Lesbian Gambaran Tipe Konflik pada Remaja Lesbian

28 4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab. 5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. 6. Mempersiapkan karir ekonomi. 7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. 8. Memperoleh perangkat nilai dan sistem sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.

C. Lesbian

1. Sejarah Lesbian

Istilah lesbian diambil dari nama sebuah pulau di Yunani, Lesbos. Kepulauan Lesbos ini merupakan tempat kelahiran penyair Sappho yang syairnya banyak mengungkapkan rasa cinta kepada sesama perempuan. Menurut Carrol 2005 lesbian merupakan sebutan bagi wanita yang secara seksual tertarik pada sesama jenisnya. Lesbian luas lagi dapat diartikan sebagai wanita yang secara seksual memiliki ketertaarikan kepada wanita, menyalurkan perilaku seksualnya kepada wanita, memiliki fantasi seksual kepada wanita, memiliki ketertarikan secara emosional kepada wanita, serta mengidentifikasi bahwa dirinya adalah wanita yang menyukai wanita Carrol, 2005. Universitas Sumatera Utara 29 Menurut Agustina 2005 lesbian adalah sebutan bagi wanita yang orientasi seksualnya mengarah pada wanita juga atau wanita yang mencintai sesama wanita baik secara fisik, seksual, emosional ataupun spiritual.

2. Tahapan Pembentukan Identitas Homoseksual

Cass 1984 mengungkapkan bahwa identitas sebagai homoseksual lesbian atau gay melalui suatu proses. Menurut Cass 1984 dalam proses penetapan ini seseorang dapat memilih untuk tidak mengembangkan lebih jauh kemungkinan akan identitas homoseksual dirinya. Cass 1984 mengungkapkan enam tahapan pembentukan identitas laki-laki dan perempuan homoseksual :

1. Identity confusion

Pada tahapan ini individu menerima informasi berkaitan dengan homoseksualitas. Beberapa di antaranya akan mengabaikan informasi ini namun ada juga yang memberikan perhatian lebih sebab merasa berhubungan dengan perasaan dan perilaku mereka. Hal ini menandakan awal dari pembentukan identitas lesbian atau gay. Individu mulai sering mempertanyakan tentang“who am i?”. Pada tahapan ini individu merasakan keterasingan yang tinggi. Universitas Sumatera Utara 30 Ketika pertanyaan itu muncul individu mulai mencari jawabannya. Terdapat tiga pendekatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Pertama, individu menganggap bahwa lesbian atau gay merupakan hal yang benar dan dapat diterima. Kedua, individu menganggap bahwa lesbian atau gay merupakan perilaku yang benar namun ia tidak menginginkan dirinya menjadi lesbian atau gay. Individu kemudian berusaha untuk melakukan inhibition, restriction atau denial. Ketika individu sukses melakukan hal tersebut, konflik dan kebingungan akan hilang dan individu akan mengalami indentity foreclosure. Ketiga, individu beranggapan bahwa lesbian atau gay merupakan sesuatu yang tidak benar dan tidak diinginkan. pada kasus ini, individu tidak lagi merasa bahwa perilaku mereka lesbian atau gay sehingga yang terjadi adalah identity foreclosure.

