4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa konsumen secara
patut
59
Kewajiban ini dimaksudkan agar konsumen sendiri dapat memperoleh hasil yang optimum atas perlindungan danatau kepastian hukum bagi dirinya.
60
E. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha
Dalam undang - undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memberi pengertian tentang pelaku usaha ;
Pelaku usaha adalah “setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi”. Penjelasan Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen menjelaskan: Artinya, pelaku usaha yang diikat oleh undang - undang ini adalah para
pengusaha yang berada di Indonesia, melakukan usaha di Indonesia. Pelaku usaha yang termasuk dalam pengertian ini adalah perusahaan,
korporasi, BUMN, koperasi, importir, pedagang, distributor dan lain-lain. Pelaku usaha disini dilarang memperdagangkan sediaan informasi dan
pangan yang rusak, cacat, atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar.
61
59
Indonesia c, Undang - Undang Perlindungan Konsumen, UU No. 8 Tahun 1999, LN No.42 Tahun 1999, TLN No.3821, Pasal 5
60
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op Cit, hal 30
61
Indonesia c, Undang - Undang Perlindungan Konsumen, UU No. 8 Tahun 1999, LN No.42 Tahun 1999, TLN No.3821, Pasal 8 ayat 3
Jika terdapat pelaku usaha
Universitas Sumatera Utara
melakukan pelanggaran maka pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang danatau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran.
62
Dengan demikian jelas bahwa pengertian pelaku usaha menurut Undang - undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen sangat luas. Yang
dimaksud dengan pelaku usaha bukan hanya produsen, melainkan hingga pihak terakhir yang menjadi perantara antara produsen dan konsumen, seperti agen,
distributor dan pengecer konsumen perantara.
63
1. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan
mengenai kondisi dan nilai tukar barang danatau jasa yang diperdagangkan
Berdasarkan Pasal 6 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen hak pelaku usaha adalah sebagai berikut:
2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen
yang beritikad tidak baik. 3.
Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen.
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang danatau jasa yang diperdagangkan.
5. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lain-nya.
Hak pelaku usaha di atas juga disertai oleh kewajiban bagi pelaku usaha. Sedangkan kewajiban pelaku usaha menurut ketentuan Pasal 7 Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah ; 1.
Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya 2.
Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa serta memberi penjelasan
penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan
62
Indonesia c, Undang - Undang Perlindungan Konsumen, UU No. 8 Tahun 1999, LN No.42 Tahun 1999, TLN No.3821, Pasal 8 ayat 4
63
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Op.cit., hal.135
Universitas Sumatera Utara
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif 4.
Menjamin mutu barang danatau jasa yang diproduksi danatau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang danatau
jasa yang berlaku
5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, danatau
mencoba barang danatau jasa tertentu serta memberi jaminan danatau garansi atas barang yang dibuat danatau yang diperdagangkan;
6. Memberi kompensasi, ganti rugi danatau penggantian atas kerugian
akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang danatau jasa yang diperdagangkan
7. Memberi kompensasi, ganti rugi danatau penggantian apabila barang
danatau jasa yang dterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
64
Dilihat dari uraian di atas, jelas bahwa hak dan kewajiban pelaku usaha bertimbal balik dengan hak dan kewajiban konsumen. Ini berarti hak bagi
konsumen adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha. Demikian pula dengan kewajiban konsumen merupakan hak yang akan diterima pelaku
usaha. Larangan larangan yang tertuju pada pada pelaku usaha juga diperlukan
agar konsumen tidak akan diberikan barang dengan kualitas yang dibawah standar atau kualitas lebih rendah daripada harga yang dibayarnya, atau yang tidak sesuai
dengan informasi yang diperolehnya.
65
Bila dibandingkan dengan ketentuan umum di Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, tampak bahwa pengaturan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen lebih spesifik. Karena di dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pelaku usaha selain harus
64
Ade Marman Suherman, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002 hal 65 - 66
65
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Op Cit ., hal 66
Universitas Sumatera Utara
melakukan kegiatan usaha dengan itikad baik, ia juga harus mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif, tanpa persaingan yang curang antar pelaku usaha.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN