Karakteristk Sistem Transportasi Pengaruh Waktu Tunggu di Terminal Terhadap Kinerja Pelayanan Angkutan Umum di Kota Medan (Studi Kasus KPUM Trayek 25)

pelayanan suburban di wilayah pinggiran kota juga menyebabkan semakin tersebarnya meningkatnya pergerakan ke seluruh wilayah kota. Perkembangan fisik yang tidak terkendali di sekitar jalan-jalan arteri primer perlu pengendalian perkembangan permukiman dan penataan jalan dan lalu lintasnya, untuk mempertahankan spesifikasi teknis pelayanan jalan primer tersebut karena meningkatnya pencampuran lalu lintas regional dengan lokal, akses ke badan jalan yang bertambah dan semakin pendek jaraknya, rumija dan bahkan badan jalan yang sudah berfungsi sebagai ruang usaha dan parkir.

4.2 Karakteristk Sistem Transportasi

Faktor yang mempengaruhi sistem transportasi suatu kota diantaranya adalah sarana dan prasarana seperti terminal, jaringan jalan, angkutan umum dan angkutan pribadi. Faktor lain yang mempengaruhi sistem perangkutan suatu kota adalah adanya pengaruh dari dalam berupa daya tarik kota itu sendiri yang menimbulkan pergerakan. 4.2.1 Sistem jaringan transportasi jalan 4.2.1.1 Pola jaringan jalan Kota Medan memiliki pola jaringan jalan yang membentuk pola grid dan radial pada daerah pusat kota dan daerah pinggiran kota. Jalan utama sebagai koridor dalam kota dimana untuk koridor luar yang menghubungkan daerah pinggiran kota yaitu jalan KL.Yos Sudarso, jalan Putri Hijau dan jalan Krakatau sebagai jalan yang menghubungkan daerah Utara dengan pusat kota, jalan Letda Sujono sebagai jalan Universitas Sumatera Utara yang menghubungkan daerah bagian barat dengan pusat kota, jalan Gatot Subroto sebagai jalan yang menghubungkan daerah bagian timur dengan pusat kota, jalan SM. Raja dan jalan Brigjend Katamso serta jalan Jamin Ginting merupakan jalan yang menghubungkan daerah bagian selatan dengan pusat kota. Untuk menghubungkan daerah pinggiran kota secara langsung tanpa harus melalui pusat kota disediakan jalan lingkar utara yaitu jalan Kapten Sumarsono yang menghubungkan daerah bagian utara dengan daerah bagian timur sedangkan daerah bagian selatan dengan daerah bagian timur dihubungkan oleh jalan lingkar selatan yaitu jalan Tritura dan jalan A.H. Nasution serta jalan Ngumban Surbakti. Selain itu juga terdapat jalan tol yang menghubungkan daerah bagian selatan yaitu Tanjung Morawa dengan daerah bagian utara Belawan yang dibangun memanjang pada daerah bagian timur. Keberadaan jalan lingkar dan jalan tol ini sangat membantu dalam mengalihkan arus kendaraan menerus yang melalui pusat kota sehingga mengurangi kepadatan volume dalam kota serta merangsang pertumbuhan daerah pinggiran kota. 4.2.1.2 Kondisi jalan Prasarana jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu lintas di darat. Lancarnya arus lalu lintas akan sangat menunjang perkembangan ekonomi suatu daerah. Guna menunjang kelancaran perhubungan darat di kota Medan sampai dengan keadaan akhir tahun 2008 tercatat panjang jalan yang ada 