Salah satu perguruan tinggi yang memiliki berbagai jurusan bagi calon mahasiswa agar dapat memilih jurusan yang sesuai dengan yang dikehendaki
adalah USU, yang dimana terdapat 13 fakultas, yaitu : Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Ekonomi, Kedokteran gigi, Ilmu budaya, Matematika dan IPA,
Ilmu sosial atau ilmu politik, Keshatan masyarakat, Keperawatan, Psikologi, dan Farmasi.
Beberapa perguruan tinggi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran elektronik sebagai suplemen tambahan terhadap materi pelajaran yang disajikan
secara reguler di kelas. Secara konsep, dosen harus mempunyai kemampuan pemahaman pada materi yang disampaikannya, memahami strategi e-learning
yang efektif, bertanggung jawab pada materi pelajaran, persiapan pelajaran, pembuatan modul pelajaran, penyeleksian bahan penunjang, penyampaian materi
pelajaran yang efektif, penentuan interaksi mahasiswa, penyeleksian dan pengevaluasian tugas secara elektronik Natakusumah, dalam Indrayani, 2007.
Namun, beberapa perguruan tinggi lainnya menyelenggarakan e-learning sebagai alternatif bagi mahasiswa yang karena satu dan lain hal berhalangan mengikuti
perkuliahan secara tatap muka. Dalam kaitan ini, e-learning berfungsi sebagai pilihan bagi mahasiswa Indrayani, 2007.
E. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning
Pada Mahasiswa Universita Sumatera Utara Yang Mengalami Pembelajaran
E-learning
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh
Universitas Sumatera Utara
energi, terarah, dan bertahan lama. Di dalam motivasi belajar terdapat dua jenis yaitu: Motivasi Instrinsik yang melibatkan motivasi internal untuk melakukan
sesuatu karena keinginan sendiri yang berdasarkan penentuan diri dan pilihan personal, dan motivasi ekstrinsik melakukan sesuatu untuk mendapatkan untuk
mencapai tujuan yang dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman Santrock, 2007.
Motivasi sangat mempengaruhi sukses atau tidaknya seseorang dalam melakukan sesuatu, serta berfungsi sebagai pendorong individu untuk memulai
maupun meneruskan kegiatannya. Misalnya, ketika peserta didik menghadapi tugas-tugas kuliah, mahasiswa yang dihadapkan pada berbagai sumber belajar
yang melimpah yang dengan kebutuhan dan tujuan mahasiswa bersangkutan. Pada kondisi demikian, mereka harus memiliki inisiatif sendiri dan motivasi ,
menganalisis kebutuhan, dan merumuskan tujuan, memilih dan menerapkan strategi pemecahan masalah, menseleksi sumber yang relevan, serta mengevaluasi
diri. Motivasi belajar dapat dipandang sebagai suatu rantai reaksi yang dimulai dari adanya kebutuhan, kemudian timbulnya keinginan untuk mencapai tujuan
Pujadi, 2007. Untuk mencapai tujuan belajarnya kemampuan belajar mandiri menjadi lebih diperlukan oleh mahasiswa yang menghadapi tugaskajian mandiri,
tugas dalam bentuk proyek terbuka, penyusunan skripsi atau tugas akhir, dan sebagainya. Individu yang memiliki kemandirian belajar tinggi cenderung belajar
lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu dalam menyelesaikan tugasnya, mengatur belajar dan
waktu secara efisien Hidayati, 2007. Istilah yang berkaitan dengan penjelasan di atas adalah self regulated learning.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi dapat dipandang sebagai pendorong dalam belajar dan belum sampai pada self regulatred learning,
yang dimana self regulated learning merupakan sebuah energi membuat peserta didik berusaha secara persisten dengan menggunakan berbagai strategi belajar
untuk meregulasi dirinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Apabila seorang peserta didik mengaktifkan dan menopang kognisi, perilaku, dan perasaannya
yang secara sistematis berorientasi pada pencapaian suatu tujuan dan ketika tujuan tersebut meliputi pengetahuan, maka peserta didik memiliki self-regulated
learning Zimmerman, dalam Woolfolk, 2004. Faktor-faktor berkembangnya self-regulated learning adalah adanya
pengaruh sumber yang berkaitan dengan kemampuan akademik, dipengaruhi oleh lingkungan da dipengaruhi oleh diri sendiri Zimmerman, dalam Woolfolk,
2004. Dari beberapa faktor dari self regulated learning terdapat beberapa level,yaitu:Level pengamatan observasional, Level pesamaan emultive, Level
kontrol diri self-controlled, Level pengaturan diri. Peserta didik memilih kapan menggunakan strategi-strategi khusus dan mengadaptasikannya.
Salah satu strategi khusus yang dilakukan para peserta didik ialah dengan menggunakan bantuan elektonika, seperti internet Yulinawati, 2009. Proses
pembelajaran ini disebut dengan e-learning. Menurut Munir 2008 e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat
elektronika. Penggunaan e-learning dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa sehingga menumbuhkan semangat
peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan mampu mendorong peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
Hidayat, 2007. E-learning sebagai suatu aktivitas menuntut para pelajar untuk memiliki motivasi yang kuat apabila ingin sukses dalam proses pembelajaran
yang diikutinya. Terlebih lagi sistem e-learning adalah sistem yang menuntut usaha dari individu, sehingga motivasi diri haruslah kuat dan datang dari individu
tersebut Albert Mulyadi, 2009. Hal ini di dukung juga oleh hasil penelitian dari Mustofa, 2008 yang menjelaskan bahwa adanya hubungan yang signifikan
antara pengaplikasian e-Learning dengan motivasi belajar. Selain motivasi belajar di dalam proses belajar dengan menggunakan
internet, juga menuntut peserta didik memiliki pengaturan diri belajar yang lebih baik dalam penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan motivasi dalam
menggunakan strategi belajar yang disebut dengan self regulated learning Wahyono, 2010. Peserta didik membutuhkan self regulated learning agar dapat
menjalankan perannya dengan baik, terutama peran akademis. Peserta didik juga menerapkan strategi manajemen sumber daya seperti memilih atau mengatur
aspek lingkungan fisik untuk mendukung belajar mereka dan untuk mengatur waktu mereka secara efektif Corno Mandinach, dalam Wahyono,2010.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melihat hubungan hubungan antara motivasi belajar dengan self-regulated learning pada mahasiswa USU.
F. Hipotesis Penelitian