71 Selama  proses  wawancara,  tidak  ada  yang  mengetuk  pintu
kamar Febrisehingga proses wawancara berjalan lancar. Hanya saja terkadang  terdengar  suara-suara  kecil  yang  timbul  dari  ruang
televisi  yang  menurut  penuturan  Febri  memang  berada  di  sebelah kamarnya.  Namun  hal  tersebut  tidak  mengganggu  proses
wawancara.  Baik  peneliti  maupun  Febri  tetap  fokus  pada wawancara.
b. Rangkuman Hasil Wawancara
1. Latar Belakang Menjadi Lesbian
Febri  bukan  nama  yang  sebenarnya  merupakan  seorang perempuan  yang  berusia  18  tahun  dan  saat  ini  sedang  menempuh
pendidikan  di  salah  satu  Perguruan  Tinggi  di  kota  Medan.  Febri merupakan  perempuan  yang  memiliki  suku  batak  dan  diasuh
dengan penuh kasih sayang oleh kedua orangtua, terutama ibunya. Febri    merupakan  anak  kedua  dari  dua  bersaudara.  Ia  memiliki
seorang kakak laki-laki. Febri  dan  saudara  laki-lakinya  tidak  begitu  dekat.  Febri
mulai menyadari perasaan suka terhadap perempuan sejak duduk di bangku  Sekolah  Menengah  Atas.  Saat  itu  Febri  suka
memperhatikan  teman-teman  perempuannya  yang  memiliki pembawaan  tomboi.  Namun  pada  saat  itu  ia  belum  mengartikan
perasaan sukanya tersebut sebagai suatu ketertarikan atau perasaan suka  secara  seksual.  Febri  mengaku  bahwa  sebelum  menjadi
Universitas Sumatera Utara
72 lesbian  ia  adalah  perempuan  straightatau  penyuka  lawan  jenis.
Sebelumnya  ia  sempat  berpacaran  dengan  seorang  laki-laki  dan sangat  menyayangi  laki-laki  tersebut.  Berikut  pernyataan  Febri
yang berhubungan dengan jabaran di atas: “Iya pernah dulu sama cowok”
R1. W1. 040416. E. B36. H3 “…kerasa  betulnya  itu  pas  udah  pacaran  lah  ya,  tapi
dulu waktu aku SMA aku udah suka gitu liat cewek- cewek yang tomboy gitu
..” R1. W1. 040416. E. B54. H3
Hubungannya  dengan  laki-laki  yang  sebelumnya  sangat  ia sayangi  tersebut  harus  berakhir  akibat  laki-laki  tersebut  harus
melanjutkan  pendidikannya  di  luar  kota.  Menurut  Febri    alasan tersebut  sangat  tidak  pantas  dan  ia  merasa  sangat  terpukul.
Menurut  Febri,  laki-laki  tersebut  tidak  akan  selamanya  berada  di luar kota sehingga Febri  tidak dapat menerima alasan tersebut dan
ia  merasa  sakit  hati.  Bersamaan  dengan  retaknya  hubungan  Febri dengan  seorang  laki-laki,  salah  satu  teman  Febri  mengaku
homoseksual kepadanya. Febri merasa mulai saat itulah ia menjadi lebih  dekat  dengan  dunia  lesbian.  Namun  Febri  mengaku  bahwa
temannya  tersebut  tidak  pernah  memberi  dorongan  kepada  Febri untuk  masuk ke dalam dunia lesbian bahkan  cenderung melarang.
Berikut penuturan Febriberkaitan dengan hal tersebut: “Awalnya itu aku yang eee awalnya coba-coba aja kan.
Itu  emm  awalnya  karena  ada  temenku  yang  coming
Universitas Sumatera Utara
73 out
ke aku jadi dia bilang kalau dia itu homo, nah dari situlah aku mulai selangkah lebih dekat  eh hahah iya
haha jadi maksudnya aku jadi lebih dekat sama dunia belok  kaan.  Tapi  sebenarnya  teman  aku  itu  yang
homo  itu  ngewanti-wanti  aku  sebenarnya,  dia  sering bilang  kalo  aku  itu  aku  gak  boleh  jadi  homo  juga.
