Hubungan Transaksi Antara Konsumen Dengan Jasa Tukang Gigi

BAB IV PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PEMASANGAN BEHEL OLEH

TUKANG GIGI DI MEDAN

A. Hubungan Transaksi Antara Konsumen Dengan Jasa Tukang Gigi

Sebagian besar predikat konsumen diperoleh sebagai konsekuensi mengkonsumsi barang danatau jasa melalui suatu transaksi konsumen consumer transaction. Transaksi konsumen adalah “peralihan barangjasa termasuk didalamnya peralihan kenikmatan dalam menggunakannya”. 93 Promosi atau kegiatan pengenalan tukang gigi, umumnya dilakukan hanya melalui papan nama praktek tukang gigi yang hanya boleh mencantumkan nama tukang gigi, jam praktek atau jam kerja dan pindah alamat. Papan nama praktek tersebut bertujuan untuk memberitahukan, mengenalkan kepada setiap orang yang melihatnya bahwa ditempat tersebut terdapat profesi tukang gigi yang membuka praktek pada jam tertentu untuk diketahui oleh masyarakat dalam memberikan layanan jasa ortodonti. Kontrak antara tukang gigi dan pasien, jika dikaitkan dengan hubungan pelaku usaha dan konsumen terfokus pada proses transaksi konsumen yang terdiri dari tiga tahap, tahap pertama yaitu pada tahap pra-transaksi dimana tukang gigi juga melakukan kegiatan promosi, melalui media cetak, media sosial,dan bahkan media elektronik. 93 Shidarta, Op Cit, hal 111 56 Universitas Sumatera Utara Tukang gigi yang menawarkan jasa ortodonti bahkan menjelaskan kepada pasiennya bahwa jasa ortodonti yang diberikan oleh tukang gigi lebih baik dibandingkan jasa ortodonti yang diberikan oleh dokter gigi. Tukang gigi mengatakan tidak ada perbedaan pemasangan behel yang dibuat oleh dokter gigi dengan tukang gigi, pemasangan behel aman asalkan kawat cekat yang diberikan dalam keadaan steril. 94 Hal ini tentu saja menyesatkan, karena tidak memberitahukan kondisi dan resiko konsumen yang sebenarnya didalam pemasangan behel. Bahkan tukang gigi mengaku bahwa keahliannya yang didapatkan dari hasil belajar secara otodidak dan kursus lebih baik dari keahlian dokter gigi spesialis ortodonti yang mendapat pendidikan formal kedokteran dan pendidikan spesialis ortodonti. 95 Keunggulan dari kesepakatan yang dibuat tertulis terletak pada pembuktiannya. Bila nantinya terjadi sengketa, maka kesepakatan yang dibuat Tahap kedua yaitu tahap transaksi, dalam kontrak antara tukang gigi dan konsumen terjadi peralihan dimana tukang gigi kepada konsumen membuat suatu kesepakatan atau persetujuan kedua belah pihak, Pada tahap ini para pihak menyepakati apa yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing pihak. Kesepakatan ini kemudian dapat dituangkan ke dalam suatu perjanjian tertulis. Kata “dapat” berarti kesepakatan tidak harus dituangkan ke dalam bentuk tertulis, kecuali dikehendaki oleh para pihak antara tukang gigi dan pasien atau diwajibkan oleh peraturan yang berlaku. 94 Hasil wawancara dengan M.Nisah berprofesi tukang gigi tanggal 27, Hari Sabtu, Bulan Februari, Tahun 2016 95 Hasil wawancara dengan M.Nisah berprofesi tukang gigi tanggal 27, Hari Sabtu, Bulan Februari, Tahun 2016 Universitas Sumatera Utara secara tertulis lebih mudah dibuktikan dibanding kesepakatan yang tidak dibuat secara tidak tertulis. Akan tetapi faktanya kesepakatan antara tukang gigi lebih banyak merugikan konsumen ini terbukti hanya disertainya kuitansi pembayaran antara tukang gigi dan pasien. 96 Pada tahap purna transaksi, konsumen yang telah dipasangkan behel dapat datang sebulan sekali untuk datang memeriksakan dirinya ke tukang gigi. Konsumen yang datang pertama kali untuk memeriksakan kondisi behelnya mendapat perawatan gratis mengganti karet bracket yang hilang pada saat mengunyah makanan serta proses pembersihan karang gigi. Adapun biaya check up yang diberikan oleh tukang gigi setelah datang kedua kali yakni atasbawah Rp.100.000,- Seratus Ribu Rupiah, ganti karet, membersihkan karang, cek kestabilan kawat dan penggantian secara berkala. Kesepakatan atau persetujuan pelaku usaha profesi dengan konsumen terjadi sejak pelaku usaha profesi menyatakan kesediaannya yang dinyatakan secara lisan atau yang tersirat dengan menunjukan sikap atau tindakan yang menyimpulkan kesediaan, misalnya menerima pendaftaran jasa ortodonti. 97 Keabsahannya dari transaksi ini adalah persetujuan dari jual beli antara dua pihak, pelunasan pemberesan, dan pembayaran. Transaksi merupakan tindakan atau perbuatan yang didasarkan pada kesepakatan antara pelaku usaha 96 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Jakarta : Sinar Grafika, 2008 hal 8 97 Hasil wawancara dengan M.Nisah berprofesi tukang gigi tanggal 27, Hari Sabtu, Bulan Februari, Tahun 2016 Universitas Sumatera Utara dan konsumen yang bersifat kontraktual. 98 1. Harus ada persetujuan Agreement, consensus dari pihak - pihak yang berkontrak. Persetujuan itu berwujud dalam pertemuan dari penawaran dan penerimaan pemberian pelayanan tersebut yang menyebabkan terjadinya suatu kontrak. Persetujuannya adalah antara tukang gigi dan konsumen tentang sifat pemberi layanan kesehatan yang diusulkan oleh tenaga kesehatan dan juga telah diterima baik oleh konsumen.dengan demikian persetujuan antara masing - masing haruslah bersifat sukarela. Adapun keabsahan dari tahap dari transaksi ini adalah : 2. Harus ada objek yang merupakan subtansi dari kontrak, objek atau subtansi kontrak dari hubungan tenaga kesehatan dengan pasien adalah pemberian pelayanan kesehatan yang dikehendaki pasien dan diberikan kepadanya oleh tenaga kesehatan. Objek dari kontrak dapat dipastikan legal, dan tidak diluar profesinya. 3. Harus ada suatu sebab Cause atau pertimbangan Consideration. Sebab atau pertimbangan itu adalah faktor yang menggerakkan tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pasiennya. Bisa dengan pemberian imbalan atau bisa juga sekedar atas dasar kemurahan hati dari tenaga kesehatan. Pembayaran untuk pemberian pelayanan kesehatan sudah dianggap tersirat dan diketahui oleh pasien sebagai konsumen, kecuali diwajibkan oleh hukum, atau dianggap amal dan menolong sesamanya. 99 Adapun sebelum pelaksanaan kontrak adanya kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai harga, kualitas dan kegunaan barang yang juga dapat memicu konflik. Pemicu konflik ini terbagi menjadi tiga kategori, yakni: 100 1. Produk behel tidak cocok dengan kegunaan dan manfaat yang diharapkan konsumen. Hal ini seringkali disebabkan karena pelaku usaha melakukan tipu daya kepada konsumen. 2. Produk behel menimbulkan gangguan kesehatan, keamanan dan keselamatan pada konsumen. Penyebabnya adalah adanya cacat tersembunyi pada produk atau tubuh konsumen tidak cocok dengan bahan yang terkandung di dalam produk Sering terdapat pada kawat yang melapisi behel. 98 Wahyu Sasongko, Ketentuan - Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen, Bandar Lampung : Penerbit Universitas Lampung hal 31 99 J. Guwandi, Op Cit, hal 29 - 30 100 http:www.sekedarinfo.comtahapan-tahapan-transaksi-antara-konsumen-dan-pelaku- usaha diunduh pada tanggal 02 Februari 2016 Pukul 23.00 WIB Universitas Sumatera Utara 3. Kualitas produk tidak sesuai dengan harga yang dibayarkan. Konflik ini kerap dikaitkan dengan monopoli atau pemalsuan barang. Sehingga barang yang dibeli nilainya sangat mahal dibanding nilai sebenarnya. Pemicu konflik yang terakhir adalah layanan purna jual, yang sering dikaitkan dengan hadiah dan garansi. Pemicu konflik ini pun dapat dibedakan menjadi: 101 1. Apa yang dijanjikan tidak ada, karena pelaku usaha tidak jujur. 2. Apa yang dijanjikan ada, tetapi tidak sesuai dengan harapan konsumen. Hal ini disebabkan karena janji pelaku usaha yang terlalu berlebihan. 3. Apa yang dijanjikan ada dan pelaku usaha telah berusaha memenuhinya. Namun karena ada halangan diluar kekuasaan pelaku usaha, janji tersebut tidak dapat terpenuhi. Peristiwa ini sering disebut force majeur. Contohnya huru hara dan bencana alam. Oleh karena didalam lingkup pelayanan purna jual tersebut terkandung suatu hak - hak konsumen, kewajiban dan tanggung jawab pelaku usaha. Suatu layanan purna jual dikatakan baik jika terdapat hubungan yang harmonis yaitu terpenuhinya hak - hak konsumen dan terlaksananya kewajiban serta ada tanggung jawab dari pelaku usaha khususnya tukang gigi yang melayani jasa ortodonti. 102

