52 mengalami sedikitpun permasalahan. Sementara untuk suku cadangnya juga bisa
dikawinkan dengan merek motor lain.
3.3.3 Jumlah Becak Motor BSA dari Periode 1958 hingga 2016
Pada periode tahun 50-an hingga 60-an jumlah motor BSA yang sudah dijadikan becak penumpang masih sedikit. Jumlahnya berkisar 70 unit saja di kota
Pematang Siantar. Ketika becak ini sudah beroprasi menjadi transportasi umum, banyak orang yang ingin memiliki becak BSA. Kebanyakan untuk dijadikan
profesi sebagai tukangabang becak. Seperti yang diungkapkan salah satu informan penulis Bapak Yatmianto yang berprofesi sebagai penarik becak :
“Dulu masih SMP Saya udah narek becak dek pas tahun 1997, cuman terputus pada tahun 1998 sampai tahun 2000. Itu Aku
posisinya di luar kota. Merantaulah ceritanya pada waktu itu.dulu hampir rata-rata anak sekolah atau anak kuliahan jadi tukang becak.
Sampai-sampai orang itu ditawari jadi pegawai negeri sipil PNS pun gak mau. Karena kerja jadi Abang becak dulu cukup menjanjikan. Itu
pas tahun 80 an kebawahlah. Dulu pegawai negeri juga banyak yang narek becak. Karena gaji pegawai negeri dulu itu sedikit, lebih banyak
uangnya kalo narek becak.”
Foto1.4 Bapak Yatmiantao depan, yang berpofesi sebagai penarik becak
Universitas Sumatera Utara
53 Sumber. Dokumentasi pribadi tahun tahun 2016
Pada tahun 60 an permintaan akan kendaraan becak BSA semakin meningkat. Banyaknya permintaan motor BSA pada masa itu membuat Mbah
Lanang, Wak Rohim, Pak Siahaan, dan Pak Tukino
14
Di kota Pematang Siantar motor-motor tersebut dikumpulkan dan mulai diperbaiki secara perlahan. Dirakit kembali sesuai dengan bentuk aslinya
kemudian dijadikan sebagai becak penumpang. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperbaiki semua motor-motor tersebut. Hal ini dikarenakan suku
berusaha untuk mencari motor tersebut ke berbagai daerah. Daerah-daerah yang menjadi incaran motor
BSA yaitu : Medan, Binjai, Tarutung, Kisaran, Tanjung Balai, Galang, Balige, dan seputaran daerah di Sumatera Utara. Bahkan mereka mencari ke luar provinsi
hingga luar pulau Sumatera yaitu pulau Jawa seperti daerah Bali, Banyuwangi, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Madura. Namun, ada juga beberapa orang
yang secara personal berinisiatif untuk mencari motor BSA ke berbagai daerah untuk dijual kembali di kota Pematang Siantar.
Untuk motor BSA yang didapat di daerah pulau Jawa, Mbah Lanang dan rekan-rekan lainnya membawa motor tersebut dari pulau Jawa menggunakan
kapal Tampomas III. Jumlah yang dibawa pada masa itu sekitar ratusan unit secara berkala. Keadaan dari semua kendaraan tersebut dalam keadaan mati dan
bahkan tidak dapat berfungsi lagi. Motor BSA tersebut hanya dihargai dengan satuan kilogram kg. Karena motor-motor BSA yang didapat sudah menjadi
barang rongsokan ataupun besi tua yang tidak terpakai kembali.
14
Mbah Lanang, Wak Rohim, Pak Siahaan, dan Pak Tukino merupakan para pelaku sejarah mengenai becak motor BSA dan merupakan pemrakarsa terbentuknya becak motor BSA di Kota
Pematang Siantar.
Universitas Sumatera Utara
54 cadang motor BSA sudah tidak di produksi kembali karena pabrik BSA yang ada
di kota Birmingham, Inggris sudah lama tutup. Pada masa perkembangan motor BSA di kota Pematang Siantar. Tepatnya
pada tahun 1974 hingga 1978 merupakan masa keemasan dari motor BSA. Populasi dari keseluruhannya yang terdapat di kota Pematang Siantar sekitar ±
3000 unit. Pada periode ini tercatat sebagai jumlah terbesar sepeda motor BSA di kota pematang Siantar. sebagian dari seluruh jumlah tersebut sudah menjadi
transportasi umum roda tiga di kota Pematang Siantar. Pada kutipan sebuah artikel dari Bangka Pos yang menuliskan tentang
becak motor BSA terbitan tanggal 25 juli 2015. “Hanya beberapa negara saja yang mempunyai jumlah terbanyak motor BSA seperti negara Inggris selaku
produsen motor BSA sekitar ± 800 unit, negara Finlandia sekitar ± 250 unit, negara Australia sekitar ± 400 unit, dan Indonesia khususnya Pematang Siantar
sekitar ± 1000 unit ditahun 1995.” Hal ini menunjukkan bahwa jumlah terbanyak sepeda motor BSA di dunia terdapat di kota Pematang Siantar. bahkan dinegara
asalnya Inggris jumlah sepeda motor BSA tidak kurang dari 800 unit saja. Pada masa tahun 70an kota Pematang Siantar dijuluki sebagai kota Land
Of BSAyang mempunyai makna bahwa keberadan motor BSA paling banyak terdapat di kota Pematang Siantar. Anggapan ini disebutkan sebagai gambaran
pusat dari keberadaan sepeda motor BSA.
3.3.4 Becak Motor BSA Sebagai Angkutan Umum di kota Pematang Siantar