3.078,94 km. Berdasarkan status kewenangannya panjang jalan terbagi atas: jalan negara sepanjang 66,33 km, jalan provinsi sepanjang 60,64 km dan jalan kota sepanjang 1.641,83 km. Seluruh ruas Universitas Sumatera Utara jalan negara dan provinsi dalam kondisi baik, sedangkan kondisi jalan kota terdapat sepanjang 737,6 km dalam kondisi rusak hingga rusak berat dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.6. Tabel 4.5 Kondisi Jalan di Kota Menurut Status Kewenangan Thn 2008 Km No Status Baik Sedang Rusak Rusak Berat Tidak diperinci 1 Jalan Nasional 66,33 2 Jalan Propinsi 60,64 3 Jalan KabKota 1.516,86 442 590 147,6 254,92 Jumlah 1.643,83 442 590 147,6 254,92 Sumber: BPS, Medan Dalam Angka 2009 Tabel 4.6 Kelas Jalan di Kota Medan Menurut Status Kewenangan Thn 2008 Km No Status Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IIIA Kelas IIIB Kelas IIIC Tidak Diperinci 1 Jalan Nasional 66,33 2 Jalan Propinsi 60,64 3 Jalan KabKota 96,03 566,47 762,58 1.010,66 515,64 Jumlah 126,97 96,03 566,47 762,58 1.010,66 515,64 Sumber: BPS, Medan Dalam Angka 2009 Berdasarkan kelas jalan dan status kewenangannya, seluruh jalan kelas I memiliki status kewenangan jalan negara dan jalan provinsi, sedangkan jalan kota terdiri dari kelas II hingga kelas V sepanjang 2.425,74 km, sedangkan 515,64 km lainnya belum masuk kategori kelas non kelas. Jalan-jalan merupakan jalan yang baru dibangun termasuk jalan-jalan baru yang diserahkan oleh pengembang pada kawasan perumahan. Universitas Sumatera Utara Sepanjang tahun 2002 hingga tahun 2007 tidak ada penambahan panjang jalan baik menurut status kewenangan dan kelas jalan. Kondisi ini merupakan kondisi riskan pada suatu kota metropolitan yang terus berkembang mengingat pertumbuhan sarana angkutan pribadi yang terus bertambah. 4.2.1.3 Kinerja jaringan jalan Sistem jaringan jalan yang berbentuk grid pada sebagian wilayah perencanaan menyebabkan pergerakan pada jalan-jalan tersebut menjadi tinggi. Berikut adalah volume kendaraan pada jam sibuk dan kapasitas jalan di beberapa jalan utama di kota Medan dari hasil survey Dinas Perhubungan Kota Medan tahun 2007 dapat dilihat pada table 4.7. Tabel 4.7 Data VCR Beberapa Jalan Utama di Kota Medan No. Ruas jalan Status Jalan Volume Kapasitas VCR 1 Ahmad Yani Kota 1.342 8.388 0,16 2 Balai Kota Kota 3.967 4.176 0,95 3 Brigjen Katamso Propinsi 49.068 90.495 0,54 4 Gajah Mada Kota 6.916 14.590 0,47 5 Gatot Subroto Nasional 15.967 33.615 0,47 6 Guru Patimpus Kota 8.320 12.800 0,65 7 Imam Bonjol Kota 8.942 21.600 0,41 8 Ir. H.Juanda Nasional 12.811 18.840 0,68 9 Iskandar Muda Nasional 4.704 16.800 0,28 10 JenderalSudirman Kota 5.187 17.100 0,30 Universitas Sumatera Utara No. Ruas jalan Status Jalan Volume Kapasitas VCR 11 Letjen Suprapto Kota 2.565 10.260 0,25 12 Palang Merah Kota 2.800 11.200 0,25 13 Pemuda Kota 1.980 6.000 0,33 14 Puteri Hijau Kota 3.388 30.800 0,11 15 Raden Saleh Kota 3.659 5.808 0,63 16 S. Parman Kota 10.731 26.172 0,41 Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan, 