B. Bentuk Tanggung Jawab Tukang Gigi terhadap Konsumen Pengguna Behel

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Malpraktek Di Rumah Sakit Ditinjau Dari UU NO.8 Tahun 1999 (Studi pada Rumah Sakit Elisabeth Medan )

2 82 103

Perlindungan Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan Tukang Gigi Ditinjau Dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

12 99 88

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Jasa Tukang Gigi Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Tempat Usaha Tukang Gigi di Kota Medan)

0 1 8

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Jasa Tukang Gigi Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Tempat Usaha Tukang Gigi di Kota Medan)

0 0 1

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Jasa Tukang Gigi Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Tempat Usaha Tukang Gigi di Kota Medan)

3 6 14

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Jasa Tukang Gigi Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Tempat Usaha Tukang Gigi di Kota Medan)

0 1 24

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Jasa Tukang Gigi Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Tempat Usaha Tukang Gigi di Kota Medan)

0 0 4

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS JASA TUKANG GIGI DI KOTA PANGKALPINANG SKRIPSI

0 0 14

Perlindungan hukum terhadap konsumen atas jasa tukang gigi di Kota Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 18

TANGGUNG JAWAB HUKUM PEKERJAAN TUKANG GIGI TERHADAP KONSUMEN PENERIMA JASA TUKANG GIGI DI KOTA SEMARANG - Unika Repository

0 0 15