Analisis Pengaruh Karakteristik Konsumen terhadap Jumlah Konsumsi Beras

5.3 Analisis Pengaruh Karakteristik Konsumen terhadap Jumlah Konsumsi Beras

Sebelum dilakukan estimasi dilakukan pengujian untuk memenuhi asumsi Regresi Linier Berganda yaitu: a. Uji Normalitas Setelah melalukan uji Kolmogorov Smirnov, diperoleh signifikansi sebesar 0,364 0,05 lihat pada lampiran 4 yang artinya data terdistribusi normal. b. Uji Gejala Multikolinieritas Setelah melihat tabel Coefficient terdapat nilai VIF untuk masing-masing variabel mempunyai nilai 10 dan nilai Tolerance 0,1 lihat pada lampiran 4 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa gejala multikolinearitas tidak terdapat dalam persamaan ini. c. Uji Gejala Heterokedastisitas Setelah melakukan metoda grafik dan uji Park untuk menguji heterokedastis maka didapat disimpulkan bahwa gejala heterokedastis tidak terdapat dalam persamaan ini, dimana bentuk dari grafiknya tidak menunjukkan pola tertentu dan nilai signifikansi dari variabel 0,840 0,05 lihat pada lampiran 4. d. Uji Autokeorelasi Setelah melakukan uji Durbin Watson, diperoleh du ≤ d ≤ 4 – du yakni 1,80 ≤ 1,990 ≤ 2,20 lihat pada lampiran 4 yang artinya tidak ada autokorelasi positif maupun negatif atau kecenderungannya ρ = 0. Maka setelah dilakukan pengujian asumsi regresi linier berganda didapatkan hasil akhir dari estimasi pengaruh karakteristik konsumen terhadap jumlah konsumsi beras sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11 Hasil Analisis Pengaruh Karakteristik Konsumen terhadap Jumlah Konsumsi Beras Variabel Koef. Regresi Std. Error t. Hit Sig Constant -8,010 5,259 -1,523 0,131 Usia 0,195 0,072 2,716 0,008 Pendapatan -1,534 10 -7 0.000 -1,600 0,113 Jumlah Anggota Keluarga 5,422 0,549 9,882 0,000 Pendidikan -0,516 0,765 -0,675 0,501 Kondisi Kesehatan 1,724 1,776 0,972 0,334 R² = 0,589 t- tabel = 1.671093 F- hitung = 26,989 F- tabel = 2.769431 Sumber: Data diolah dari lampiran 4 Berdasarkan Tabel 5.11 diperoleh persamaan sebagai berikut: Ŷ = -8,010 + 0,195 X1 – 1,534 10 -7 X2 + 5,422 X3 - 0,516 X4 + 1,724 D Keterangan: Ŷ = Jumlah konsumsi beras kgbulan X1 = Usia tahun X2 = Pendapatan Rpbulan X3 = Jumlah anggota keluarga jiwa X4 = Pendidikan D = 1 ; Kolesterol, penyakit lain, sehat D = 0 ; Diabetes Dari model dihasilkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,589. Hal ini menunjukkan bahwa 58,9 variasi variabel jumlah konsumsi beras telah dapat dijelaskan oleh variabel usia, pendapatan, jumlah angggota keluarga, kondisi kesehatan, dan pendidikan, sedangkan sisanya 41,1 dijelaskan oleh variabel Universitas Sumatera Utara lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Secara serempak pengaruh variabel usia, pendapatan, jumlah angggota keluarga, kondisi kesehatan, dan pendidikan nyata pada taraf 95. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis, diperoleh F-hitung = 26,989 F-tabel = 2,769431 dengan nilai signifikansi 0,000. Dari hasil analisis regresi dapat dilihat juga bahwa secara parsial karakteristik konsumen yang mempengaruhi jumlah konsumsi beras dijelaskan sebagai berikut: a. Hasil analisis usia terhadap jumlah konsumsi beras adalah 0,195, maka setiap peningkatan usia 1 tahun menyebabkan kenaikan konsumsi beras sebesar 0,195 kgbulan dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Tanda positif pada usia menunjukkan pengaruh positif pada