Terus  kebetulanlah  pula  pacar  aku  ini  ,  pacar  yang cowo  dulu,  mantan  mulai  berubah  sampe  akhirnya
kami  putus  tanpa  alasan  yang  kuat.  Hmm  kuat  sih sebenarnya  tapi  menurutku  itu  gak  pantes  dijadikan
alasan sama dia. Hah gitulah
” R1. W1. 040416. E. B76-87. H4
“Karena kami jauh, dia kuliah diluar kota. Hah gitulah, iya,  dia  bilangnya  karna  kamu  jauh  sih,  gak  taulah
kalo  misal  dianya  bohong.  Maksudnya  kan  dia  gak selamanya  juga  kan  diluar  kota  itu  kan,  tapi  dianya
kaya gitu, yaudahlah. Aku model yang kalo cinta jadi bakalan  cinta  banget  gitulo,  jadi  sama  dia  kemarin
gitu aku, sumpah itu sakit
...” R1. W1. 040416. E. B89-94. H4
Putus  dengan  laki-laki  tersebut  membuat  Febrimerasa kehilangan  dan  ada  saat  dimana  ia  merasa  bosan  dan  tidak  tahu
harus  berbuat  apa  sehingga  saat  itu  yang  ia  lakukan  adalah mengunduh    beberapa  aplikasi.  Salah  satu  aplikasi  yang
diunduhFebri  adalah  aplikasi  berbasis  umum  namun  ia  tidak memunculkan profil atau identitas pemilik akun. Di aplikasi inilah
Febri  akhirnya  berkomunikasi  dengan  pengguna  lainnya  yang merupakan  seorang  lesbian.  Febri  kemudian  menjadi  penasaran
dengan  dunia  lesbian,  ia  mulai  mengetahui  istilah-istilah  yang digunakan oleh lesbian hingga akhirnya ia mendapatkan pacar dari
Universitas Sumatera Utara
74 aplikasi  tersebut.Berikut  penuturan  Febri  yang  berkaitan  dengan
hal tersebut. “Hmm  iya  disitu  awalnya  aku  mulai  bencilah  sama
cowok.  Pas  putus  itukan  kadang  aku  bosan,  gak  tau kadang
aku mau
ngapain. Jadi
download- downloadaplikasi  trus  akudapat  ada  aplikasi  kan,bisa
fake ,  gak  ketahuan  kalo  itu  kita.  Pas  ada  yang  post
tentang  lesbian  gitukan,  dia  cari  anak  belok  gitulah, jadi chat lah kami kan, aku pura-pura belok
” R1. W1. 040416. E.B98-103.H5
“… Nah di situ aku penasaran gimana rasanya dekat, dekat  yang  gitu  dekat  kaya  pacar  gitukan  sama
cewek ”
R1. W1. 040416. E.B112-113. H5 Setelah  mendapatkan  pacar  perempuan  Febri  tidak
langsung  merasa  senang,  sebaliknya  ia  juga  merasa  sedih  karena menjadi  lesbian,  menurutnya  banyak  yang  tersakiti  oleh  laki-laki
sepertinya namun tidak langsung sangat membenci semua laki-laki seperti dirinya. Ia awalnya masih mencari-cari penyebab ia sebenci
itu  kepada  laki-laki.  Hingga  pada  akhirnya  ia  menyadari  bahwa pengalaman  masa  kecilnya  mempengaruhi  alasan  mengapa  ia
sangat  membenci  laki-laki.  Ketika  masih  kecil  Febri  pernah mengalami  pelecehan  seksual.  Hal  ini  jadi  semakin  menyakitkan
baginya karena yang melakukan pelecehan seksual tersebut adalah saudara  kandungnya  sendiri.  Hal  ini  membuat  Febri  menganggap
bahwa ia hanya akan mendapatkan perasaan sakit bila berhubungan
Universitas Sumatera Utara
75 dekat  dengan  laki-laki.  Berikut  ungkapan  Febri  mengenai  hal
tersebut: “…banyak  yang  entah  kaya  mana-mana  lebih  parah
dari aku mungkin, tapi masih tetap normal dia, akuu, hahaha jadi belok
” R1. W2. 100416. E. B804-806. H33
“ Jadi dulu waktu kecil, aku gak ngerti apa-apa. Yang aku tau kami lagi main-main. Dan waktu itu kami lagi
main, waktu itu, sebenarnya awalnya bukan sama dia, tapi  pas  kami  udah  lama  main,  dia  datang  dan  ikut-
ikut gitu, dan dia ngajak aku ke tempat yang sepi dan di situ, dia suruh aku buka celana. Aku gak ingat jelas
kejadian  detailnya  gimana,  yang  pasti  di  situ  dia masukin punya dia ke punyaku, anjr. Kurang ajar, ih
benci
kali aku kok ingat itu anjr” R1. W1. 040416. E. B174-182. H8
Pengalaman  buruk  yang  terjadi  antara  Febri  dan  abangnya benar-benar  membuat  Febri  berpikir  bahwa  hal  tersebut  tidak
termaafkan sehingga
sulit bagi
dirinya untuk
menjadi heteroseksual.  Setelah  mengingat  hal  tersebut  Febri  semakin
meyakini  bahwa  ia  lesbian  dan  tidak  ingin  berhubungan  dekat dengan  laki-laki.  Hingga  saat  ini  Febri  merasakan  kenyamanan
ketika berhubungan dekat dengan perempuan.
