e. Hasil analisis kondisi kesehatan terhadap jumlah konsumsi beras adalah 1,726,
artinya jika konsumen menderita penyakit diabetes, maka konsumsi beras tidak akan bertambah, namun konsumen menderita kolesterol, penyakit lain,
atau sehat, maka konsumsi beras akan bertambah sebesar 1,726 kgbulan. Dengan kata lain, jumlah konsumsi beras jika konsumen berada dalam kondisi
sehat, menderita kolesterol, atau penyakit lain lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah konsumsi beras ketika konsumen menderita penyakit diabetes.
Berdasarkan uji t diperoleh nilai t-hitung kondisi kesehatan sebesar 0,972 t- tabel sebesar 1,671093 pada taraf kepercayaan 95 dengan nilai signifikansi
0,334 α 5 yang berarti terima H artinya kondisi kesehatan tidak
berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi beras.
5.4 Analisis Hubungan Preferensi Konsumen dengan Jumlah Konsumsi Beras
Pengaruh preferensi konsumen pada masing-masing atribut beras terhadap jumlah
konsumsi beras dianalisis menggunakan chi-square. Berikut adalah hasil estimasinya:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.12 Hubungan Jenis Beras dengan Jumlah Konsumsi Beras
Jenis Beras Jumlah Konsumsi kgbulan Crosstabulation
Jumlah Konsumsi kgbulan Total
1-10 kg 11-20
kg 21-30
kg 31-40
kg 41-50
kg Jenis
Beras IR 64
Count 8
19 10
2 1
40 within Jenis
Beras 20.0 47.5 25.0
5.0 2.5 100.0
Ramos Count
2 6
3 1
12 within Jenis
Beras 16.7 50.0 25.0
8.3 0.0 100.0
Kuku Balam Count
9 11
12 32
within Jenis Beras
28.1 34.4 37.5 0.0
0.0 100.0 Kuku Balam
Super Count
1 1
3 5
within Jenis Beras
20.0 20.0 60.0 0.0
0.0 100.0 AAA
Count 1
2 3
within Jenis Beras
0.0 33.3 66.7 0.0
0.0 100.0 Beras Merah
Count 3
1 1
5 within Jenis
Beras 60.0 20.0
0.0 0.0 20.0 100.0
Beras Lainnya Count 1
1 1
3 within Jenis
Beras 33.3 33.3
0.0 0.0 33.3 100.0
Total Count
24 40
30 3
3 100
within Jenis Beras
24.0 40.0 30.0 3.0
3.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided Pearson Chi-Square
31.507
a
24 0.140
Contingency Coefficient 0.489
Sumber :Data diolah dari lampiran 5 Hasil analisis pada Tabel 5.12 menunjukkan bahwa konsumsi beras terbanyak
adalah beras jenis IR 64, dengan rincian 8 RT sampel mengkonsumsi sebanyak 1- 10 kg, 19 RT sampel mengkonsumsi sebanyak 11-20 kg, 10 RT sampel
mengkonsumsi sebanyak 21-30 kg, 2 RT sampel mengkonsumsi sebanyak 31-40 kg, dan 1 RT sampel mengkonsumsi sebanyak 41-50 kg. Sedangkan konsumsi
beras terendah adalah beras jenis AAA, dengan rincian 1 RT sampel
Universitas Sumatera Utara
mengkonsumsi sebanyak 11-20 kg dan 2 RT sampel mengkonsumsi sebanyak 21- 30 kg.
Dari hasil analisis diperoleh nilai chi-square sebesar 31,507 dengan tingkat signifikansi 0,140 dan nilai contingency coefficient sebesar 0,489.Tingkat
signifikansi 0,140 α 0.05 menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak.Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang nyata antara jenis beras dengan jumlah
konsumsi beras. Nilai contingency coefficient sebesar 0,489 berarti tingkat keeratan hubungan antara jenis beras dengan jumlah konsumsi beras sebesar
48,9.
