Kategori Anak Analisis Keterpakaian Koleksi Literatur Anak di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

26 Di dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah 1992, 38-39 disebutkan bahwa jenis layanan yang bisa diberikan untuk anak di perpustakaan umum antara lain yaitu : a Peminjaman Buku b Bimbingan Membaca c Layanan Rujukan d Mendongeng story telling e Pertunjukkan Film f Pertunjukkan Boneka g Mainan Anak Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa jenis layanan anak memberikan pelayanan yang bervariasi, antara lain peminjaman buku, membimbing kesenangan membaca, layanan rujukan, mendongeng, pertujukan film, dan sebagainya. Memilih buku bacaan untuk anak- anak bukanlah tugas yang mudah. Kreteria bacaan anak-anak harus sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasannya.

2.4 Kategori Anak

Semua anak melewati tahapan intelektual dalam proses yang sama walau tidak harus dalam umur yang sama. Tiap tahapan mempunyai karakteristik yang membedakannya dengan tahapan yang lain, dan hal itu berkaitan dengan respon anak terhadap bacaan. Ada beberapa pembagian kategori anak. Menurut Pieget yang dikutip oleh Nurgiyantoro 2005, 200 perkembangan kategori anak dapat dibagi ke dalam empat tahapan yaitu: “Pertama: tahap sensori-motor the sensory-motor period, 0–2 tahun. Tahap ini disebut sebagai tahap sensori-motor karena perkembangan terjadi berdasarkan informasi dari indera senses dan bodi motor. Karakteristik utama dalam tahap ini adalah bahwa anak belajar lewat koordinasi persepsi indera dan aktivitas motor serta mengembangkan pemahaman sebab akibat Universitas Sumatera Utara 27 atau hubungan-hubungan berdasarkan sesuatu yang dapat diraih atau dapat berkontak langsung. Anak mulai dapat memahami hubungannya dengan orang lain, mengembangkan pemahaman objek secara permanen. Kedua: tahap praoperasional the preoperational period, 2–7 tahun. Dalam tahap ini anak mulai dapat “mengoperasikan” sesuatu yang sudah mencerminkan aktivitas mental dan tidak lagi semata-mata bersifat fisik. Kemungkinan implikasi terhadap buku bacaan sastra yang sesuai dengan karakteristik pada tahap perkembangan intelektual di atas antara lain adalah i buku-buku yang menampilkan gambar-gambar sederhana sebagai ilustrasi yang menarik, ii buku-buku bergambar yang memberi kesempatan anak untuk memanipulasikannya, iii buku-buku yang memberi ke-sempatan anak untuk mengenali objek-objek dan situasi tertentu yang bermakna baginya, dan iv buku-buku cerita yang menampilkan tokoh dan alur yang mencerminkan tingkah laku dan perasaan anak. Ketiga: tahap operasional konkret the concrete operational, 7–11 tahun. Pada tahap ini anak mulai dapat memahami logika secara stabil. Kemungkinan implikasi terhadap buku bacaan sastra yang sesuai dengan karakteristik pada tahap perkembangan intelektual di atas antara lain adalah buku-buku bacaan yang memiliki karakteristik sebagai berikut. i Buku-buku bacaan narasi atau eksplanasi yang mengandung urutan logis dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. ii Buku-buku bacaan yang menampilkan cerita yang sederhana baik yang menyangkut masalah yang dikisahkan, cara pengisahan, maupun jumlah tokoh yang dilibatkan. iii Buku-buku bacaan yang menampilkan berbagai objek gambar secara bervariasi, bahkan mungkin yang dalam bentuk diagram dan model sederhana. iv Buku-buku bacaan narasi yang menampilkan narator yang mengisahkan cerita, atau cerita yang dapat membawa anak untuk memproyeksikan dirinya ke waktu atau tempat lain. Dalam masa ini anak sudah dapat terlibat memikirkan dan memecahkan persoalan yang dihadapi tokoh protagonis atau memprediksikan kelanjutan cerita. Keempat: tahap operasi formal the formal operational, 11 atau 12 tahun ke atas. Pada tahap ini, tahap awal adolesen, anak sudah mampu berpikir abstrak. Implikasi terhadap pemilihan buku bacaan sastra anak adalah i buku-buku bacaan cerita yang menampilkan masalah yang membawa anak untuk mencari dan menemukan hubungan sebab akibat serta implikasi terhadap karakter tokoh; ii buku-buku bacaan cerita yang menampilkan alur cerita ganda, alur cerita yang mengandung plot dan subplot, yang dapat membawa anak untuk memahami hubungan antarsubplot tersebut, serta yang menampilkan persoalan atau konflik dan karakter yang lebih kompleks. Universitas Sumatera Utara 28 Sedangkan Azhari 2004, 173 menyatakan bahwa perkembangan pada umunya didasarkan pada perubahan-perubahan yang terjadi pada tiga hal antara lain; periodisasi berdasarkan biologis, periodisasi berdasarkan psikologis dan periodisasi berdasarka dedaktis. 