Transportasi Umum Sebelum Adanya Becak Motor BSA di kota Pematang Siantar Awal Mula Motor BSA Menjadi Transportasi Umum Roda Tiga

48 Belanda dan tentara sekutunya menggunakan motor BSA untuk mempermudah akses mereka dalam menguasai kota Pematang Siantar. Setelah zaman kemerdekaan Republik Indonesia tepatnya pada tahun 1949. Pada saat itu berakhirnya masa penjajahan negara Belanda dan Jepang di Indonesia. Motor BSA yang sebelumnya digunakan sebagai kendaraan perang oleh tentara Belanda dan sekutunya di tinggal begitu saja di Indonesia. Kendaraan ini merupakan kendaraan rampasan perang yang didapat dari tentara Inggris. Diperkirakan jumlah motor ini hampir menyentuh angka empat ribu unit di seluruh Indonesia. Pulau Sumatera dan Jawa merupakan daerah yang paling banyak di temui sepeda motor BSA ketika zaman kemerdekaan. Jenis BSA yang masuk ke Indonesia terkhususnya di Pematang Siantar terdiri dari berbagai jenis berdasarkan kapasistas mesin. Dimulai dari kapasitas mesin yang rendah hingga jenis BSA kapasitas mesin tinggi.

3.3.1 Transportasi Umum Sebelum Adanya Becak Motor BSA di kota Pematang Siantar

Transportasi umum merupakan pergerakan yang bertujuan untuk memindahkan atau membawa suatu objek dengan tujuan yang sama dan dengan jumlah yang relatif banyak. Setiap kota-kota juga memiliki transportasi umum dan beserta sejarahnya. Termasuk salah satu kota Pematang Siantar yang memiliki sejarah akan transportasi umum roda tiganya. Sebelum adanya becak motor BSA pada periode tahun 1900-an hingga 1960, kota Pematang Siantar mempunyai kendaraan umum yang sangat tradisional. Sado atau Andong merupakan transportasi antar kota yang ada di Pematang Siantar. Tenaga dari penggerak sado menggunakan tenaga kuda yang Universitas Sumatera Utara 49 dilengkapi dengan dua buah roda besar yang terbuat dari kayu dan dilapis dengan bantalan karet keras. Kusir sebagai pemegang kemudi dan dibelakang bangku kusir terdapat dua buah bangku untuk para penumpang. Trayek dari sado ini hanya dalam lingkup kota Pematang Siantar. Banyak terdapat di pusat kota Siantar seperti Lapangan Haji Adam Malik, Pajak Horas, dan seputaran Jalan Merdeka serta Jalan Sutomo.