Tabel 5.13 Hubungan Kepulenan dengan Jumlah Konsumsi Beras
Kepulenan Jumlah Konsumsi kgbulan Crosstabulation
Jumlah Konsumsi kgbulan Total
1-10 kg 11-20
kg 21-30
kg 31-40
kg 41-50
kg Kepulenan Pulen
Count 9
22 14
2 47
within Kepulenan
19.1 46.8
29.8 4.3
0.0 100.0 Sedang
Count 11
18 16
1 2
48 within
Kepulenan 22.9
37.5 33.3
2.1 4.2 100.0
Tidak Pulen
Count 4
1 5
within Kepulenan
80.0 0.0
0.0 0.0
20.0 100.0 Total
Count 24
40 30
3 3
100 within
Kepulenan 24.0
40.0 30.0
3.0 3.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided Pearson Chi-Square
18.292
a
8 0.019
Contingency Coefficient 0.393
Sumber :Data diolah dari lampiran 5 Dari hasil analisis pada Tabel 5.13 menujukkan bahwa pada tingkat kepulenan
beras pulen, jumlah RT sampel terbanyak mengkonsumsi beras sebanyak 11-20
Universitas Sumatera Utara
kg yaitu sebanyak 22 RT sampel. Pada tingkat keplenan sedang, jumlah RT sampel terbanyak mengkonsumsi beras sebanyak 11-20 kg yaitu sebanyak 18 RT
sampel. Sedangkan pada tingkat kepulenan tidak pulen, jumlah RT sampel terbanyak mengkonsumsi beras sebanyak 1-10 kg yaitu sebanyak 4 RT sampel.
Dari hasil analisis diperoleh nilai chi-square sebesar 18,292 dengan tingkat signifikansi 0,019.Tingkat signifikansi 0,019
α 0.05 menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.Hal ini berarti terdapat hubungan yang nyata antara
kepulenan dengan jumlah konsumsi beras. Nilai contingency coefficient sebesar 0,393 berarti tingkat keeratan hubungan antara kepulenan dengan jumlah
konsumsi beras sebesar 39,3.
Tabel 5.14 Hubungan Aroma Beras dengan Jumlah Konsumsi Beras
Aroma Beras Jumlah Konsumsi kgbulan Crosstabulation
Jumlah Konsumsi kgbulan Total
1-10 kg 11-20
kg 21-30
kg 31-40
kg 41-50
kg Aroma
Beras Pandan
Wangi Count
10 14
11 1
36 within Aroma
Beras 27.8 38.9 30.6
2.8 0.0 100.0
Tidak Beraroma
Count 13
20 17
2 3
55 within Aroma
Beras 23.6 36.4 30.9
3.6 5.5 100.0
Aroma Lainnya
Count 1
6 2
9 within Aroma
Beras 11.1 66.7 22.2
0.0 0.0 100.0
Total Count
24 40
30 3
3 100
within Aroma Beras
24.0 40.0 30.0 3.0
3.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided Pearson Chi-Square
5.638
a
8 0.688
Contingency Coefficient 0.231
Sumber :Data diolah dari lampiran 5
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis pada Tabel 5.14 menunjukkan bahwa jumlah RT sampel terbanyak yang mengkonsumsi beras dengan aroma pandan wangi sebanyak 14 RT sampel
dengan jumlah konsumsi sebanyak 11-20 kg.Jumlah RT sampel terbanyak yang mengkonsumsi beras tidak beraroma sebanyak 20 RT sampel dengan jumlah
konsumsi sebanyak 11-20 kg.Sedangkan jumlah RT sampel terbanyak yang mengkonsumsi beras dengan aroma lainnya sebanyak 6 RT sampel dengan jumlah
konsumsi sebanyak 11-20 kg. Dari hasil analisis diperoleh nilai chi-square sebesar 5,638 dengan tingkat
signifikansi 0,688.Tingkat signifikansi 0,688 α 0.05 menunjukkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak.Hal ini berartitidak terdapat hubungan yang nyata antara aroma beras dengan jumlah konsumsi beras. Nilai contingency coefficient sebesar
0,231 berarti tingkat keeratan hubungan antara aroma beras dengan jumlah konsumsi beras sebesar 23,1.