2007 Lalu lintas di jalan-jalan utama telah mengalami pertumbuhan yang pesat jika dibandingkan dekade yang lalu. Permintaan pergerakan masyarakat dan aktivitas yang dilakukan menggunakan jalan-jalan yang ada, terutama di jalan utama kota. Kondisi lalu lintas ikut telah berubah dan dibeberapa tempat mengalami kemacetan. Sebagai gambaran, bahwa volume lalu lintas di pusat kota terbesar terjadi pada jalan Balai Kota, Gatot Subroto Petisah dan Puteri Hijau. Sedangkan, ketidaklancaran pergerakan yang terparah pada Balai Kota yang memiliki VCR = 0,94. lihat pada tabel 4.9 dari hasil pendataan tersebut volume lalu lintas dilakukan kompilasi untuk menghitung nilai satuan muatan penumpang per jam. 4.2.1.4 Fungsi jalan Pengembangan sistem jaringan jalan di wilayah kota Medan didasari oleh kebijaksanaan RTRW Nasional, RTR Pulau Sumatera, RTRW Provinsi Sumatera Utara, RTR Kawasan Perkotaan Mebidangro, sistem jaringan jalan eksisting, pola pemanfaatan ruang dan sebaran pusat-pusat pelayanan kegiatan kota. Pengembangan sistem jaringan jalan kota Medan ini akan lebih difokuskan pada Tabel 4.7 lanjutan Universitas Sumatera Utara Sistem primer dan sekunder, baik untuk fungsi jalan Arteri, Kolektor, maupun Lokal. 1. Jalan Arteri Primer Fungsi Jalan Arteri Primer terhadap transportasi kota Medan adalah jalan-jalan yang menghubungkan kota tersebut dengan kota-kota besar lainnya ibukota provinsi, atau ruas-ruas jalan yang menghubungkan antara satu kawasan andalan dengan kawasan andalan lainnya dalam satu provinsi, atau ruas-ruas jalan yang menghubungkan antara Pusat Primer dan Pusat Primer lainnya dalam wilayah kota Medan. 2. Jalan Kolektor Primer Fungsi Jalan Kolektor Primer terhadap transportasi kota Medan adalah ruas-ruas jalan yang melayani pergerakan dari Pusat Primer ke Pusat Sekunder maupun. Jalan ini terkoneksi ke sistem pelayanan jalan kolektor primer dan arteri sekunder. 3. Jalan Arteri Sekunder Fungsi Jalan Arteri Sekunder terhadap transportasi kota Medan adalah jalan-jalan yang dapat berfungsi sebagai jalur pengalih arus lalu lintas angkutan utama yang menuju ke dan dari kota Medan untuk mengurangi beban jalan Arteri Primer dan kepadatan lalu-lintas di dalam kota. Selain itu berfungsi juga melayani pergerakan dari Pusat Primer ke Pusat Sekunder. Jalan ini terkoneksi ke sistem pelayanan jalan arteri primer dan Universitas Sumatera Utara jalan kolektor sekunder sebagai bagian dari kerangka jalan utama wilayah kota. 4. Jalan Kolektor Sekunder Fungsi Jalan Kolektor Sekunder terhadap transportasi kota Medan adalah ruas-ruas jalan yang melayani pergerakan dari pusat sekunder dengan pusat sekunder lainnya seperti pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Rencana dan Fungsi Jaringan Jalan Kota Medan No Rencana dan Fungsi Jaringan Jalan Lebar Jalan GSB Keterangan A Jalan Arteri Primer 1 Jln. Sisingamangaraja 40 11,5 Simp. Jln. Tritura – Batas Kota 2 Jln. Tritura 33 15 Jln. Lingkar Luar 3 Jln. A. H Nasution 33 12 