Hasil Analisa Data ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Anova Table Tabel 13 Uji linearitas data variabel Motivasi Belajar dan Self regulated learning Berdasarkan hasil uji linearitas antara kedua variabel tersebut menggunakan uji F = 36,940 dan p =0,000 p 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data variabel motivasi belajar memiliki hubungan yang linier dengan variabel self regulated learning.

C. Hasil Analisa Data

1. Hasil Perhitungan Korelasi Antarvariabel Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS 17.0. Hasil pengujian statistik yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut. Sum Of Squares df Mean Square F Sig SRL Between Combined MB Groups Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total 16467.340 8707.536 7759.805 55866.512 72333.852 32 1 31 237 269 514.604 8707.53 6 250.316 235.724 2.183 36.940 1.062 .001 .000 .385 Universitas Sumatera Utara Correlations Tabel 14 Korelasi antara motivasi belajar dengan Self regulated learning pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e-learning Correlations si significants at the 0.01 level 2tailed Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh koefisien korelasi r sebesar .347 Hal ini berarti hipotesa nol Ho ditolak dan hipotesa alternatif Ha diterima, yang menunjukkan adanya hubungan antara motivasi belajar dengan self regulated learning pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e- learning. Semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi self regulated learning pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e-learning. Sebaliknya, semakin rendah motivasi belajar maka semakin rendah self regulated learning pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e-learning. MB SRL MB Pearson Correlations Sig.2 tailed Sum of squares and Cross-products Covariance N 1 8929.941 33.197 270 .347 .000 8818.037 32.781 270 SRL Pearson Correlations Sig.2 tailed Sum of squares and Cross-products Covariance N .347 .000 8818.037 32.781 270 1 72333.852 268.899 270 Universitas Sumatera Utara 2. Kategorisasi Data a. Kategorisasi Data Motivasi Belajar Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor populasi terdistribusi normal. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam motivasi belajar yaitu tinggi dan rendah. Data penelitian tentang kategori motivasi belajar seperti tertera pada tabel berikut: Tabel 15 Variabel Deskripsi Data Penelitian Motivasi Belajar Skor Empirik Skor Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Motivasi Belajar 40 78 61,39 5,762 20 100 60 13,33 Berdasarkan tabel 16, diperoleh mean empirik untuk Skala motivasi belajar sebesar 61,39 dengan SD empirik sebesar 5,762, sedangkan untuk mean hipotetiknya 60 dengan SD hipotetiknya sebesar13,33. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar dari mean hipotetik. Rangkuman data penelitian tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengkategorisasikan motivasi belajar pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e-learning dalam tingkatan-tingkatan yang disusun menurut norma tertentu. Motivasi belajar dikategorisasikan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah dengan mempertimbangkan standart eror of measurement untuk mengatasi resiko pembagian motivasi belajar. Standart eror of measurement akan memberikan kecermatan hasil pengukuran. Universitas Sumatera Utara Rumusan standart eror dalam pengukuran motivasi belajar yaitu: S e =S x √ 1-R xx’ Keterangan: S e = standar eror S x = standar deviasi R xx` =koefisien reliabilitas Berdasarkan pengolahan data motivasi belajar pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e-learning, dengan bantuan SPSS 17.0 for windows diperoleh R xx’ = 0,666 dan S x = 7,19014 sehingga standar eror dalam pengukuran ini adalah: S e = 7,19014 √1-0,666 = 7,19014 √0,334 = 7,19014 x 0,57 = 4,098 Mengetahui besarnya S e akan dapat mengestimasi fluktuasi skor skala motivasi belajar yaitu: X ± Z α2 . S e Dengan menggunakan taraf kepercayaan 95 