerusakan disimbolkan dengan T
f
, dan waktu yang diperlukan untuk mengganti
Universitas Sumatera Utara
komponen berdasarkan interval waktu tindakan preventif disimbolkan sebagai T
p
. Nilai T
f
dan T
p
dari masing-masing komponen kritis dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut:
Tabel 5.11. Parameter Distribusi dan Lama Pergantian Kerusakan
No Komponen Pola Distribusi Parameter
Lama Pergantian T
f
menit T
p
menit
1 Roll Former
Gamma α = 1,7903 ; β = 19,674
80 65
2 Mosfet
Lognormal σ = 0,50341 ; µ = 3,4385
75 60
3 IGBT
Weibull =2,9805 ; = 24,394
4 V-Block
Gamma α = 2,0169 ; β = 19,061
5 Bearing Bushing
Lognormal σ = 0,60455 ; µ = 3,3454
Berdasarkan data pada Tabel 5.11 akan ditentukan total minimum downtime TMD sebagai interval penggantian komponen Rool Former distribusi
gamma, parameter =1,7903 =19,674, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perhitungan Fungsi Distribusi Kumulatif
Universitas Sumatera Utara
F1
F2
Untuk F3, F4, ..., Ft, hasil perhitungan diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.
2. Perhitungan banyaknya kerusakan dalam interval waktu 0,tp
Untuk: H0 = Selalu ditetapkan H0 = 0
H1 = =
=
H2 = =
= 9,382x 10
-1
Untuk H3, H3, ..., Ht, hasil perhitungan diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.
3. Perhitungan Total Minimum Downtime TMD
Universitas Sumatera Utara
Untuk D3, D4, ..., Dt, hasil perhitungan diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.
4. Dari hasil perhitungan nilai Dt diperoleh nilai Dt yang paling minimum
adalah pada D24 dengan nilai 0,4351. Dengan demikian interval pergantian untuk komponen Rool Former adalah 24 hari dapat dilihat pada Tabel 5.12
berikut ini.
Tabel 5.12. Perhitungan Total Minimum Downtime Komponen Rool Former
T FT
HT DT
1 1
0.00281 0.00281 0.9796784 2
0.00941 0.00943 0.9382823 3
0.01882 0.019 0.8881568
4 0.03051 0.03109 0.83521
5 0.04406 0.04543 0.7833617
6 0.05916 0.06185 0.7348566
Tabel 5.12. Perhitungan Total Minimum Downtime
Universitas Sumatera Utara
Komponen Rool Former Lanjutan
t FT
HT DT
1 7
0.07554 0.08022 0.6907699 8
0.09298 0.10044 0.6514421 9
0.11127 0.12245 0.616792 10
0.13026 0.14621 0.5865216 11
0.14979 0.17169 0.5602399 12
0.16974 0.19888 0.537534 13
0.18999 0.22778 0.5180067 14
0.21045 0.25838 0.5012936 15
0.23102 0.29071 0.4870705 16
0.25163 0.32478 0.4750538 17
0.27221 0.36062 0.4649978 18
0.29271 0.39827 0.4566915 19
0.31306 0.43774 0.4499541
Universitas Sumatera Utara
20 0.33323 0.47909 0.4446314
21 0.35317 0.52237 0.4405916
22 0.37285 0.56761 0.4377226
23 0.39223 0.61487 0.435929
24 0.4113
0.6642 0.4351296
25 0.43004 0.71567 0.4352552
26 0.44841 0.76933 0.4362475
27 0.46642 0.82525 0.4380566
28 0.48404 0.8835
0.4406408 29
0.50127 0.94414 0.4439649 30
0.5181 1.00725 0.4479995
31 0.53452 1.07291 0.4527202
32 0.55053 1.14119 0.4581071
33 0.56612 1.21217 0.4641441
34 0.5813
1.28595 0.4708186 35
0.59607 1.36259 0.4781209
Universitas Sumatera Utara
36 0.61043 1.4422
0.486044 37
0.62438 1.52487 0.4945833 38
0.63793 1.61068 0.5037364 39
0.65107 1.69974 0.5135026
Tabel 5.12. Perhitungan Total Minimum Downtime Komponen Rool Former Lanjutan
t FT
HT DT
1 40
0.66382 1.79214 0.5238831 41
0.67618 1.88798 0.5348807 42
0.68815 1.98737 0.5464995 43
0.69975 2.09041 0.5587448 44
0.71098 2.19721 0.5716234 45
0.72184 2.30787 0.5851428 46
0.73235 2.42252 0.5993117
Universitas Sumatera Utara
47 0.74251 2.54125 0.6141397
48 0.75233 2.6642
0.6296371 49
0.76182 2.79146 0.645815 50
0.77099 2.92317 0.6626854 51
0.77984 3.05943 0.6802606 52
0.78838 3.20038 0.6985537 53
0.79662 3.34612 0.7175784 54
0.80458 3.49679 0.7373487 55
0.81225 3.65251 0.7578791
Berdasarkan perhitungan Total Minimum Downtime untuk komponen kritis yang lain dapat dilihat di Lampiran 7, maka diperoleh interval pergantian
optimum untuk masing-masing komponen pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13. Interval Pergantian Optimal Komponen Kritis Sistem
No Komponen Interval Pergantian
Optimal hari
1 Rool Former
24
Universitas Sumatera Utara
2 Mosfet
23 3
IGBT 26
4 V-Block
25 5
Bearing Bushing 22
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Tindakan Perawatan Berdasarkan Pendekatan RCM
6.1.1. Analisis FMEA
Berdasarkan analisis FMEA pada proses produksi sterilizer PT. Pancakarsa Bangun Reksa, maka akan diketahui faktor penyebab kerusakan
komponen dan juga pengaruhnya terhadap fungsi sistem secara keseluruhan sehingga dapat ditemukan solusi tindakan perawatan komponen mesin yang
efektif. Dengan analisis FMEA juga dapat diperoleh nilai RPN Risk Priority Number untuk setiap komponen sehingga perawatan dapat difokuskan terhadap
komponen utama yang memiliki nilai prioritas terbesar dalam sistem proses produksi. Nilai RPN untuk setiap komponen yang telah diurutkan berdasarkan
prioritasnya dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. RPN Kegagalan Komponen Mesin
No Komponen
RPN 1
IGBT 300
2 Mosfet
240
3 Bearing
Bushing
240
4 Rool Former
160
5 V-Block
108
6 Scriber
63
Universitas Sumatera Utara