Simp. Jln. Brigjen Zein Hamid – Simp. Jln. Karya Jaya 4 Jln. A. H Nasution 33 15 Simp. Jln. Karya Jaya – Simp. Pos 5 Jln. Gumban Surbakti 33 15 Jln. Lingkar Luar 6 Jln. Gagak Hitam 33 10 Jln. Lingkar Luar 7 Jln. Asrama 33 15 Jln. Lingkar Luar 8 Jln. Helvetia Raya 33 15 Jln. Lingkar Luar 9 Jln. Cemara 33 15 Jln. Lingkar Luar 10 Jln. Kol. Bejo - ke Batang Kuis 33 15 Jln. Lingkar Luar 11 Jln. Jend. Gatot Subroto 33 15 Simp. Jln. Asrama - Batas Kota 12 Jln. Komodor Yos Sudarso 26 12,5 Simp. Polu Brayan - Belawan 13 Jln. Letjen. Jamin Ginting 33 15 Dari Simp. Pos – Batas Kota 14 Jln. Tol Medan – Belawan 48 15 15 Jln. Tol Simp. Sicanang – Pelabuhan Perikanan 48 15 Jalan Tol Pelindo 16 Jalan Tol Medan – Binjai 48 15 B Jalan Arteri Sekunder 1 Jln. Marelan Raya 20 10 Simp. Marelan – Simp. Jln. Rahmad Budin 2 Jln. Marelan Raya 26 10 Simp. Jln. Rahmad Budin – Simp. Kantor 3 Jln Baru Marelan Raya – Sicanang 26 10 Jln. Lingkar Utara Marelan 4 Jln. Komodor Yos Sudarso 26 12,5 Simp. Polu Brayan – Jln. Putri hijau 5 Jln. Putri Hijau 26 12,5 Universitas Sumatera Utara No Rencana dan Fungsi Jaringan Jalan Lebar Jalan GSB Keterangan 6 Jln. Balai Kota 26 12,5 7 Jln. A. Yani 20 6 8 Jln. Pemuda 26 6 9 Jln. Brigjen Katamso 22 6 10 Jln. Brigjen Zein Hamid 22 10 Sampai dengan simp. Titi Kuning 11 Jln. Sisingamangaraja 30 10 Simp. Jln. Tritura – Jln. Pandu 12 Jln. Jend. Gatot Subroto 33 15 Simp. Jln. Asrama – Bundaran SIB 13 Jln. Guru Patimpus 26 12,5 14 Jln. Perintis Kemerdekaan 26 12,5 15 Jalan Letda Sujono 26 12,5 C Jalan Kolektor Primer 1 Jln. Rahmad Budin 26 15 2 Jln. Baru Sicanang – H. Perak 20 12 Jln. Lingkar Agromarinepolitan 3 Jln. Lingkar Labuhan 26 15 Simp. Jln. Lingkar Marelan – Simp. Seruway – hingga ke Batang Kuis 4 Jln. Depag 26 12 5 Jln. Kp. Lalang – Klumpang 26 15 Jln. Lingkar Luar Paling Luar 6 Jln. Sakura Raya 26 15 Jln. Lingkar Luar Paling Luar 7 Jln. Seroja Raya - Tuntungan 26 15 Jln. Lingkar Luar Paling Luar 8 Jln. Plamboyan Raya 26 15 9 Jln. Pintu Air 26 15 10 Jln. Karya Wisata 20 10 11 Jln. Karya Jaya 26 10 Titi Kuning – Namo Rambe 12 Jln. Brigjen Zein Hamid 22 10 Titi Kuning – Deli Tua D Jalan Kolektor Sekunder 1 Jln. Rawe 26 15 2 Jln. Pancing Kec. M. Labuhan 20 12 3 Jln. Krakatau 26 6 4 Jln. Krakatau Ujung 26 15 5 Jln. Halat 25 6 6 Jln. HM Joni 22 10 7 Jln. Baru Simp. Dr. Mansyur – CBD Polonia – HM Joni 26 15 Jln. Lingkar Dalam 8 Jln. Dr. Mansyur 26 12 Jln. Lingkar Dalam 9 Jln. Setia Budi Simp. Dr. Mansyur – Simp. Sunggal 26 9,5 Jln. Lingkar Dalam 10 Jln. Setia Budi 20 12 Simp. Dr. Mansyur – Simp. Slayang 11 Jln. Sunggal 26 12 12 Jln. Sunggal Sp. Kasuari – Sei Kambing 26 9,5 Jln. Lingkar Dalam Tabel 4.8 lanjutan Universitas Sumatera Utara No Rencana dan Fungsi Jaringan Jalan Lebar Jalan GSB Keterangan 13 Jln. Kapten Muslim 26 9,5 Jln. Lingkar Dalam 14 Jln. Teuku Amir Hamzah 26 9,5 Jln. Lingkar Dalam 15 Jln. Glugur Simp. A. Malik – Sim. Jln. Gaharu 26 9,5 Jln. Lingkar Dalam 16 Jln. Bambu 26 9,5 Jln. Lingkar Dalam 17 Jln. AR Hakim 26 