berarti sama dengan taraf signifikan 5 atau α = 0.05 sehingga α2= 0.025, maka diperoleh nilai z=1.96 Universitas Sumatera Utara bersadarkan tabel distribusi normal dengan begitu fluktuasi motivasi belajar sebesar: X ± 1,96 4,098 X ± 8,03 X ± 8 dibulatkan maka: X + 8 = 61+ 8 = 69 X –8 = 61– 8 = 53 Dari perhitungan di atas maka katagorisasi terhadap motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 16 berikut: Tabel 16 Kategorisasi Data Motivasi Belajar Berdasarkan tabel 17 diatas, dapat diketahui sebanyak10 27orang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, 8,122 orang yang memiliki motivasi belajar yang rendah, dan 81,8 221 orang tidak terklasifikasi karena tujuan penelitian hanya mengkategorikan subjek ke dalam 2 kategori saja. Variabel Rentang nilai Kategori Frekuensi Persentase Motivasi Belajar X ≥ 69 Tinggi 27 10 X ≤ 53 Rendah 22 8,1 53 X 69 TidakTerklasifik asi 221 81,8 Universitas Sumatera Utara b. Kategorisasi Data Self Regulated Learning Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor populasi terdistribusi normal. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam self regulated learning yaitu tinggi dan rendah. Deskripsi data penelitian self regulated learning seperti tertera pada tabel 18 berikut: Tabel 17 Deskripsi Data Penelitian Self regulated learning Berdasarkan tabel 18, diperoleh mean empirik untuk skala self regulated larning sebesar 136,26 dengan SD empirik sebesar 16,398, sedangkan untuk mean hipotetiknya 117 dengan SD hipotetiknya sebesar 26. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar dari mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa self regulated learning penelitian lebih tinggi dari pada alat ukur yang digunakan. Rangkuman data penelitian tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengkatagorisasikan self regulated learning pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e-learning dalam tingkatan-tingkatan yang disusun menurut norma tertentu. Self regulated learning dikategorisasikan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah dengan mempertimbangkan standart eror of measurement untuk mengatasi resiko pembagian self regulated learning. Standart eror of measurement akan memberikan kecermatan hasil pengukuran. Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Self regulated learning 91 175 136,26 16,398 39 195 117 26 Universitas Sumatera Utara Rumusan standart eror dalam pengukuran self regulated learning yaitu: S e =S x √ 1-R xx’ Keterangan: S e = standar eror S x = standar deviasi R xx’ = koefisien reliabilitas Berdasarkan pengolahan data self regulated learning pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e-learning, dengan bantuan SPSS 17.0 for windows diperoleh R xx’ = 0.889 dan S x = 17,013 sehingga standar eror dalam pengukuran ini adalah: S e = 17,013 √1-0,889 = 17,013 √0,11 = 17,013 x 0,333 = 5,66 Mengetahui besarnya S e akan dapat mengestimasi fluktuasi skor skala self regulated learning, yaitu: X ± Z α2 . S e Dengan menggunakan taraf kepercayaan 95 berarti sama dengan taraf signifikan 5 atau α = 0.05 sehingga α2= 0.025, maka diperoleh nilai z=1.96 Universitas Sumatera Utara bersadarkan tabel distribusi normal dengan begitu fluktuasi skor self regulated learning sebesar: X ± 1,96 5,66 X ± 11,09 X ± 11 dibulatkan maka: X +11 = 136+11 = 147 X – 11 = 136–11 = 125 Dari perhitungan di atas maka kategorisasi terhadap self regulated learning dapat dilihat pada tabel 18 berikut: Tabel 18 Kategorisasi Data Self Regulated Learning Berdasarkan tabel 19 diatas, dapat diketahui 27,4 74orang yang memiliki self regulated learning yang tinggi, 29,6 80orang yang memiliki self regulated learning yang rendah, dan 42,9116orang tidak terklasifikasi karena tujuan penelitian hanya mengkategorikan subjek ke dalam 2 kategori saja. Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Self Regulated Learning X ≥ 147 Tinggi 74 27,4 X ≤ 125 Rendah 80 29,6 125 X 147 Tidak Terklasifikasi 116 42,9 Universitas Sumatera Utara

D. Pembahasan