“…gimana  ya,  susah,  aku  udah  terlanjur  apa  ya,
mestipun  aku  sekarang  aku  mikirnya  kalopun    aku masih perawan tapi apa yang dia lakukan itu, si bejat
itu  gak  termaafkan  menurut  aku,  dan  gak  tau  aku menganggap semua laki-laki miriplah smaa dia
…” R1. W1. 040416. E. B233-237
Universitas Sumatera Utara
76
2. Tipe Konflik
Menurut  Kurt  Lewin terdapat  4 tipe konflik  yang bisa saja terjadi  pada  seseorang,  yaitu  approach-approach  conflict,
avoidance-avoidance  conflict,  approach-avoidance  conflict, dan
multiple  approach-avoidance  conflict. Terdapat  tiga  jenis  konflik
yang  ditemukan  pada  Febripertama  yaitu  avoidance-avoidance conflict,  approach-avoidance  conflict,
dan  multiple  approach- avoidance conflict.
Berikut pembahasan mengenai hal tersebut.
1. Avoidance-avoidance Conflict
Avoidance-avoidance conflict merupakan tipe konflik yang
kedua    menurut  kurt  Lewin.  Avoidance-avoidance  conflictadalah konflik  yang  dialami  seseorang  ketika  ia  dihadapkan  pada  dua
pilihan yang memiliki konsekuensi yang negatif. Konflik ini terjadi pada Febri pertama.
Febri benar-benar menyadari bahwa orientasi  seksual  yang ia  miliki  saat  ini  lesbian  merupakan  sesuatu  yang  salah  menurut
ajaran Tuhan. Febri dengan penuh rasa bersalah mengatakan ingin mendapatkan  ampunan  dari  Tuhan.  Febri  sedikit  menundukkan
kepala sambil perlahan memejamkan matanya ketika mengucapkan hal  tersebut.  Ia  benar-benar  memohon  ampun  karena  di  sisi  lain
meskipun  menyadari  hal  tersebut  Febri  tidak  bisa  meninggalkan
Universitas Sumatera Utara
77 dunia  lesbian  tersebut.  Berikut  pengakuan  Febri  mengenai  hal
tersebut: “…Tapiii aku juga sadar, aku hidup di tengah-tengah
orang  yang  taat  beragama,  dan  Tuhan  gak mengajarkan aku untuk jadi begini, ini gak benar kalo
dilihat  dari  ajaran  Tuhan.  Tapi  aku  gak  bisa ninggalkan ini, astaga, ampun Tuhan ampun
…” R1. W1. 040416. B. B327-331. H14
Menyadari bahwa orientasi seksualnya merupakan hal yang salah  membuat  Febri  sangat  berhati-hati  bila  berkaitan  dengan
identitas  seksualnya.  Seraya  menggeleng-gelengkan  kepala  Febri mengaku  masih  belum  berani  mengungkapkan  bahwa  ia  lesbian,
Menurut  Febri  orang  lain  tidak  akan  mengerti  perasaannya  dan dengan penuh keyakinan Febri mengatakan tidak mau bila disuruh
untuk  meninggalkan  dunia  lesbian  ketika  ketahuan.    Berikut ungkapan Febri mengenai hal tersebut:
“…aku itu hati-hati betul, jangan sampe ada yang sadar kalo  aku  belok,  bisa  rusak  semuanya.  Orang  gak
bakal ngertikan sama aku terus aku juga berat kalolah misal disuruh gak jadi belok lagi”
R1. W1. 040416. B. B313-316. H13 Merahasiakan  orientasi  seksualnya  membuat  Febriharus
menjalin  hubungan  dengan  sesama  jenisnya  secara  diam-diam. Menurut  Febri  menjalin  hubungan  secara  diam-diam  bukanlah
sesuatu  yang  menyenangkan.  Meskipun  begitu  Febri  tidak  bisa berbuat  apa-apa,  Febri  menundukkan  kepalanya  sejenak  sambil
mengatakan  bahwa  ia  tidak  bisa  mengatakan  kepada  orang  lain
Universitas Sumatera Utara
78 bahwa  ia  menjalin  hubungan  dengan  sesama  jenis.  Febri
menuturkan bahwa orang yang berada di lingkungannya tidak akan menerima  hal  tersebut.  Berikut  pengakuan  Febri  mengenai  hal