jumlah konsumsi beras, yang artinya apabila usia meningkat maka jumlah konsumsi juga akan meningkat. Berdasarkan uji t diperoleh nilai t-hitung usia sebesar 2,716 t-tabel sebesar 1,671093 pada taraf kepercayaan 95 dengan nilai sign ifikansi 0,008 α 5 yang berarti terima H 1 artinya variabel usia berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi beras. b. Hasil analisis pendapatan terhadap jumlah konsumsi beras adalah -1,534 .10 -7 , maka setiap peningkatan pendapatan 1 rupiah menyebabkan penurunan konsumsi beras sebesar -1,534 .10 -7 kgbulan dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Tanda negatif pada pendapatan menunjukkan pengaruh negatif pada jumlah konsumsi beras, yang artinya apabila pendapatan meningkat maka jumlah konsumsi akan menurun. Berdasarkan uji t diperoleh nilai t- hitung pendapatan sebesar -1,600 t-tabel sebesar 1,671093 pada taraf Universitas Sumatera Utara kepercayaan 95 dengan nilai signifikansi 0,113 α 5 yang berarti terima H artinya pendapatan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi beras. c. Hasil analisis jumlah anggota keluarga terhadap jumlah konsumsi beras adalah 5,422, maka setiap peningkatan jumlah anggota keluarga 1 jiwa menyebabkan kenaikan konsumsi beras sebesar 5,422 kgbulan dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Tanda positif pada jumlah anggota keluarga menunjukkan pengaruh positif pada jumlah konsumsi beras, yang artinya apabila jumlah anggota keluarga meningkat maka jumlah konsumsi beras juga akan meningkat. Berdasarkan uji t diperoleh nilai t-hitung jumlah anggota keluarga sebesar 9,882 t-tabel sebesar 1,671093 pada taraf kepercayaan 95 dengan nilai signifikansi 0,000 α 5 yang berarti terima H 1 artinya jumlah anggota keluarga berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi beras. d. Hasil analisis pendidikan terhadap jumlah konsumsi beras adalah -0,516, maka setiap peningkatan pendidikan 1 tingkatan menyebabkan penurunan konsumsi beras sebesar 0,516 kgbulan dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Tanda negatif pada pendidikan menunjukkan pengaruh negatif pada jumlah konsumsi beras, yang artinya apabila pendidikan meningkat maka jumlah konsumsi akan menurun. Berdasarkan uji t diperoleh nilai t-hitung pendidikan sebesar -0,675 t-tabel sebesar 1,671093 pada taraf kepercayaan 95 dengan nilai signifikansi 0,501 α 5 yang berarti terima H artinya pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi beras. Universitas Sumatera Utara e. Hasil analisis kondisi kesehatan terhadap jumlah konsumsi beras adalah 1,726, artinya jika konsumen menderita penyakit diabetes, maka konsumsi beras tidak akan bertambah, namun konsumen menderita kolesterol, penyakit lain, atau sehat, maka konsumsi beras akan bertambah sebesar 1,726 kgbulan. Dengan kata lain, jumlah konsumsi beras jika konsumen berada dalam kondisi sehat, menderita kolesterol, atau penyakit lain lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah konsumsi beras ketika konsumen menderita penyakit diabetes. Berdasarkan uji t diperoleh nilai t-hitung kondisi kesehatan sebesar 0,972 t- tabel sebesar 1,671093 pada taraf kepercayaan 95 dengan nilai signifikansi 0,334 α 5 yang berarti terima H artinya kondisi kesehatan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi beras.

5.4 Analisis Hubungan Preferensi Konsumen dengan Jumlah Konsumsi Beras