Tabel 5.15 Hubungan Daya Tahan dengan Jumlah Konsumsi Beras
Daya Tahan Jumlah Konsumsi kgbulan Crosstabulation
Jumlah Konsumsi kgbulan Total
1-10 kg 11-20
kg 21-30 kg 31-40 kg 41-50 kg
Daya Tahan
1 bulan Count 6
7 10
1 24
within Daya Tahan
25.0 29.2
41.7 0.0
4.2 100.0 1
bulan Count
18 33
20 3
2 76
within Daya Tahan
23.7 43.4
26.3 3.9
2.6 100.0 Total
Count 24
40 30
3 3
100 within Daya
Tahan 24.0
40.0 30.0
3.0 3.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided Pearson Chi-Square
3.463
a
4 0.484
Contingency Coefficient 0.183
Sumber :Data diolah dari lampiran 5
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis pada Tabel 5.15 menunjukkan bahwa jumlah RT sampel terbanyak yang mengkonsumsi beras dengan daya tahan 1 bulan sebanyak 10 RT sampel
dengan jumlah konsumsi sebanyak 21-30 kg. Sedangkan jumlah RT sampel terbanyak yang mengkonsumsi beras dengan daya tahan 1 bulan sebanyak 33
RT sampel dengan jumlah konsumsi sebanyak 11-20 kg. Dari hasil analisis diperoleh nilai chi-square sebesar 3,463 dengan tingkat
signifikansi 0,484 dan nilai contingency coefficient sebesar 0,183.Tingkat signifikansi 0,484
α 0.05 menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak.Hal ini berartitidak terdapat hubungan yang nyata antara daya tahan beras dengan
jumlah konsumsi beras. Nilai contingency coefficient sebesar 0,183 berarti tingkat keeratan hubungan antara daya tahan dengan jumlah konsumsi beras sebesar
18,3.
Tabel 5.16 Hubungan Harga dengan Jumlah Konsumsi Beras
Harga Jumlah Konsumsi kgbulan Crosstabulation
Jumlah Konsumsi kgbulan Total
1-10 kg 11-20
kg 21-30
kg 31-40
kg 41-50
kg Harga Rp 5.000
Count 1
1 1
3 within Harga
33.3 33.3
0.0 0.0
33.3 100.0 Rp 5.000 - Rp
10.000 Count
6 15
11 32
within Harga 18.8
46.9 34.4
0.0 0.0 100.0
Rp 10.000 - Rp 15.000
Count 14
23 19
3 2
61 within Harga
23.0 37.7
31.1 4.9
3.3 100.0 Rp 15.000
Count 3
1 4
within Harga 75.0
25.0 0.0
0.0 0.0 100.0
Total Count
24 40
30 3
3 100
within Harga 24.0
40.0 30.0
3.0 3.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided Pearson Chi-Square
20.102
a
12 0.065
Contingency Coefficient 0.409
Sumber :Data diolah dari lampiran 5
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis pada Tabel 5.16 menunjukkan bahwa pada tingkat harga Rp 5.000 konsumsi terbesar adalah sebanyak 41-50 kg dengan jumlah RT sampel sebanyak
1 RTsampel.Pada tingkat harga Rp 5.000 – Rp 10.000 konsumsi terbesar adalah 21-30 kg sebanyak 11 RT sampel. Pada tingkat harga Rp 10.000- Rp 15.000
konsumsi terbesar adalah 41-50 kg sebanyak 2 RT sampel, dan jumlah RT sampel terbanyak mengkonsumsi beras sejumlah 11-20 kg sebanyak 23 RT sampel.
Sedangkan pada tingkat harga Rp 15.000 konsumsi terbesar adalah 11-21 kg sebanyak 1 RT sampel.
Dari hasil analisis diperoleh nilai chi-square sebesar 20,102 dengan tingkat signifikansi 0,065 dan nilai contingency coefficient sebesar 0,409. Tingkat
signifikansi 0,065 α 0,05 menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berartitidak terdapat hubungan yang nyata antara harga dengan jumlah
konsumsi beras. Nilai contingency coefficient sebesar 0,409 berarti tingkat keeratan hubungan antara harga dengan jumlah konsumsi beras sebesar 40,9.