2. Identity comparison

Identity comparison terjadi ketika pada tahap sebelumnya individu tidak mengalami identity foreclosure. Pada tahapan ini individu mulai menerima bahwa identitas seksual mereka mungkin lesbian atau gay. Hal ini menandakan bahwa kebingungan pada tahap sebelumnya mulai berkurang. Ketika pada tahapan sebelumnya tugas Universitas Sumatera Utara 31 individu adalah mencari jawaban mengenai “who am i?”. Pada tahap kedua ini tugas indvidu adalah menangani keterasingan sosial yang mulai muncul. Perbedaan persepsi membuat individu mulai memperhatikan persepsi orang lain tentang diri dan perilakunya. Individu merasakan keterasingan dan tidak dapat menjadi bagian dari kelompok sosial tertentu. Keterasingan tersebut membuat individu menjalin hubungan dengan orang lain. 3. Identity tolerance Pada tahap ini individu mulai berhubungan dengan individu lain yang memiliki identitas yang sama, lesbian atau gay. Hal ini dilakukan untuk melawan rasa keterasingan dan isolasi dari orang lain. Pada tahap ini individu terus meningkatkan keyakinan bahwa dirinya bukan bagian dari heteroseksual sehingga hal ini membuat individu berhati-hati dalam berinteraksi. Individu mulai menjalin hubungan dengan homoseksual lainnya. Ketika individu mendapatkan pengalaman yang baik ketika berhubungan maka akan memperkuat komitmennya dan ketika individu mendapatkan pengalaman yang buruk maka individu cenderung akan mengevaluasi apa yang terlah terjadi. Universitas Sumatera Utara 32 Tahapan ketiga ini berakhir individu tidak lagi mengalami identity foreclosure ketika komitmen untuk menjadi seorang lesbian atau gay bertambah, individu menyatakan bahwa dirinya lesbian atau gay. Namun biasanya individu belum membeberkan orientasi seksualnya di tahap ini. 4. Identity acceptance Setelah memiliki teman sesama homoseksual biasanya akan tercipta pandangan yang baru akan dirinya. Individu mulai memandang positif akan orientasi seksualnya pada tahap ini. Pada tahap ini individu mulai membuka jati dirinya kepada keluarga atau teman. Selain itu individu mulai menikmati kehidupannya sebagai homoseksual. 5. Identity pride Pada tahap ini individu tidak hanya sepenuhnya menerima orientassi seksualnya namun telah merasa bangga. Individu tidak merasa pengobatan untuk mengalihkan orientasi seksualnya merupakan sesuatu yang baik. Individu merasa dirinya bernilai dengan orientasi seksual yang dimilikinya. Universitas Sumatera Utara 33 6. Identity synthesis Identity synthesis merupakan tahapan terakhir di dalam tahapan pembentukan identitas homoseksual. Pada tahap ini individu tidak lagi mengkotak-kotakkan kehidupan pada mana orientasi yang baik atau yang buruk. Individu benar-benar merasa bahwa tidak ada yang salah dengan orientasi seksualnya dan ia merasa nyaman dengan ini. Hubungan individu dengan mereka yang berorientasi heteroseksual telah membaik.

3. Penyebab seseorang menjadi Lesbian

Saat ini banyak peneliti yang mencoba mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan seseorang menjadi lesbian, salah satunya adalah Tan 2005. Terdapat tiga hal yang menyebabkan seseorang menjadi lesbian menurut Tan 2005, yaitu: 1. Keadaan Keluarga dan Hubungan antar keluarga Keluarga yang kurang harmonis memang dapat menimbulkan banyak hal. Hubungan antar orang tua atau hubungan antara anak dan orang tua yang tidak baik dapat menyebabkan seorang anak akhirnya memilih orientasi seksual lesbian. Ketidakharmonisan tersebut seperti dominannya peran ibu sehingga membuat ayah berperan Universitas Sumatera Utara 34 sangat minimal atau hubungan yang bermasalah dengan ayah. 2. Pengalaman Seksual yang Buruk Ketika Masih Kanak- kanak Kekerasan seksual yang dialami seorang anak perempuan dapat menyebabkan ia menjadi lesbian. Meskipun tidak semua perempuan yang mengalami pelecehan seksual akan menjadi lesbian. 3. Pengaruh lingkungan Seseorang yang berada di lingkungan tertentu akan menyebabkan seseorang menjadi tertentu pula. Ketika seseorang berada dilingkungan yang terdapat lesbian maka ia bisa terjerumus dan akhirnya menjadi lesbian juga.

D. Tipe Konflik pada lesbian