Preferensi Konsumen Teori Kepuasan Konsumen

5. Pendidikan

Menurut Sumarwan 2004, pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan seorang konsumen. Konsumen yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan sangan responsif terhadap informasi, pendidikan juga mempengaruhi konsumen dalam pilihan produk maupun merek. Pendidikan yang berbeda akan menyebabkan selera konsumen yang berbeda pula. Pendidikan yang rendah juga akan mencerminkan jenis pekerjaan dan pendapatan serta daya beli konsumen tersebut.

2.2.3 Preferensi Konsumen

Menurut Kotler 2000, preferensi konsumen didefinisikan sebagai suatu pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk barang dan jasa yang dikonsumsi. Preferansi konsumen menunjukkan kesukaan dari berbagai pilihan produk yang ada.Teori preferensi digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen. Misalnya ada konsumen yang ingin mengkonsumsi produk dengan sumberdaya terbatas, maka ia harus memilih alternatif sehingga nilai guna atau utilitas yang diperoleh mencapai optimal. Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai relatif penting setiap atribut yang terdapat pada suatu produk.Atribut fisik yang ditampilkan pada suatu produk dapat menimbulkan daya tarik pertama yang dapat mempengaruhi konsumen.Penilaian terhadap produk menggambarkan sikap konsumen terhadap produk tersebut dan sekaligus dapat mencerminkan perilaku konsumen dalam membelanjakan dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen memiliki sikap berbeda-beda dalam menimbang atribut yang dianggap penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang Universitas Sumatera Utara memberikan manfaat-manfaat yang dicarinya. Pasar sebuah produk sering disegmentasikan berdasarkan atribut yang menonjol dalam kelompok konsumen yang berbeda Kotler, 2000.

2.2.4 Teori Kepuasan Konsumen

Kepuasan adalah penilaian terhadap penampilan dan kinerja barang atau jasa, apakah dapat memenuhi tingkat keinginan, hasrat, kebutuhan, harapan dan tujuan yang sesuai.Artinya kepuasan konsumen adalah sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui barang atau jasa yang dibeli atau dikonsumsi. Teori yang menjelaskan bagaimana kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terbentuk adalah the expectancydisconfirmation model, yang mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasankonsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan apa yang sesungguhnya diperoleh konsumen dari produk yang dibeli tersebut Sumarwan, 2004. Berdasarkan fungsinya, produk dibagi menjadi tiga.Pertama, produk yang berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, disebut sebagai diskonfirmasi positif positive disconfirmation. Jika ini terjadi, maka konsumen akan merasa puas. Kedua, produk berfungsi seperti yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai konfirmasi sederhana simple confirmation. Produk tersebut tidak memberikan rasa puas, dan produk tersebut pun tidak mengecewakan konsumen. Konsumen akan memiliki perasaan netral. Ketiga, produk berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai diskonfirmasi negatif negative disconfirmation. Produk yang berfungsi buruk, tidak sesuai dengan harapan Universitas Sumatera Utara konsumen akan menyebabkan kekecewaan, sehingga konsumen merasa tidak puas. Menurut Kotler 2001, menyatakan bahwa terdapat ciri-ciri konsumen yang merasa puas. Ciri-ciri tersebut antara lain yaitu loyal terhadap produk, adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif rekomendasi kepada calon konsumen lain dan mengatakan hal-hal yang baik mengenai produk dan perusahaan, dan perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli merek lain. Empat metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen, yaituKotler, 2001: 1. Sistem Keluhan dan Saran 2. Ghost Shopping 3. Lost Consumer Analysis 4. Survey Kepuasan Pelanggan Terdapat tujuh alasan utama mengapa perlu melakukan pengukuran kepuasan konsumen, yaituGerson, 2008 : 1. Untuk mempelajari persepsi konsumen. 2. Untuk menentukan kebutuhan, keinginan, persyaratan dan harapan konsumen. 3. Untuk menutup kesejahteraan. 4. Untuk memeriksa apakah peningkatan mutu pelayan dan kepuasan konsumen sesuai dengan harapan anda atau tidak. 5. Kenapa peningkatan kinerja membawa peningkatan laba. 6. Untuk mempelajari bagaimana melakukannya dan apa yang harus dilakukan Universitas Sumatera Utara kemudian. 7. Untuk menerapkan proses perbaikan berkesinambungan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang pengaruh karakteristik dan preferensi konsumen terhadap jumlah konsumsi beras telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu.Penelitian tersebut dapat digunakan sebagai rujukan yang relevan bagi penelitian ini.Untuk pemaparan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Identifikasi Masalah Metode Analisis Hasil Penelitian Astuti 2008 Analisis Preferensi dan Kepuasan Konsumen Terhadap Beras Di Kecamatan Mulyorejo Surabaya Jawa Timur 1. Mengkaji karakteristik konsumen beras 2.Menganalisi s proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen dalam pembelian beras 3.Menganalisi s preferensi konsumen terhadap atribut-atribut beras 4.Menganalisi s kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut beras 5. Menyusun rekomendasi bauran Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk meringkas dan mempermudah pemahaman mengenai karakteristik dan proses pengambilan keputusan dalam pembelian beras oleh responden. Selain itu, digunakan juga ImportantPerf ormance Analisis IPA dan Customer Satisfaction Index CSI untuk melihat preferensi dan kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut Hasil dari analisis karakteristik responden adalah sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, telah menikah, pekerjaan ibu rumah tangga, bersuku Jawa, dan berada dalam usia matang sebagai pengambil keputusan terkait dengan konsumsi beras. Beberapa perbedaan karakteristik responden berdasarkan kelas sosial terkait tingkat pendidikan dan pendapatan keluarga per Universitas Sumatera Utara