tersebut: “…Kadang kepikiran juga, cuma apalah yang bisa aku
perbuat.  Sabar-sabar  ajalah.  Kadang  stres  sendiri karna
sembunyi kaya gini, mau bilang gabisa…” R1. W1. 040416. B. B400-402. H17
Penuturan  Febri  berkaitan  dengan  lingkungan  yang  tidak akan  menerima  orientasi  seksualnya  memiliki  alasan.  Pasalnya
Febri mengaku orang-orang yang berada disekitarnya menganggap bahwa  lesbian  adalah  hal  yang  negatif.  Meskipun  begitu
Febrisambil  tersenyum  hambar  mengatakan  tidak  dapat  berbuat apa-apa  ketika  orang  lain  membicarakan  hal  yang  negatif  tentang
LGBT,  meskipun  hatinya  sakit  mendengar  hal  tersebut.  Febri mengatakan bahwa sebenarnya  ingin menanggapi  perkataan orang
tersebut  namun  tentu  saja  hal  tersebut  tidak  bisa  ia  lakukan. Berikut penuturan dari Febri  berkaitan dengan hal tersebut:
“…kalo  dipukul  itu  sakit  yang  dikita  cuma  berapa harilah  kan  paling.  Nyakiti  yang  ngata-ngatain  itu  lo
yang bikin gak tahan. Makin nyakitkan karna kita gak bisa  yang  tanggepin,  gak  bisa  kita  yang  kaya  ngasi
tau kalo orang itu udah nyakitin per asaan kita…”
R1. W2. 100416. B. B777-781. H32 Keadaan  ini  mendatangkan  dilema  tersendiri  bagi  Febri.
Febri  mengaku  berpikir  dua  kali  untuk  mengungkapkan  identitas
Universitas Sumatera Utara
79 seksualnya.  Menurut  Febri  mengungkapkan  orientasi  seksualnya
bukan  hal  yang  mudah    sehingga  sampai  saat  ini  Febri  belum mengungkapkan  bahwa  ia  lesbian  kepada  temannya.  Febri
menggeleng-gelengkan  kepala  sambil  membesarkan  matanya  dan berkata  bahwa  ia  takut  jika  teman-temannya  akan  menjauh  bila
mengetahui  bahwa  ia  seorang  lesbian.  Berikut  hasil  wawancara dengan Febri yang mengungkapkan hal  tersebut:
“…gak  segampang  itu  loh.  Sejauh  ini  temanku  pada masih  keliatan  kali  nentangnya,  kalo  aku  bilang
mereka  ntar  malah  mikir  yang  enggak-enggak, entahpun dibhayin aku
…” R1. W2. 100416. B. B933-B936. H38
Febri  mengatakan  bahwa  teman-temannya  bukan  hanya menentang  melainkan  menganggap  bahwa  lesbian  adalah  hal
menjijikkan. Selain itu dengan senyum tipisnya yang hambar Febri mengatakan  bahwa  temannya  menganggap  bahwa  orang-orang
yang  memiliki  orientasi  seksual  lesbian  seolah-olah  tidak beragama.  Dengan  kondisi  seperti  ini  Febri  mengaku  ingin
menghentikan anggapan jijik teman-temannya dengan mengatakan bahwa  ia  lesbian  namun  Febri  bingung  harus  menuruti
keinginannya  untuk  mengungkapkan  atau  memendamnya  saja. Apabila  ia  ungkapkan  maka  menurutnya  teman-teman  akan  jijik
melihat  dan  akhirnya  menjauh.  Namun  Febri  mengaku    bertindak diam  saja  terhadap  anggapan  teman-temannya  juga  membuat    ia
merasa sedih. Berikut pernyataan Febri mengenai hal tersebut:
Universitas Sumatera Utara
80 “…terus mereka yang kaya jijik gitukan, ya disitu aku
baru ngerasa gak enak, ya tapi gimana, mau nyalahin mereka juga kan gak bisa ya, ya sama kaya aku yang
milih pro sama  LGBT, temanku itu juga ya bebas ya milih  untuk  gak  pro,  gak  suka  sama  L.  Tapi  kadang
responnya  orang  itu  ya,  kadang  respon  itu  mereka kaya yang jijik gitu, sedih. Pengen rasanya ya kadang
bilang  ke  temen-
temen,  “jangan  gituu,  aku,  teman kalian  bagian  dari  LGBT
”  haha  ya  tapi  mana mungkin, yang ada mereka jijik ke aku, jauhi aku
