Sarana Tukang Gigi untuk Memberikan Jasa Kesehatan Kepada Konsumen

baru. Dalam prosesnya, akan lebih baik jika Kemenkes bekerjasama dengan institusi pendidikan dokter gigi di masing-masing daerah. Kemudian, mahasiswa kedokteran gigi, melalui institusi pendidikannya masing-masing, juga dapat melibatkan diri dalam pendidikan yang akan diberikan kepada tukang gigi sesuai dengan status yang telah diampu, dalam hal ini juga dapat merefleksikan poin pendidikan dan pengabdian masyarakat dalam Tridharma Universitas. Pendidikan haruslah dimaknai secara mendalam, bahwa pemberian ilmu juga harus dibarengi dengan pengujian yang tepat. Pengujian dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah kompetensi yang dimiliki seorang tukang gigi sesuai dan mumpuni. Kementerian Kesehatan ditahun 2014 kembali mengeluarkan Peraturan yang mencabut Peraturan No. 028MenkesPerI2011 yaitu Peraturan Menteri Kesehatan No. 39 tahun 2014 atas dasar pertimbangan Putusan mahkamah Konstitusi untuk memberikan pembinaan, pengawasan dan perizinan, bagi tukang gigi.

C. Sarana Tukang Gigi untuk Memberikan Jasa Kesehatan Kepada Konsumen

Dalam hukum kesehatan, hubungan hukum antara tenaga medis dengan pasien berawal dari pola hubungan vertikal paternalistik seperti antara bapak dengan anak yang bertolak dari prinsip “father knows best” yang melahirkan hubungan yang bersifat paternalistik. Dalam hubungan ini kedudukan tenaga medis dengan pasien tidak sederajat yaitu kedudukan tenaga medis lebih tinggi daripada pasien karena tenaga medis dianggap mengetahui tentang segala sesuatu Universitas Sumatera Utara yang berhubungan dengan penyakit dan penyembuhannya. Sedangkan pasien tidak tahu apa - apa tentang hal itu sehingga pasien menyerahkan sepenuhnya ditangan tenaga medis. 79 Menurut Pasal 1233 KUH Perdata, perikatan bersumber dari perjanjian persetujuan maupun undang - undang. 80 1. Berdasarkan perjanjian atau ius contractu Dengan demikian seseorang atau subyek hukum telah terikat dalam hubungan hukum dengan orang atau subyek hukum yang lain yang disebabkan karena mengikatkan diri dan menetapkan suatu janji dikarenakan adanya suatu perjanjian yang dibuat diantara mereka, atau seseorang atau subyek hukum yang lain karena adanya ketentuan hukum yang mengikat mereka. Apabila ketentuan tersebut diterapkan dalam dunia medis, hubungan hukum antara tenaga medis dan pasien dapat terjadi karena dua hal, yaitu : Hubungan hukum ini adalah bentuk yang paling umum. Pasien datang ke tempat praktek tukang gigi cdan ditangani oleh tukang gigi. Dalam kondisi seperti ini telah terjadi suatu hubungan hukum secara sukarela antara tukang gigi dan pasien berdasarkan kehendak bebas. Gugatan terhadap tukang gigi dapat timbul karena adanya wanprestasi dalam tindakan medis yang dilakukan oleh tukang gigi terhadap pasien. 81 2. Berdasarkan undang - undang atau ius delictu Dalam ius delictu, tidak ada perjanjian seperti ius contractu. Dalam bidang medis, contoh terjadinya hubungan ius delictu ini dapat dilihat dari penangan pasien di Instalasi Gawat Darurat IGD dimana pasien dalam keadaan tidak sadar dan membutuhkan pertolongan sesegera mungkin. Tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien tidak didasarkan kepada kehendak bebas pasien untuk menyetujuinya, namun tindakan tersebut tetap dilakukan atas dasar penyelamatan jiwa. Akan tetapi, suatu tindakan atau non tindakan yang dilakukan seseorang dan menimbulkan kerugian 79 Crisdiono M. Achadiat, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan Zaman, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007, hal. 1 80 Lihat dalam Kitab Undang - Undang Hukum Perdata Pasal 1233 81 J. Guwandi a, Dokter, Pasien, dan Hukum, Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996, hal 11 Universitas Sumatera Utara orang lain, menurut hukum perdata, diharuskan untuk membayar ganti kerugian tersebut. 82 Dalam dunia medik sendiri terdapat dua jenis perikatan antara tenaga kesehatan dan pasien, yaitu inspanningsverbitennis dan resultaatverbitennis. Perikatan upaya Inspanningsverbitennis adalah “perikatan yang prestasinya berupa suatu usaha yang sungguh - sungguh dan usaha keras”. Pada perikatan jenis ini hasilnya belum dapat dipastikan karena prestasinya berupa usaha. Seorang tenaga kesehatan tidak dapat menjamin bahwa ia pasti akan dapat menyembuhkan penyakit pasiennya, karena hasil suatu pengobatan sangat tergantung kepada banyak faktor - faktor yang berkaitan misalnya usia, tingkat keseriusan penyakit, macam penyakit yang diderita, komplikasi, dan lain - lain. 83 Perikatan hasil Resultaatsverbintenis adalah “memberikan suatu janji atau garansi untuk menyembuhkan pasien atau mencapai hasil tertentu pemenuhan prestasi. Didalam perjanjian hasil semacam ini, maka seolah - olah telah terjadi suatu kontrak dimana dijanjikan suatu hasil khusus akan tercapai dari tindakan medik tenaga kesehatan tersebut. Pada jenis perikatan ini, apabila tenaga kesehatan dapat digugat berdasarkan wanprestasi”. 84 1. Adanya suatu persetujuan consensual, agreement, atas dasar saling menyetujui dari pihak tenaga kesehatan dan pasien tentang pemberian pelayanan pengobatan. Hubungan antara kesehatan dengan pasien sebagai konsumen dapat dimasukkan sebagai hubungan kontraktual. Sifat hubungan antara tenaga kesehatan dan pasien memiliki dua 2 unsur : 2. Adanya kepercayaan fiduciary relationship, karena hubungan kontraktual tersebut berdasarkan saling percaya satu sama lain. 85 82 Ibid, hal 12 83 Ibid, hal 11 84 Ibid, hal 11 85 J.Guwandi b, Dugaan Malpraktek Medik Draft RPP : “Perjanjian Terapetik antara Dokter dan Pasien”, Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006 , hal 29 Universitas Sumatera Utara Tukang gigi sebagai salah satu tenaga medis tradisional yang masih dipercaya hendaknya didalam memberikan sarana kesehatan haruslah memberikan suatu jaminan kepada setiap konsumen yang dapat memberikan suatu kepercayaan.

