Fungsi Literatur Anak Literatur Anak

12 1. Realisme, yaitu cerita yang merepresentasikan berbagai peristiwa, aksi dan interaksi, yang seolah-olah memang benar, dan penyelesaiannya pun masuk akal dan dapat dipercaya plausibel . 2. Fiksi formula, yaitu cerita yang memiliki pola-pola tertentu yang membedakannya dengan jenis yang lain. 3. Fantasi, yaitu cerita yang menawarkan sesuatu yang sulit diterima, dikembangkan lewat imajinasi yang lazim. 4. Sastra tradisional, yaitu cerita yang telah mentradisi, tidak diketahui kapan mulainya dan siapa penciptanya dan dikisahkan secara turun-temurun secara lisan. 5. Puisi, yaitu sebuah sastra yang didalamnya terdapat pendayagunaan berbagai unsur bahasauntuk mencapai efek keindahan. 6. Nonfiksi, yaitu bacaan yang ditulis secara artistik sehingga jika dibaca oleh anak, anak akan memperoleh pemahaman dan sekaligus kesenangan. 7. Fiksi, yaitu menampilkan cerita khayal yang tidak menunjuk pada kebenaran faktual, ditulis relatif baru, pengarang jelas, boleh ditulis oleh siapa saja, tetapi memang ditujukan untuk anak dan dengan sudut pandang anak. 8. Komik, yaitu cerita bergambar dengan sedikit tulisan, bahkan kadang- kadang ada gambar yang tanpa tulisan karena gambar-gambar itu sudah “berbicara sendiri”. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa jenis koleksi literatur anak dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yang dilihat dari kehadiran tokohnya dan memiliki beberapa jenis genre yaitu realisme, fiksi formula, fantasi, sastra tradisional, puisi, nonfiksi, dan komik.

2.2.2 Fungsi Literatur Anak

Ditinjau dari segi fungsi pragmatignya, sastraliteratur anak berfungsi sebagai pendidikan dan hiburan. Menurut Davis yang dikutip oleh Sarumpaet 1976, 23 mengemukakan pengertian literatur atau sastra anak secara popular adalah bacaan yang bersifat menghibur, sesuatu yang menyenangkan anak-anak. Sastra juga berfungsi untuk mengembangkan kepribadian anak.Tokoh-tokoh dalam bacaan anak secara tidak sadar mengajari anak dalam mengendalikan emosi, bahkan menolong anak-anak dalam menghilangkan stres. Universitas Sumatera Utara 13 Fungsi pendidikan pada sastra anak memberi banyak informasi tentang sesuatu hal, pengetahuan, kreativitas atau keterampilan anak, serta memberi pendidikan moral pada anak. Suwardi Endraswara 2002, 24 menyatakan bahwa literatur anak juga berfungsi sebagai: 1. Membentuk kepribadian, 2. Menuntun kecerdasan emosi anak. Perkembangan emosi anak akan dibentuk melalui karya sastra yang dibacanya. Sehubungan dengan hal di atas Mussen Kagan yang dikutip oleh Tarigan 1995, 7 menyatakan bahwa terdapat nilai psikologis yang penting dalam sastra atau literatur anak. Literatur anak dapat berguna untuk mengembangkan kognitif anak karena pengalaman-pengalaman sastra merupakan sarana merangsang penalaran anak-anak.Bahasa berhubungan erat dengan penalaran dan merupakan penunjang pikiran anak-anak. Semakin terampil seorang anak berbahasa, semakin sistematis pula penalaran atau cara berpikir anak. Selanjutnya Tarigan 1995, 8 mengungkapkan bahwa literatur anak mengandung nilai bagi anak-anak yaitu nilai intrinsik dan nilai ekstrinsik. 1. Nilai Intrinsik a. Memberi kesenangan, kegembiraan dan kenikmatan, b. Memupuk dan mengembangkan imajinasi, c. Member pengalaman-pengalaman baru, d. Mengembangkan wawasan menjadi perilaku insani, e. Memperkenalkan kesemestaan pengalaman, dan f. Memberi harta warisan sastra dari generasi terdahulu. 2. Nilai Ekstrinsik a. Perkembangan bahasa, b. Perkembangan kognitif, c. Perkembangan kepribadian, dan d. Perkembangan sosial Universitas Sumatera Utara 14 Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa literatur anak mampu mengembangkan, merangsang dan mengendalikan kepribadian serta penalaran anak, baik melalui cerita, tokoh, maupun bahasa yang tersaji dalam bacaan anak.Literatur anak juga berfungsi sebagai pendidikan dan hiburan sesuai dengan nilai intrinsik dan ekstrinsik yang terkandung didalamnya.

2.2.3 Ciri Literatur Anak