Tabel 5.17 Hubungan Bentuk Beras dengan Jumlah Konsumsi Beras
Bentuk Beras Jumlah Konsumsi kgbulan Crosstabulation
Jumlah Konsumsi kgbulan Total
Bentuk Beras
1-10 kg 11-20
kg 21-30
kg 31-40
kg 41-50
kg Premium
Count 4
2 4
1 1
12 within Bentuk Beras
33.3 16.7
33.3 8.3
8.3 100.0 Medium
Count 20
38 26
2 2
88 within Bentuk Beras
22.7 43.2
29.5 2.3
2.3 100.0 Total
Count 24
40 30
3 3
100 within Bentuk Beras
24.0 40.0
30.0 3.0
3.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided Pearson Chi-Square
4.987
a
4 0.289
Contingency Coefficient 0.218
Sumber :Data diolah dari lampiran 5
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis pada Tabel 5.17 menunjukkan bahwa baik pada beras premium maupun beras medium jumlah konsumsi terbesar adalah sebanyak 41-50 kg.Akan
tetapi, jumlah konsumsi beras medium lebih banyak dibandingkan dengan konsumsi beras premium.
Dari hasil analisis diperoleh nilai chi-square sebesar 4,987 dengan tingkat signifikansi 0,289 dan nilai contingency coefficient sebesar 0,218. Tingkat
signifikansi 0,289 α 0,05 menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berartitidak terdapat hubungan yang nyata antara bentuk beras dengan
jumlah konsumsi beras. Nilai contingency coefficient sebesar 0,218 berarti tingkat keeratan hubungan antara bentuk beras dengan jumlah konsumsi beras sebesar
21,8.
Tabel 5.18 Hubungan Ukuran Kemasan dengan Jumlah Konsumsi Beras
Ukuran Kemasan Jumlah Konsumsi kgbulan Crosstabulation
Jumlah Konsumsi kgbulan Total
Ukuran Kemasan 1-10 kg
11-20 kg
21-30 kg
31-40 kg
41-50 kg
Plastik 5 Kg Count
1 5
2 8
within Ukuran Kemasan 12.5 62.5
0.0 0.0 25.0 100.0
Karung 10 Kg Count
20 23
6 1
50 within Ukuran Kemasan
40.0 46.0 12.0 2.0
0.0 100.0 Karung 30 Kg
Count 1
20 1
22 within Ukuran Kemasan
4.5 0.0 90.9
4.5 0.0 100.0
Ukuran Bebas Count
2 12
4 1
1 20
within Ukuran Kemasan 10.0 60.0 20.0
5.0 5.0 100.0
Total Count
24 40
30 3
3 100
within Ukuran Kemasan 24.0 40.0 30.0
3.0 3.0 100.0
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. 2-sided Pearson Chi-Square
74.994
a
12 .000
Contingency Coefficient
.655
Sumber :Data diolah dari lampiran 5
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis pada Tabel 5.18 menunjukkan bahwa RT sampel terbanyak yang membeli beras dengan ukuran kemasan plastik 5 kg mengkonsumsi beras
sebanyak 11-20 kg yaitu 5 RT sampel dan konsumsi terbesarnya mencapai 41-50 kg sebanyak 1 RT sampel. RT sampel yang paling banyak membeli beras dengan
ukuran kemasan karung 10 kg mengkonsumsi beras sebanyak 11-20 kg yaitu 23 RT sampel dan konsumsi terbesarnya mencapai 31-40 kg sebanyak 1 RT sampel.
RT sampel yang paling banyak membeli beras dengan ukuran kemasan karung 30 kg mengkonsumsi beras sebanyak 21-30 kg yaitu 20 RT sampel dan konsumsi
terbesarnya mencapai 31-40 kg sebanyak 1 RTsampel. Sedangkan RT sampel yang paling banyak membeli beras dengan ukuran kemasan bebas mengkonsumsi
beras sebanyak 11-20 kg yaitu 12 RT sampel dan konsumsi terbesarnya mencapai 41-50 kg sebanyak 1 RTsampel.