D. Peran Pembinaan dan Pengawasan oleh Pemerintah Terhadap Praktek Tukang Gigi

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Malpraktek Di Rumah Sakit Ditinjau Dari UU NO.8 Tahun 1999 (Studi pada Rumah Sakit Elisabeth Medan )

2 82 103

Perlindungan Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan Tukang Gigi Ditinjau Dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

12 99 88

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Jasa Tukang Gigi Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Tempat Usaha Tukang Gigi di Kota Medan)

0 1 8

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Jasa Tukang Gigi Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Tempat Usaha Tukang Gigi di Kota Medan)

0 0 1

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Jasa Tukang Gigi Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Tempat Usaha Tukang Gigi di Kota Medan)

3 6 14

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Jasa Tukang Gigi Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Tempat Usaha Tukang Gigi di Kota Medan)

0 1 24

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Jasa Tukang Gigi Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Tempat Usaha Tukang Gigi di Kota Medan)

0 0 4

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS JASA TUKANG GIGI DI KOTA PANGKALPINANG SKRIPSI

0 0 14

Perlindungan hukum terhadap konsumen atas jasa tukang gigi di Kota Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 18

TANGGUNG JAWAB HUKUM PEKERJAAN TUKANG GIGI TERHADAP KONSUMEN PENERIMA JASA TUKANG GIGI DI KOTA SEMARANG - Unika Repository

0 0 15