..” R1. W1. 040416. B. B279-288. H12
“…Waktu  bahas  itulah  mereka  keliatan  kali  gak sukanya,  ngatain  kalo  anak  belok  kaya  gak  punya
agama, anak belok menggelikan …”
R1. W2. 100416. C. B997-999. H41 Usia Febri sebentar lagi menginjak masa dewasa namun  Ia
berharap  keluarganya  tidak  memaksanya  menikah.  Febri mengatakan  bahwa  ia  akan  menghindari  permintaan  menikah  dari
orang tuanya namun  bila akhirnya dipaksa untuk  menikah, sambil menaikkan volume suara Febri mengatakan akan pergi dari rumah
mestipun  tahu  bahwa  hal  itu  memalukan.  Menurutnya  jika  tidak pergi dari rumah maka ia akan dinikahkan dengan orang yang tidak
diinginkannya.  Pernikahan  semacam  itu  menurut  Febri  tidak  baik dan  akan  terasa  hambar.  Berikut  pernyataan  Febri  mengenai  hal
tersebut: “…aku pun gak tau. Tapi kayanya aku bakal cari-cari
alasanlah,  supaya  jangan  dipaksa.  Toh  ngapain  aku nikah  kalo  hatiku  gak  dipernikahan  itunya.  Buat
sengsara itu. Malas pun …”
R1.W3. 150416. B. B1795-1798. H70
Universitas Sumatera Utara
81 “…mungkin gak bisa ngelak lagi lah. Antara aku kabur,
tapi  kok  memalukan  gitu  hahaha,  paling  tanya pacarlah kalo udah gitu. Tapi janganlah gitu, gak mau
ah  gak  mau  aku.  Gak  enak  itu  nanti,  gak  ikhlas  gitu, hambar nanti
…” R1.W3. 150416. B. B1820-1821. H71
2. Approach-avoidance Conflict
Approach-avoidance  conflict merupakan  tipe  konflik  yang
ketiga    menurut  kurt  Lewin.  Approach-avoidance  conflict  adalah konflik  yang dialami oleh seseorang ketika disatu sisi  ia memiliki
tujuan yang positif  namun di sisi lain tujuannya tersebut memiliki konsekuensi  yang  negatif.  Berikut  rangkaian  approach-approach
conflict yang dialami oleh Febri.
Febri  menyatakan  bahwa  ia  merasa  bahagia  menjadi lesbian,  ia  mengucapkan  hal  tersebut  sambil  berulang  kali
menganggukkan  kepala  dan  membesarkan  matanya.  Namun matanya  kemudian  kembali  mengecil  dan  ia  mengatakan  bahwa
bahwa  orang-orang  yang  berada  disekitarnya  menganggap  bahwa hal ini salah sehingga ia takut bila orang lain mengetahui identitas
seksualnya. Berikut penuturan Febri  mengenai hal tersebut: “…aku bahagia ya iya, tapi aku juga hidup di tengah-
tengah  orang  yang  orang  itu  menyalahkan  perilaku yang  begini,  jadi  akupun  jadi  takut  orang-orang  tau,
jadi terakhir jadi kurang bahagianya …”
R1. W1. 040416. C. 335-339. H14
Universitas Sumatera Utara
82 Perasaan  senang  menjadi  lesbian  tersebut  Febri  rasakan
karena  ia  memiliki  pacar,  tentu  saja  pacarnya  adalah  seorang perempuan.  Ungkapan  senang  dan  nyaman  berpacaran  dengan
sesama  jenisnya  Febri  hanturkan  dengan  diiringi  senyuman  yang lebar.  Di  sisi  lain  Febri    juga  menyadari  bahwa  menjadi  lesbian
adalah  sesuatu  yang  tidak  diperbolehkan.  Meskipun  begitu,  Febri mengaku susah untuk menjadi straight atau heteroseksual. Menurut
Febri tidak adil bila ia tidak diperbolehkan menyukai sesama jenis. Menurutnya  ketika  orang  yang  memiliki  orientasi  heterokseksual
merasa  bahagia  dengan  lawan  jenisnya,  ia  sebagai  homoseksual malah sebaliknya, ia bahagia bila dengan sesama jenisnya. Berikut
ucapan Febri mengenai hal tersebut: “…tau kok aku tau kalo misalnya belok itu gak boleh