1. Periodisasi berdasarkan perubahan biologis Periodisasi ini bisa dilihat dari pembagian yang dilakukan Aristoteles yang menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai mencapai dewasa dalam tiga periode, sebagai berikut: a. Fase kecil 0 sampai 7 tahun: masa bermain b. Fase anak sekolah 7 sampai 14 tahun: masa anak sekolah rendah c. Fase remaja 14 sampai 21 tahun: masa peralihan 2. Periodisasi berdasarkan psikologis Tokoh yang menggunakan periodisasi ini adalah Oswald Kroch.Gejala psikologis yang dijadikan dasar pembagiannya adalah masa-masa kegoncangan. Menurut Kroch, kegoncangan yang ia istilahkan dengan trotz, dialami manusia selama dua kali, yakni; a pada tahun ketiga, keempat kadang-kadang permulaan tehun kelima, dan b pada permulaan masa pubertas. 3. Periodisasi berdasarkan dedaktis Dasar dedaktis yang dipergunakan dalam pembagian masa perkembangan ini adalah berhubungan dengan masalah materi apa yang harus diberikan dan bagaimana mengajarkan materi itu kepada anak.Tokoh pencetus pembagian periode ini adalah John Amos Comenius yang terkenal konsepsinya mengenai bermacam-macam sekolah yang disesuaikan dengan perkembangan anak. Secara singkat periodesasi yang dibuat Comenius antara lain sebagai berikut: a. Masa sekolah ibu, untuk anak usia 0 sampai 6 tahun b. Masa sekolah bahasa ibu untuk anak usia 6 sampai 12 tahun c. Masa sekolah bahasa latin, untuk anak usia 12 sampai 18 tahun d. Masa sekolah tinggi, untuk anak usia 18 sampai 24 tahun Pendapat lain dikemukakan oleh Jalaluddin 2000, 117-137 yang membagi perkembangan kedalam beberapa tahap yaitu: 1. Anak usia 0-7 tahun Pada tahun pertama perkembangannya bayi masih sangat tergantung pada lingkungannya, kemampuan yang dimiliki masih terbatas pada gerak- gerak, dan menangis. Usia setahun secara berangsur dapat mengucapkan kalimat satu kata, 300 kata dalam usia 2 tahun, sekitar usia 4-5 tahun dapat menguasai bahasa ibu serta memiliki sifat egosentris, dan usia 5 tahun baru Universitas Sumatera Utara 29 tumbuh rasa sosialnya kemudian usia 7 tahun anak mulai tumbuh dorongan untuk belajar. 2. Anak usia 7-14 tahun Pada tahap ini perkembangan yang tampak adalah pada perkembangan intelektual, perasaan, bahasa, minat, sosial, dan lainnya sehingga rasullullah menyatakan bahwa bimbingan dititik beratkan pada pembentukan disiplin dan moral Addibhu. 3. Anak usia 14-21 tahun Pada usia ini anak mulai menginjak usia remaja yang memiliki rentang masa dari usia 1415 tahun hingga usia 2122 tahun. Pada usia ini anak berada pada masa transisi sehingga menyebabkan anak menjadi bengal, perkataan-perkataan kasar menjadi perkataan harian sehingga dengan sikap emosional ini mendorong anak untuk bersikap keras dan mereka dihadapkan pada masa krisis kedua yaitu masa pancaroba yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke masa pubertas. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa perkembangan anak berjalan secara bertahap melalui berbagai tahap perkembangan yaitu tahap sensori-motor 0-2 tahun, tahap praoperasional 2-7 tahun, tahap operasional konkret 7-11 tahun, tahap operasi formal 11 atau 12 tahun ke atas. Setiap perkembangan juga didasarkan pada tiga perubahan antara lain; periodisasi berdasarkan biologis, periodisasi berdasarkan psikologis, priodisasi berdasarka dedaktis. Dalam setiap fase perkembangan ditandai dengan bentuk kehidupan tertentu yang berbeda dengan fase sebelumnya.Sekalipun perkembangan itu dibagi-bagi ke dalam masa-masa perkembangan, hal ini dapat dipahami dalam hubungan keseluruhannya.

2.5 Keterpakaian Koleksi