Perumusan Masalah Landasan Teori

armada Mobil Penumpang Umum MPU yang beroperasi, waktu operasional dan jadwal keberangkatan Mobil Penumpang Umum tidak teratur mengakibatkan kedatangan Mobil Penumpang Umum menjadi tidak teratur. Untuk mengantisipasi permasalahan terhadap angkutan umum trayek 25, maka diperlukan suatu kajian waktu tunggu di terminal terhadap kinerja pelayanan angkutan umum dengan indikator load faktor, headway, waktu perjalanan, waktu tunggu, kecepatan perjalanan, dan ketersedian angkutan.

1.2 Perumusan Masalah

Beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan untuk dilakukan penelitian pengaruh waktu tunggu di terminal terhadap kinerja pelayanan angkutan umum dengan studi kasus angkutan umum KPUM trayek 25 adalah: 1. Apakah waktu tunggu yang diberikan operator sebagai penyedia jasa angkutan umum sudah memenuhi keinginan pengguna jasa dalam kepastian untuk mendapatkan angkutan umum. 2. Apakah waktu tempuh angkutan umum sudah memenuhi bagi pengguna jasa sampai ketujuan yang diinginkan. 3. Apakah sudah terpenuhi fasiltas pendukung untuk mendapatkan angkutan umum berupa halte dan rambu petunjuk untuk kenyamanan menunggu bagi pengguna angkutan umum. Universitas Sumatera Utara

1.3 Landasan Teori

Mobil penumpang umum angkutan umum sebagai bagian dari sistem transportasi perkotaan yang memegang peranan sangat penting bagi daerah perkotaan. Angkutan umum diharapkan mampu menyediakan aksesibilitas yang baik bagi penggunanya, dimana hal ini dapat dilihat dari dua faktor yang menentukan tingkat tinggi rendahnya akses dari suatu tempat asal tujuan. Faktor tersebut adalah faktor waktu tempuh dan faktor biaya perjalanan. Dengan semakin kecilnya kedua faktor tersebut bila dibandingkan dengan penggunaan kendaraan pribadi, maka tingkat aksesibilitas dengan menggunakan angkutan kota menjadi semakin tinggi, sehingga diharapkan penggunaan kendaraan pribadi akan berkurang dan beralih ke angkutan umum. Dasar philosophi penetapan trayek menurut Giannopoulos dalam perubahan trayek, perpanjangan trayek ataupun penetapan trayek baru angkutan umum adalah memaksimalkan pelayanan angkutan umum antara lain cakupan, frekuensi, tarif yang terjangkau dan sebagainya terhadap kawasan yang dilayani dengan biaya operasi serendah rendahnya. Menurut Kodoatie 2003 dalam suatu kegiatan sistem transportasi terdapat beberapa komponen yang mempengaruhi. Komponen-komponen tersebut dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan jenis dan bentuk. Komponen tersebut dapat berupa prasarana atau sarana. Prasarana adalah sesuatu yang dapat menjadi media terjadinya kegiatan transportasi. Prasarana dapat berupa jalan raya, jalan kereta api, terminal, halte, sungai, laut, pipa, udara, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Sedangkan sarana adalah sesuatu yang berwujud kendaraan yang berfungsi sebagai alat yang dapat memindahkan sesuatu barang maupun orang untuk mencapai tujuannya. Sarana dapat berupa bus, kereta api, pesawat terbang, kapal laut, perahu, dan sebagainya. Agar kegiatan transportasi dapat berjalan dan terselenggara dengan baik, aman, tertib, lancar, sesuai dengan keinginan, maka perlu adanya rencana operasi atau prosedur pengaturan yang mengikat. Secara umum komponen sistem transportasi dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Lintasan atau jalur, sebagai tempat untuk bergerak sarana transportasi yang melintas. 2. Terminal, yang merupakan simbul keluar – masuk kendaraan dari maupun kesistem pergantian moda. 3. Kendaraan, yang memberikan suatu mobilitas terhadap benda yang diangkut untuk suatu jalur bergerak tertentu dan dapat digerakkan di jalur tersebut. 4. Rencana operasi atau prosedur pengaturan, yang dapat menjamin kegiatan transportasi lalu lintas orang dan barang bergerak secara aman, nyaman, lancar, tertib dan mudah didapat oleh para pengguna jasa moda tersebut.

1.4 Tujuan Penelitian