tapi  aku  mau  aja  jadi  belok.  Aku  kaya  nyari  susah sendiri  gitu.  Tapi  ya  kaya  mana,  siapa  suru  cowok
buat  sakit  hati  kaya  gitu,  dan  Tuhan  malah  buat  aku sama  cewekku  ini,  nyaman  pula  itu,  aku  senang
pacaran  sama  pacarku  ini,  sama  cewek.  jadi  stres, susah  nyari  jalan  keluarnya,  jalan  keluarnya  satu  sih
ya,  jadi  straight  ,  tapi  ya  itu,  akunya  udah  nyaman gini. Susah
…” R1. W1. 040416. B. B404-412.H17
“…Kalian  bahagia  pacaran  sama  yang  lawan  jenis gitu,  lah  kami  gak  bahagia.  Apa  iya  kami  harus
pacaran sama yang lain jenis gitu juga? Gak adilkan ”
R1. W2. 100416. C. B726-728. H30
Universitas Sumatera Utara
83 Kebahagiaan  yang  dirasakan  oleh  Febri  tidak  lantas
menandakan semua berjalan dengan baik.  Febri  mengatakan ingin menghilangkan  beban  di  dalam  hatinya  dengan  mengungkapkan
bahwa  ia  memiliki  pacar  sesama  jenis,  namun  jika  ia  melakukan hal  tersebut  maka  terdapat  kemungkinan  ia  akan  dijauhi,  ia  tidak
mau  orang  lain  menjauhinya.  Febri  mengucapkan  hal  tersebut sambil  mencoba  tetap  tersenyum.  Bersamaan  dengan  senyum
tersebut bibir atas Febri terdorong ke atas sehingga senyuman yang terpampang  merupakan  senyuman  kepedihan.  Berikut  pernyataan
Febri  mengenai hal tersebut: “…aku pengen kasi tau orang-orang gitu, bilang, pacar
aku ini pacar aku cewek, tapi aku gak bisa, aku harus sembunyi-  sembunyi,  karena  aku  tau  kalo  misalnya,
aku kasi tau ke orang-orang kalo misalnya pacarku ini cewek,  ee  pasti  ee  pasti  gak  sama  lagilah  kehidupan
aku
…” R1. W1. 040416. C. B377-382. H16
“…pengen bilang ke orang kalo aku belok tapi aku gak mau dijauhi. Beratlah jadi kaya beban gitu, beban tapi
bebannya gak bisa dibuang …”
R1. W2. 100416. C. B887-889. H36 Ketika  membahas  topik  LGBT  dengan  teman-temannya,
Febri  mengatakan  bahwa  ia  sengaja  menceritakan  hal-hal  yang baik karena merasa tidak enak hati mendengar ucapan mereka yang
cenderung menyalahkan  lesbian. Namun ternyata teman-temannya tetap  menganggap  bahwa  LGBT  merupakan  sesuatu  yang  salah
dan  tidak  seharusnya  dijalani.  Sambil  mengarahkan  kelima  jari
Universitas Sumatera Utara
84 kirinya  ke  arah  dada  Febri  mengaku  tersiksa  karena  anggapan
teman-temannya  tersebut.  Berikut  penuturan  Febri  mengenai  hal tersebut:
“…Sama  teman  sih  yang  paling  kerasa,  jadi tersiksanya  itu  karna  mereka  bahas  tentang  LGBT
misalnya  kan,  trus  mereka  ngomongnya  yang menyalah-nyalahkan  LGBTnya  aja  gitu,  jadi  itu
kadang  yang  buat  aku  agak  gak  enak  sama  mereka. Kadang  ni  ya  aku  udah  ngomong  kan,  bilang  yang
baik-baiklah  gitu  tentang  ini  LGBT,  tapi  tetep  aja, mereka  gak  setuju,  malah  terakhir  aku  kadang  yang
dianuin sama mereka…” R1. W2. 100416. C. B645-652. H27
Febri  merasa  senang  menjadi  lesbian  dan  ia  selalu menganggukkan  kepalanya  dengan  cepat  ketika  mengungkapkan
hal tersebut. Di sisi lain ia merasa bersalah bila mengingat ibunya. Wajah Febri terlihat penuh harap dengan mata sedikit berkaca-kaca
namun  tetap  mencoba  untuk  tersenyum  ketika  mengatakan  bahwa ia  ingin  meminta  maaf  kepada  ibu  yang  telah  susah  payah
membesarkannya kerena telah menjadi lesbian. Namun ia tidak tau bagaimana  cara  mengatakan  permohonan  maaf    atas  perilakunya
