Pengertian Konsumen dan Hukum Perlindungan Konsumen

B. Pengertian Konsumen dan Hukum Perlindungan Konsumen

Istilah konsumen dapat dijumpai dalam Undang - Undang Perlindungan Konsumen Undang - Undang No. 8 Tahun 1999 atau yang sering disebut dengan UUPK, yakni terdapat pada Pasal 1 butir 2 bahwa “ konsumen adalah setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.” 36 Pengertian konsumen dalam UUPK diatas lebih luas bila dibandingkan dengan 2 dua Rancangan Undang - Undang Perlindungan Konsumen lainnya, yaitu pertama dalam Rancangan Undang - Undang Perlindungan Konsumen yang diajukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI ,yang menentukan bahwa : 37 Sedangkan yang kedua dalam Naskah Final Rancangan Akademik Undang - Undang Tentang Perlindungan Konsumen selanjutnya disebut Rancangan Akademik yang disusun oleh Fakultas Hukum Universitas Indonesia bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Perdagangan Departemen “Konsumen adalah pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, bagi kepentingan diri sendiri atau keluarganya atau orang lain yang tidak untuk diperdagangkan kembali.” 36 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Op Cit, hal 1 37 Yayasan Lembaga Konsumen, Perlindungan Konsumen Indonesia, Suatu Sumbangan Pemikiran Tentang Rancangan Undang - Undang Perlindungan Konsumen, Yayasan Lembaga Konsumen, Jakarta, 1981, hal 2 Universitas Sumatera Utara Perdagangan RI menentukan bahwa, konsumen adalah “setiap orang atau keluarga yang mendapatkan barang untuk dipakai dan tidak untuk diperdagangkan”. 38 Di Amerika Serikat, pengertian konsumen meliputi “ korban produk yang cacat ” yang bukan hanya meliputi pembeli tetapi pemakai, bahkan korban yang bukan pemakai memperoleh perlindungan yang sama dengan pemakai. Sedangkan di Eropa pengertian konsumen bersumber dari Product Liability Directive selanjutnya disebut Directive sebagai pedoman Masyarakat Ekonomi Eropa MEE dalam menyusun ketentuan Hukum Perlindungan Konsumen. Berdasarkan Directive tersebut yang berhak menuntut ganti kerugian adalah pihak yang menderita kerugian Kematian atau cedera atau kerugian berupa kerusakan benda selain produk yang cacat itu sendiri. 39 Di Spanyol, konsumen di istilahkan tidak hanya individu atau orang, tetapi juga suatu perusahaan yang menjadi pembeli atau pemakai terakhir. Konsumen tidak harus terikat dalam hubungan jual beli sehingga dengan sendirinya konsumen tidak identik dengan pembeli. 40 Pengertian konsumen bukan hanya beraneka ragam, tetapi juga merupakan pengertian yang luas seperti yang dilukiskan secara sederhana oleh mantan Presiden Amerika Serikat Jhon F. Kennedy dengan mengatakan, “ Consumers by definition Include us all “. 41 38 Universitas Indonesia dan Departemen Perdagangan, Rancangan Akademik Undang - Undang Tentang Perlindungan Konsumen, Jakarta, 1992, Pasal 1 a. hal 57 39 Nurhayati Abbas, Hukum Perlindungan Konsumen dan beberapa aspeknya, Ujungpandang : Elips Project, 1996 hal 13 40 Ibid. 41 Shidarta, Op Cit, hal 47 Meskipun beraneka ragam dan luas, dapat juga diberikan unsur terhadap definisi konsumen, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Setiap orang Disebut sebagai konsumen berarti setiap orang yang berperan sebagai pemakai barang atau jasa. Istilah “ orang sebetulnya tidak membatasi pengertian konsumen itu sebatas pada orang perseorangan, namun konsumen juga harus mencakup badan usaha, dengan makna luas daripada badan hukum. Dalam UUPK digunakan kata “pelaku usaha” 2. Pemakai Konsumen memang tidak sekedar pembeli, tetapi semua orang perorangan atau badan usaha yang mengkonsumsi jasa dan jasa barang. Didalam transaksi konsumen yang paling penting berupa peralihan barang dan jasa, termasuk peralihan kenikmatan dalam menggunakannya. 3. Barang dan jasa Undang - Undang Perlindungan Konsumen UUPK mengartikan barang sebagai setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen. 4. Yang tersedia dalam masyarakat Barang danatau jasa yang ditawarkan kepada masyarakat sudah harus tersedia di pasar. Dalam dunia perdagangan syarat itu tidak mutlak lagi dituntut oleh masyarakat konsumen. 5. Bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, dan makhluk hidup lain Universitas Sumatera Utara Transaksi konsumen ditujukan untuk kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, dan makhluk hidup lain. Unsur yang diletakkan dalam definisi mencoba untuk memperluas pengertian kepentingan. Kepentingan ini tidak sekedar ditujukan untuk diri sendiri, keluarga, tetapi juga barang danatau jasa itu diperuntukkan bagi orang lain diluar diri sendiri dan keluarganya. 6. Barang danatau jasa itu tidak untuk diperdagangkan Batasan ini terasa cukup baik untuk mempersempit ruang lingkup pengertian konsumen, walaupun dalam kenyataannya sulit untuk menetapkan batas - batas seperti itu. Batasan ini terasa cukup baik untuk mempersempit ruang lingkup pengertian konsumen, walaupun dalam kenyataannnya sulit untuk menetapkan batas - batas seperti itu. Pengertian masyarakat umum saat ini, bahwa konsumen itu adalah pembeli, penyewa, nasabah penerima kredit lembaga jasa perbankan atau asuransi penumpang angkutan umum atau pada pokok langganan dari pada pengusaha 42 Posisi konsumen yang lemah maka ia harus dilindungi oleh hukum. Salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum itu adalah memberikan perlindungan . Pengertian masyarakat ini tidaklah salah, sebab secara yuridis, dalam kitab Undang - Undang Hukum Perdata, terdapat subjek - subjek hukum dalam hukum perikatan yang bernama pembeli, penyewa, peminjam - pakai, dan sebagainya. 42 Az. Nasution, Op Cit, hal 68 Universitas Sumatera Utara pengayoman kepada masyarakat. Jadi, sebenarnya konsumen itu pelaksanaannya berhak untuk dilandasi oleh perlindungan hukum atau pada kesehariannya dikenal dengan istilah “ hukum perlindungan konsumen”. Ada juga yang berpendapat, hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen yang lebih luas. Az.Nasution berpendapat “ hukum konsumen yang memuat asas - asas dan kaidah - kaidah hukum yang mengatur dan juga mengandung sifat yang melindungi kepentingan konsumen. 43