3.3.2 Awal Mula Motor BSA Menjadi Transportasi Umum Roda Tiga

Setelah Belanda dan Jepang meninggalkan tanah air disusul dengan kemerdekaan Indonesia. Segala jenis peralatan perang negara-negara penjajah baik dari senjata api hingga pesawat tempur ditinggalkan begitu saja. Termasuk didalamnya motor BSA. Jumlah motor yang ada di Indonesia pada masa itu berjumlah ribuan unit. Bahkan tidak ada yang merawat kendaraan tersebut dan biarkan begitu saja. Sebagian kecil motor tersebut digunakan oleh asisten perkebunan karet dan kelapa sawit. Jarak dan medan terjal merupakan alasan kuat mengapa para asisten perkebunan dulu menggunakan motor BSA sebagai kendaraan mereka. Disamping itu, bahan bakarnya juga tidak terlalu boros. Melihat transportasi umum di kota Pematang Siantar pada masa itu hanya berupa Sado yang memiliki penggerak tenaga kuda. P Siahaan dan rekan- rekannya membuat suatu inovasi ataupun terobosan untuk membuat transportasi umum roda tiga. Sepeda motor BSA yang merupakan buatan Ingris dahulunya digunakan sebagai transportasi perang dunia ke II di pulau Sumatera dan Jawa. Rata-rata usia kendaraan ini sudah mencapai 70-a tahun. Motor-motor becak itu buatan 1941, Universitas Sumatera Utara 50 1948, 1952, 1953, 1954, 1955, dan 1956. Sarana angkutan roda tiga dahulunya dirintis oleh P Siahaan pada tahun 1956, dengan becak motor berkekuatan 125 cc, bermerek Frans Barnet, Alpino, Filler, KK, dan SAF. Sayangnya becka generasi pertam ini tidak bertahan lama. Hal ini disebabkan karena dahulu jalanan kota Pematang Siantar masih bertekstur batu koral dan sering berlumpur. Sehingga becak motor tidak sanggup mengantar enumpang sampai depan rumah dikarenakan jalan yang sempit dan berlumpur. Dahulu becak Siantar semula berbentuk bak sampan, seperti becak mesin di Medan saat ini. bentuk tempat duduk yang terletak di sebeah kiri setinggi satu meter untuk dua orang, hanya terbuat dari terpal. Pada sisi kanan dan kirinya diberi besi penyangga bisa dilipa-lipat. Perombakan pada bak penumpang terjadi pada tahun 1970-an. Bak ataupun tempat penumpang terbuat dari rangka pipa baja tebal. Menggunakan satu buah jok berkapasitas dua orang penumpang di dalam bak. Dibagian depan bak becak dibuat kaca sebagai pelindung dan dibagian belakang dibentuk sebuah keranjang barang untuk meletakkan barang para penumpang. Bagian atap becak ditutupi dengan terpal yang terbuat dari semi kulit untuk melindungi penumpang dari cuaca panas dan hujan. Untuk memberikan rasa nyaman, para pemuda meletakkan dua buah per besi pegas dibagian bawah bak becak. Ini dilakukan untuk meredam getaran ketika becak memasuki kondisi jalan yang berlubang. Pada tahun 1960-an jalanan kota Pematang Siantar diramaikan dengan becak merek Triumph, Ariel, Norton, BSA, AJS, dan Machles. Pada masa tersebut lahir organisasi abang pertama, yakni Persatuan Becak Mesin Siantar Universitas Sumatera Utara 51 PBMS. Semua jenis sepeda motor tersebut dilakukan uji tes kelayakan untuk melihat seberapa tangguh kesemua motor-motor tersebut jika dijadikan becak nantinya.. Setelah dilakukan uji jalan, ternyata kebanyakan dari jenis motor tadi tidak mampu untuk dijadikan becak. Seperti merek BMW, jenis motor ini tidak mampu dikarenakan Handle Kick motor BMW terletak di sebelah kiri. Sehingga saat melakukan perubahan gear sedikit mengalami kesulitan. Kemudian merek Harley Davidson, motor ini juga tidak mampu digunakan sebagai becak. Titik permasalahannya yaitu penggunaan bahan bakar motor Harley Davidson terlalu boros. Untuk suku cadangnya sendiri juga sangat sulit di dapat dan sulit dilakukan pencangkokkan suku cadang motor lain ke dalam mesin Harley Davidson. Tentunya jenis motor ini akan membutuhkan biaya yang sangat besar nantinya. Untuk merek Norton, Triumph,dan Ariel yang merupakan gruppartner merek BSA di Inggris juga dilakukan tes percobaan. Namun juga mengalami kendala. Mesin dari jenis motor ini sering cepat panas jika berjalan di jalan yang menanjak. Pematang Siantar adalah salah satu kota yang memiliki topografi tanah yang berbukit-bukit rendah. Maka tak heran jika di daerah ini banyak ditemui jalan yang menanjak dan menurun. Setelah melakukan beberapa kali percobaan dan mengalami berbagai macam kendala. Akhirnya motor BSA dicoba untuk digandengkan dengan bak penumpang lalu diuji jalan di sekitar daerah Pematang Siantar. Beberapa kali uji coba, jenis motor inidi nilai tangguh dan juga hemat bakan bakar ketika digandengkan dengan bak penumpang. Ketika menemui jalan tanjakan BSA tidak Universitas Sumatera Utara 52 mengalami sedikitpun permasalahan. Sementara untuk suku cadangnya juga bisa dikawinkan dengan merek motor lain.

3.3.3 Jumlah Becak Motor BSA dari Periode 1958 hingga 2016