Kesimpulan Gambaran Tipe Konflik pada Remaja Lesbian

139

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijabarkan kesimpulan yang menjawab permasalahan dalam penelitian. Bab ini juga menyajikan saran praktis dan saran bagi peneliti selanjutnya. Hal tersebut disajikan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi penelitian yang memiliki tema lesbian juga.

A. Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan pada dua remaja yang memiliki orientasi seksual lesbian ini menemukan bahwa keduanya mengalami konflik. Namun, subjek pertama Febri dan subjek kedua April hanya mengalami tiga dari empat tipe konflik yang ada. Tipe konflik yang dialami oleh subjek pertama dan subjek kedua adalah avoidance- avoidance conflict, approach-avoidance conflict , dan multiple approach- avoidance conflict. Tipe konflik yang tidak dialami oleh kedua subjek adalah approach-approach conflict. Tipe approach-approach conflict tidak dialami oleh subjek pertama maupun subjek kedua karena mereka merupakan remaja lesbian yang masih berada pada tahap ketiga dalam tahapan pembentukan identitas homoseksual, yaitu identity tolerance. Seorang lesbian dapat memandang positif orientasi seksual yang mereka miliki ketika mereka telah berada pada tahap yang keempat, yaitu identity acceptance. Universitas Sumatera Utara 140 Tipe avoidance-avoidance conflict yang dialami oleh subjek pertama dan subjek kedua berkaitan dengan kesadaran akan orientasi seksual yang mereka miliki salah bila dikaitkan dengan agama namun mereka tidak dapat meninggalkan dunia lesbian. Subjek pertama dan kedua juga sama-sama tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan orientasi seksualnya, jika mereka memberitahu orang lain maka orang lain akan menyuruh mereka untuk memutuskan pacar atau beralih menjadi heteroseksual. Selain itu subjek pertama dan kedua tidak bisa mengungkapkan orientasi seksualnya atau perasaan suka kepada temannya sebab hal tersebut dapat merusak pertemanan yang telah terjalin. Subjek kedua juga merasa tidak pantas untuk melakukan pelayanan di gereja namun tidak bisa meninggalkan dunia lesbian. Tipe approach-avoidance conflict yang dialami oleh subjek pertama dan subjek kedua berkaitan dengan kebahagiaan yang mereka rasakan sebagai lesbian namun disisi lain ada juga kesedihan bila mengingat orangtua, terutama ibu karena telah menjadi lesbian. Subjek pertama juga menganggap bahwa lesbian benar bagi dirinya namun salah menurut orang lain. Selain itu subjek kedua ingin mengikuti aturan gereja dengan tidak menjadi lesbian lagi namun terdapat rasa nyaman yang membuatnya tidak dapat melakukan hal tersebut. Tipe multiple approach-avoidance conflict yang dialami oleh Subjek pertama berkaitan dengan adanya perasaan butuh akan kasih sayang namun ia menginginkan hal tersebut dari seorang perempuan juga Universitas Sumatera Utara 141 yang tentu merupakan kesalahan sehingga supaya tidak ada yang mengetahui mereka menjalin hubungan secara diam-diam dan dengan begitu keinginannya terpenuhi. Pada subjek kedua tipe multiple approach- avoidance conflict terjadi ketika ia ingin mengikuti aturan gereja dengan menjadi heteroseksual namun hal tersebut akan mengingkari dirinya sendiri. Di sisi lain menjadi lesbian juga tidak baik karena akan mendatangkan kebaikan pada dirinya namun tidak bagi orang sekitarnya.

B. Saran