C. Asas, Prinsip dan Tujuan Hukum Perlindungan Konsumen

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Malpraktek Di Rumah Sakit Ditinjau Dari UU NO.8 Tahun 1999 (Studi pada Rumah Sakit Elisabeth Medan )

2 82 103

Perlindungan Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan Tukang Gigi Ditinjau Dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

12 99 88

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Jasa Tukang Gigi Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Tempat Usaha Tukang Gigi di Kota Medan)

0 1 8

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Jasa Tukang Gigi Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Tempat Usaha Tukang Gigi di Kota Medan)

0 0 1

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Jasa Tukang Gigi Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Tempat Usaha Tukang Gigi di Kota Medan)

3 6 14

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Jasa Tukang Gigi Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Tempat Usaha Tukang Gigi di Kota Medan)

0 1 24

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Jasa Tukang Gigi Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Tempat Usaha Tukang Gigi di Kota Medan)

0 0 4

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS JASA TUKANG GIGI DI KOTA PANGKALPINANG SKRIPSI

0 0 14

Perlindungan hukum terhadap konsumen atas jasa tukang gigi di Kota Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 18

TANGGUNG JAWAB HUKUM PEKERJAAN TUKANG GIGI TERHADAP KONSUMEN PENERIMA JASA TUKANG GIGI DI KOTA SEMARANG - Unika Repository

0 0 15