9,5 Jln. Lingkar Dalam 18 Jln. Bakti 26 9,5 Jln. Lingkar Dalam 19 Jln. Bunga Turi I – Batas Kota 20 12 Jln. Lingkar Luar Paling Luar 20 Jln. Bunga Rampe 3 20 12 Jln. Lingkar Luar Paling Luar 21 Jln. Stasiun Kedai Durian 20 12 Jln. Lingkar Luar Paling Luar 22 Jln. Sumber Utama 2 20 12 Jln. Lingkar Luar Paling Luar 23 Jln. Supir 20 12 Jln. Lingkar Luar Paling Luar 24 Jln. Pelita 20 12 Jln. Lingkar Luar Paling Luar 25 Jln. Bendungan 20 12 Jln. Lingkar Luar Paling Luar E Jalan Lokal Primer 1 Jln. Haidir 12 8 2 Jln. Jermal 12 8 3 Jln. M. Basir 12 8 4 Jln. Platina 7 12 8 5 Jln. Platina Raya 14 8 6 Jln. AMD 12 8 7 Jln. Abdulsani Muntahalib 16 10 8 Jln. Pasar I Marelan 16 10 9 Jln. RPH 20 12 10 Jln. Mabar 16 10 11 Jln. Kayu Putih 16 10 12 Jln. Williem Iskandar 26 10 13 Jln. Alpalah 16 10 14 Jln. Pasar 3 16 10 15 Jln. Tuasan 16 10 16 Jln. Kelambir 5 16 10 17 Jln. Gaperta 16 10 18 Jln. Kasuari 16 6 19 Jln. Pasar Merah 22 10 20 Jln. Bahagia 26 6 21 Jln. M. Nawi Harahap 20 12 Sumber: RTRW Kota Medan 2008-2028 Tabel 4.8 lanjutan Universitas Sumatera Utara 4.2.1.5 Angkutan umum Angkutan umumkota merupakan sarana transportasi yang penting dalam mendukung kegiatan dan mobilitas penduduk perkotaan, mengingat sebagian besar penggunanya bersifat captive. Kinerja pelayanan angkutan umum di kota Medan tidak bisa dikatakan baik. Hal ini menyebabkan angkutan umum semakin lama semakin ditinggalkan dan pengguna akan beralih menggunakan kendaraan pribadi misalnya sepeda motor. Ditinjau dari sisi penyediaan sarana angkutan umum, di kota Medan terdapat beragam jenis sarana antara lain becak, becak mesin, MPU, taksi, bus sedang dan bus besar. Masing-masing angkutan umum ini mempunyai karakteristik pelayanan yang berbeda serta mempunyai pangsa pasar tersendiri. Hal ini menjadikan semua jenis moda angkutan tersebut tetap bertahan sampai kini. Ketersediaan dan keberagaman jenis moda angkutan umum memberikan konsumen alternatif pilihan moda yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Disisi lain, keragaman angkutan dan ketiadaan hirarki pelayanan yang jelas menjadikan pelayanan angkutan umum ini seringkali bertumpuk satu sama lain dan menjadi salah satu faktor dari kesemrawutan transportasi perkotaan. Pada tahun 2006 jumlah sarana transportasi jalan raya berjumlah 1.289.746 kendaraan, yang menunjukkan kenaikan 10,03 dari tahun sebelumnya yang berjumlah 1.172.127 kendaraan. Komposisi terbesar ada pada sepeda motor yang mencapai 985.745 unit kendaraan atau setara dengan 76,43. Dikhawatirkan, tanpa ada penataan sepeda motor kota Medan akan mengalami permasalahan yang sama dengan kota Metropolitan di Indonesia lainnya yaitu Universitas Sumatera Utara terbentuknya lalu lintas tercampur yang tidak saja beroperasi secara semrawut dan lambat namun juga tidak efisien dan berkeamanan rendah seperti pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Jumlah Sarana Angkutan Umum dan Pribadi Tahun 2006 Tahun Mobil Penumpang Mobil Gerobak Bus Sepeda Motor Jumlah 2002 