Uji Signifikansi Parsial Uji T Pengujian Koefisien Determinasi R

88 yakni 0.000, lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi 0,05, maka variabel komunikasi organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

4.6 Metode Hipotesis

4.6.1 Uji Signifikansi Parsial Uji T

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Hasil uji t dalam penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini, yaitu: Tabel 4.36 Uji Signifikansi Parsial Uji T Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -15.512 6.794 -2.283 .032 Komunikasi Organisasi X 1.316 .194 .816 6.779 .000 a. Dependent Variable: Semangat Kerja Y1 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -2.016 3.789 -.532 .600 Komunikasi Organisasi X .611 .108 .762 5.639 .000 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Y2 Universitas Sumatera Utara 89 Berdasarkan hasil uji parsial dapat dijelaskan seperti berikut ini: 1. Uji Hipotesis 1 Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh nilai t hitung untuk variabel komunikasi organisasi sebesar 6,779 dengan taraf signifikasi 0,000. Dengan menggunakan t tabel. Diperoleh angka t tabel sebesar 2,0738 sehingga t hitung t tabel 6,779 2,0738 maka komunikasi organisasi mempengaruhi semangat kerja secara parsial. Angka signifikasi komunikasi organisasi menunjukkan 0,05 yaitu 0,000 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. 2. Uji Hipotesis 2 Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan nilai t hitung untuk variabel komunikasi organisasi sebesar 5,639 dengan taraf signifikasi 0,000. Dengan menggunakan tabel t diperoleh angka sebesar 2,0738 sehinggan t hitung t tabel 5,639 2,0738 maka komunikasi organisasi mempengaruhi kinerja karyawan secara parsial. Angka signifikasi komunikasi organisasi menunjukkan angka 0.05 yaitu 0.000 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

4.6.2 Pengujian Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat bagaimana variasi nilai variabel semangat kerja dan kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel komunikasi organisasi. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square karena penelitian hanya terdiri dari dua variabel bebas. Universitas Sumatera Utara 90 Tabel 4.37 Koefisien Determinasi antara Komunikasi Organisasi dan Semangat Kerja Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .816 a .666 .652 2.70884 a. Predictors: Constant, Komunikasi Organisasi X b. Dependent Variable: Semangat Kerja Y1 Tabel 4.38 Koefisien Determinasi antara Komunikasi Organisasi dan Kinerja karyawan Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .762 a .580 .562 1.51055 a. Predictors: Constant, Komunikasi Organisasi X b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Y2 Tabel 4.37 dan Tabel 4.38 menyajikan nilai koefisien determinasi antara komunikasi organisasi dan semangat kerja, komunikasi organisasi dan kinerja karyawan. Berdasarkan Tabel 4.37, nilai koefisien determinasi R Square antara komunikasi organisasi dan semangat kerja adalah 0,666. Nilai tersebut dapat diartikan komunikasi organisasi mampu menjelaskanmempengaruhi semangat kerja sebesar 66,6, sementara 33,4 dijelaskan selain variabel komunikasi organisasi. Berdasarkan Tabel 4.38, nilai koefisien determinasi R Square antara komunikasi organisasi dan kinerja karyawan adalah 0,580. Nilai tersebut dapat diartikan komunikasi organisasi mampu menjelaskanmempengaruhi kinerja karyawan sebesar 58, sementara 42 dijelaskan selain variabel komunikasi organisasi. Universitas Sumatera Utara 91

4.7 Pembahasan