tersebut. Berikut penuturan Febri mengenai hal tersebut: “…capek-capek dia besarin aku, supaya jadi anak baik
tapi malah senang jadi belok  hmm bukan berarti aku jahat karna cuma kan orang lain mana, mamaku pasti
malu  kalo  orang  tau  aku  belok  kan,  jadi  yang  kaya pengen  minta  ampun  sama  dia,  pengen  minta  maaf,
aku  udah  gini,  tapi  kaya  mana  bilangnya,    aku  gak jahat kok
…” R1.W3. 150416. C. B1768-1773. H69
Universitas Sumatera Utara
85
3. Multiple approach-avoidance Conflict
Multiple  Approach-avoidance  conflict merupakan  tipe
konflik  yang  keempat    menurut  kurt  Lewin.  Multiple  Approach- avoidance  conflict
adalah  konflik  yang  dihadapi  seseorang  ketika ia  dihadapkan  pada  dua  keadaan  yang  mana  keduanya  memiliki
konsekuensi  yang  positif  dan  negatif.  Berikut  ulasan  mengenai Multiple Approach-avoidance conflict
yang dialami oleh Febri. Febri mengaku bahwa ia membutuhkan kasih sayang, kasih
sayang  sebagai  seorang  kekasih.  Febri  mengatakan  ingin mendapatkan  kasih  sayang  dari  seseorang  yang  ia  inginkan,  tentu
saja  dalam  hal  ini  ia  menginginkan  kasih  sayang  dari  seorang perempuan.  Bersamaan  dengan  hal  tersebut  Febri  sambil
tersenyum mengaku sadar bahwa menjalin hubungan sesama jenis merupakan  sesuatu  yang  tidak  dapat  diterima  oleh  orang  lain
sehingga pada akhirnya Febri memilih untuk melakukannya secara diam-diam. Dengan menjalin hubungan secara diam-diam maka ia
tidak  akan  dijauhi  dan  tidak  akan  dianggap  yang  aneh-aneh. Berikut pernyataan Febri mengenai hal tersebut:
“…kaya dosa, jadi ya gitu, kita belok harus diam-diam, kalo  enggak  orang-orang  bakal  jauhi  kita,  kamu  kira
mudah  itu,  .ibaratnya  itu  aaa  kaya  yang,  gini,  kaya yang  kamu  pengen  minum  kan  terus  tapi  minum
dilarang, gak boleh jadi kalo mau minum harus diam- diam.  Terus  kalo  ketahuan  kamu  disalah-salahkan,
dihukum  atau  diapainlah,  padahal  itu  minum  loh, kamu pengen, bukan cuma pengen tapi butuh kan, iya
Universitas Sumatera Utara
86 kali orang gak minum. Ha yang kaya itulah kira-kira.
Aku butuh kasih sayang, tapi kasih sayangnya itu aku pengen dari cewek terus cewek sama cewek jadi nya,
dilarang  itu.  Diam-diamlah  aku  berhubungannya, pintar-pintar  biar  gak  dijauhi,  biar  gak  dicap  yang
aneh-aneh
…” R1. W2. 100416. D. B862-874. H35
Universitas Sumatera Utara
87
Rekapitulasi Data Hasil Wawancara Subjek I Tabel 3. Rekapitulasi Data Tipe Konfik Subjek
Tipe Konflik Gambaran
Avoidance- avoidance
conflict Sampai  saat  ini  subjek  menyembunyikan  orientasi
seksualnya,  menurutnya  orang  lain  tidak  akan mengerti  perasaannya  jika  mengetahui  bahwa  ia
lesbian  dan  ia  tidak  ingin  disuruh  tidak  menjadi lesbian lagi
Subjek  menyadari  bahwa  lesbian  salah  dimata Tuhan namun ia tidak bisa meninggalkannya
Subjek  merasa  stres  karena  menjalin  hubungan secara  sembunyi-sembunyi  namun  ia  tidak  bisa
mengungkapkan orientasi seksualnya Subjek  merasa  sakit  hati  bila  mendengar  orang
membicarakan  hal  yang  negatif  tentang  lesbian,  ia ingin menanggapi namun tidak bisa
Subjek  menyembunyikan  orientasi  seksualnya,  jika ia  ungkapkan  orang  lain  tidak  akan  mengerti  dan
akan menyuruhnya menjadi heteroseksual
Approach- avoidance
conflict Subjek    merasa  lesbian  benar  namun  orang-orang