128,882 93,989 11,424 558,236 792,531 16.26 11.86 1.44 70.44 2003 138,179 99,464 11,815 657,460 906,918 15.24 10.97 1.30 72.49 2004 149,302 104,776 12,108 756,569 1,022,755 14.60 10.24 1.18 73.97 2005 164,314 112,001 12,406 883,406 1,172,127 14.02 9.56 1.06 75.37 2006 175,198 116,184 12,619 985,745 1,289,746 13.58 9.01 0.98 76.43 Disamping itu pada tabel 4.10 dapat dilihat data statistik kendaraan tidak bermotor. Dapat dilihat bahwa penggunaan becak sebagai sarana angkutan cukup signifikan, serta pertumbuhan pemilikan sepeda yang memiliki kecenderungan meningkat. Tabel 4.10 Jumlah Kendaraan Tidak Bermotor No. Jenis kendaraan 2005 2006 2007 1 Sepeda 29.466 30.423 31.521 2 Becak 24.888 25.426 23.211 3 Andongdokar - - - 4 lain-lain 8.091 8.983 9.054 Jumlah 59.021 64.832 63.786 Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan WTN 2008 Sementara pada tabel 4.11 disajikan jumlah kendaraan angkutan penumpang umum tidak dalam trayek. Dari data tersebut dapat dilihat dominasi becak bermotor sebagai alternatif angkutan umum tidak dalam trayek. Pada tahun 2005 jumlah becak Sumber: Medan Dalam Angka Tahun 2007 Universitas Sumatera Utara bermotor mencapai 90.58, pada tahun 2006 turun menjadi 82.82 dan pada tahun 2007 sebesar 83.05. Data tersebut juga memperlihatkan kecenderungan menurunnya jumlah taksi dengan argometer, sementara untuk taksi tanpa argo meter memiliki kecenderugnan yang meningkat. Keadaan ini sangat kontradiktif dengan tujuan Kota Medan sebagai kota jasa dan industri. Tabel 4.11 Jumlah Kendaraan Bermotor No Jenis Kendaraan 2005 2006 2007 1 Taksi dengan argometer 3.624 2.425 2.125 2 Kendaraan sewa --- --- --- 3 Bus pariwisata --- --- --- 4 Kendaraan roda 3 529 482 654 5 Lain-lain a. Taksi tanpa argo 2.004 2.425 2.631 b. ojek --- --- --- c. becak bermotor 24.359 25.700 26.500 Jumlah 26.892 31.032 31.910 Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan,2008 4.2.1.6 Rute trayek Pada saat ini rute trayek berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Kota Medan Tahun 2008 terdiri dari 240 trayek. Kesemua trayek tersebut melayani 7 tujuh terminal yang ada di kota medan seperti pada tabel 4.12. No Ruas Jalan Yang Dilalui Perusahaan No. Trayek Total Trayek 1 Jl. SikambingGatot Subroto – Jl. Ayahanda KPUM 18,20,40,65,6 8,79 6 Mekar Jaya 117 1 Medan Bus 48 1 2 Jl. Iskandar Muda – Gatot Subroto - Ayahanda Rahayu MC 103 1 3 Jl. Sikambing-Gatot Subroto – Iskandar Muda KPUM 9,23,25,32,34 ,46,63,65 8 Tabel 4.12 Trayek Angkutan Umum di kota Medan Universitas Sumatera Utara Rahayu MC 106,44,64 3 Nasional 36,38 2 Medan Bus 48,134 2 Mars 61,70 2 Mitra 29 1 Morina 138 1 Desa Maju 12 1 4 Jl. Gajah Mada – PanjaitanWahid Hasyim – Iskandar Muda KPUM 02,62,64,67,5 2,24,66 7 Rahayu MC 02,42,54,103, 104,125 6 Wampu mini 110,123 2 Nasional 36 1 Mars 131 1 Mitra 29 1 Morina 80,83 2 5 Jl.Gatot Subroto – Iskandar Muda - Gajah Mada - S. Parman KPUM 18,19,23,32,4 6,63,65,67 8 Rahayu MC 42,43,44,54,6 4,103,104 7 Medan Bus 48,134 2 Wampu Mini 