Dari hasil analisis diperoleh nilai chi-square sebesar 74,994 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan nilai contingency coefficient sebesar 0,655. Tingkat
signifikansi 0,000 α 0,05 menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti terdapat hubungan yang nyata antara ukuran kemasan dengan
jumlah konsumsi beras. Nilai contingency coefficient sebesar 0,655 berarti tingkat keeratan hubungan antara ukuran kemasan dengan jumlah konsumsi beras sebesar
65,5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.19 Hubungan Lokasi Pembelian dengan Jumlah Konsumsi Beras
Lokasi Pembelian Jumlah Konsumsi kgbulan Crosstabulation
Jumlah Konsumsi kgbulan Total
1-10 kg
11-20 kg
21-30 kg
31-40 kg
41-50 kg
Lokasi Pembelian
Pasar Tradisional
Count 1
1 2
within Lokasi Pembelian
.0 50.0 50.0 .0
.0 100.0 Supermarket Count
4 6
1 1
12 within Lokasi
Pembelian 33.3 50.0
.0 8.3
8.3 100.0 Warung
Count 2
3 3
8 within Lokasi
Pembelian 25.0 37.5 37.5
.0 .0 100.0
Grosir Count
13 28
24 2
67 within Lokasi
Pembelian 19.4 41.8 35.8
3.0 .0 100.0
Lainnya Count
5 2
2 2
11 within Lokasi
Pembelian 45.5 18.2 18.2
.0 18.2 100.0 Total
Count 24
40 30
3 3
100 within Lokasi
Pembelian 24.0 40.0 30.0
3.0 3.0 100.0
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. 2-sided Pearson Chi-Square
24.296
a
16 .083
Contingency Coefficient .442
Sumber :Data diolah dari lampiran 5 Hasil analisis pada Tabel 5.19 menunjukkan bahwa RT sampel terbanyak
membeli beras yang mereka konsumsi di grosir, dengan RT sampel terbanyak mengkonsumsi beras sebanyak 11-20 kg dan konsumsi terbesar mencapai 31-40
kg. Sedangkan lokasi yang paling sedikit dipilih adalah pasar tradisional dengan jumlah konsumsi 11-20 kg sebanyak 1 RT sampel dan konsumsi sebanyak 21-30
kg sebanyak 1 RT sampel. Dari hasil analisis diperoleh nilai chi-square sebesar 24,296 dengan tingkat
signifikansi 0,083 dan nilai contingency coefficient sebesar 0,442. Tingkat
Universitas Sumatera Utara
signifikansi 0,083 α 0,05 menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berartitidak terdapat hubungan yang nyata antara lokasi pembelian dengan
jumlah konsumsi beras. Nilai contingency coefficient sebesar 0,442 berarti tingkat keeratan hubungan antara lokasi pembelian dengan jumlah konsumsi beras
sebesar 42,2.
Universitas Sumatera Utara
69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Karakteristik konsumen yang diteliti dalam penelitian ini meliputi usia,
pendapatan, jumlah anggota keluarga, kondisi kesehatan, dan pendidikan. 2.
Preferensi konsumen terhadap atribut-atribut beras pada tingkatan pendapatan Rp 2.500.000 menunjukkan tingkat kepuasan sangat puas, sedangkan tingkat
pendapatan lainnya, pada tingkatan pendapatan Rp 2.500.000 – Rp 6.000.000, Rp 6.000.000 – Rp 10.000.000, Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000 dan Rp
15.000.000 merasa puas dengan kinerja atribut-atribut beras tersebut. 3.
Karakteristik konsumen yaitu usia, pendapatan, jumlah anggota keluarga, kondisi kesehatan, dan pendidikan berpengaruh nyata secara sempak terhadap
jumlah konsumsi beras. Hanya usia dan jumlah anggota keluarga yang berpengaruh nyata secara parsial terhadap jumlah konsumsiberas, sedangkan
pendapatan, kondisi kesehatan, dan pendidikan tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap jumlah konsumsi beras.
4. Atribut kepulenan dan kemasan memiliki hubungan yang nyata terhadap
jumlah konsumsi beras, sedangkan atribut yang lainnya tidak.
6.2 Saran
4. Pemerintah sebaiknya mendukung terciptanya kualitas beras yang sesuai
keinginan konsumen dengan menyediakan input produksi yang bermutu dengan harga terjangkau.
5. Kepada produsen atau pengusaha beras untuk cermat dalam memilih jenis
dan kualitas beras yang akan diproduksidipasarkan.
Universitas Sumatera Utara