sekitar  tidak  membenarkan  sehingga  ia  merasa takut dan kurang bahagia
Subjek  terkadang  sadar  bahwa  lesbian  itu  tidak diperbolehkan namun ia merasa nyaman berpacaran
dengan perempuan sehingga ia merasa susah untuk menjadi straight kembali
Subjek ingin memberitahu bahwa ia lesbian supaya tidak  membebaninya  namun  tidak  mau  jadi  dijauhi
karena hal tersebut. Subjek  merasa  senang  menjadi  lesbian  namun  ia
merasa  bersalah  kepada  ibu  yang  telah  bersusah payah  membesarkannya,  subjek  ingin  meminta
maaf  maaf  namun  tidak  mengerti  bagaimana caranya
Multiple approach-
avoidance conflict
Subjek  membutuhkan  kasih  sayang  sama  seperti orang  lain  namun  ia  ingin  kasih  sayang  dari
perempuan dan tentu saja hal itu merupakan sesuatu yang salah sehingga supaya keinginannya terpenuhi
ia  harus  menjalin  hubungan  secara  diam-diam supaya is tidak dijauhi
Universitas Sumatera Utara
88 Penyebab
Bertentangan Dengan
Pohon Masalah Tipe Konflik Subjek I
Remaja Identity Vs Role Confusion
Lesbian
1. Agama 2. UU Kebijakan pemerintah
3. Sosial Budaya
Konflik Avoidance-avoidance conflict
Multiple Avoidance- avoidance conflict
Pelecehan seksual
Approach-avoidance conflict   Subjek  mengetahui  bahwa  menjadi  lesbian  salah  dimata
Tuhan namun ia tidak dapat meninggalkan dunia lesbian   Subjek  merasa  sakit  hati  bila  ada  yang  mengatakan  hal
yang negatif tentang lesbian namun tetap saja ia tidak bisa menanggapi karena dapat menyebabkan ia ketahuan
  Subjek  menjalin  hubungan  dengan  pacarnya  secara sembunyi-sembunyi,
ia yakin
orang lain
tidak memahaminya  dan  ia  tidak  mau  disuruh  jadi  straight  bila
ketahuan   Mengungkapkan  orientasi  seksualnya  merupakan  sesuatu
yang  tidak  mudah,  subjek  takut  temannya  menjauh  bila mengetahui orientasi seksualnya
  Subjek  menyembunyikan  orientasi  seksualnya,  jika  ia ungkapkan  orang  lain  tidak  akan  mengerti  dan  akan
menyuruhnya menjadi heteroseksual   Subjek  menganggap  lesbi  sesuatu
yang  benar  namun  ia  takut  karena orang lain menganggap hal tersebut
salah   Subjek  bahagia  menjadi  lesbian
namun orang lain tidak menerima   Subjek ingin menghilangkan beban
pikiran  dengan  mengatakan  ia lesbian kepada temannya namun ia
takut teman-temannya menjauh   Subjek  merasa  senang  menjadi
lesbian  namun  ia  merasa  bersalah kepada  ibunya  dan  tidak  tau
bagaimana  cara  meminta  maaf kepada sang ibu
  Subjek  membutuhkan  kasih sayang
sebagai seorang
kekasih  seperti  orang  lain namun
ia menginginkan
kasih sayang
dari perempuan  dan  tentu  saja
hal  tersebut  salah    sehingga supaya
keinginannya terpenuhi  ia  harus  menjalin
hubungan  secara  diam-diam supaya ia tidak dijauhi.
Keterangan: Menyebabkan
Bertentangan Tipe
Homoseksual
Universitas Sumatera Utara
89
Gambaran Umum Subjek Penelitian Kedua Tabel 1. Gambaran Umum Partisipan Kedua
Nama Samaran April
Usia
18 tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Anak Ke 1
Jumlah Saudara Laki-laki
-
Jumlah Saudara Perempuan 2
Suku Bangsa Tionghoa
Status Mahasiswa
Tabel 2. Jadwal Wawancara Partisipan Kedua Pertemuan
Waktu
1 Sabtu, 19 Maret 2015 pukul 12.11-13.03 WIB
2 Sabtu, 23 April 2016 pukul 17.14- 18.23 WIB
3 Minggu, 8 Mei 2016 pukul 18.15-19.01 WIB
2. Subjek Kedua
a. Hasil Observasi