110,123 2 Mars 70,131 2 Nasional 36,38 2 Morina 80,138 2 Desa Maju 12 1 6 Jl.Letjend Jamin Ginting – Iskandar Muda – Gajah Mada – S. Parman KPUM 02,11,25,62,6 3,67,69 7 Rahayu MC 101,103,142, 54,42 5 Wampu Mini 108,110,123 3 Mars 61 1 Nasional 24,38 2 7 Jl.S.Parman – Glugur – Gatot Subroto KPUM 02,18,25,32,3 14,62,69,74 8 Rahayu MC 42,44,64,103, 5 Tabel 4.12 lanjutan No. Ruas Jalan Yang Dilalui Perusahan No. Trayek Total Trayek Universitas Sumatera Utara Medan Bus 48,134 2 Wampu Mini 108,110,123 3 Mars 131 1 Desa Maju 12 1 8 Jl. Gatot Subroto - Razak KPUM 32,67,69,79 4 Rahayu MC 42,44,64,103, 104 5 Medan Bus 48,134 2 Wampu Mini 110,12,2 3 Mars 131 1 9 Jl. Sekip – Gatot subroto - Adam Malik KPUM 20,32,40,46,6 2,65,67,68,69 9 Mars 79 1 10 Jl. Sekip – Gatot Subroto – Guru Patimpus KPUM 20,40,18,46,3 9,62,65,68,79 9 Rahayu MC 103,104 2 Medan Bus 45,48 2 Medan Bus 45,48 2 Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan,2008 4.2.1.7 Terminal Terminal sebagai salah satu sarana pelayanan masyarakat pemakai jasa angkutan umum yang merupakan awal pemberangkatan dan akhir dari tujuan perjalanan angkutan umum sekaligus tempat pergantian moda, sangat berperan dalam menentukan tingkat kinerja dari pelayanan angkutan umum dalam suatu kota. Kota Medan mempunyai 7 tujuh buah terminal yaitu: a. Terminal Amplas, memiliki kapasitas sebesar 80 unit bus dan 160 unit mobil penumpang umum dengan luas terminal 26.580 m b. Terminal Pinang Baris, memiliki kapasitas sebesar 60 unit bus dan 120 unit mobil penumpang umum dengan luas terminal 19.940 m 2 2 No. Ruas Jalan Yang Dilalui Perusahan No. Trayek Total Trayek Universitas Sumatera Utara c. Terminal Sambu, memiliki kapasitas sebesar 200 unit mobil penumpang umum dengan luas terminal 3.000 m d. Terminal Veteran, memiliki kapasitas sebesar 20 unit bus dan 60 unit mobil penumpang umum dengan luas terminal 2.600 m 2 e. Terminal Teladan, memiliki kapasitas sebesar 120 unit taksi dengan luas terminal 4.500 m 2 f. Terminal Williem Iskander, memiliki kapasitas sebesar 60 unit mobil penumpang umum dengan luas terminal 3.500 m². 2 g. Terminal Belawan, berkapasitas sebesar 24 unit bus dengan luas terminal 1.080 m 2 Kelas pelayanan dari masing-masing terminal dapat dilihat pada tabel 4.13. . Tabel 4.13 Terminal Dalam Kota Medan No Terminal Keterangan 1 Amplas Melayani angkutan umum Antar Kota Antar Propinsi AKAP, angkutan Antar Kota Dalam Propinsi AKDP, angkutan kota dari wilayah timurselatan ke Kota Medan 2 Pinang Baris Melayani angkutan umum untuk angkutan Antar Kota Dalam Propinsi AKDP, angkutan kota dari wilayah baratselatan ke Kota medan 3 Sambu Melayani kendaraan umum mobil penumpang dalam Kota Medan menuju inti kota 4 Veteran Melayani kendaraan umum mobil bus dalam Kota Medan yang menuju inti kota 5 Williem Iskandar Melayani kendaraan umum mobil penumpangbus dalam kota dan angkutan antar kota yang menuju Percut Sei Tuan dan Tembung 6 Belawan Melayani kendaraan umum mobil penumpangbus dalam Kota Medan yang menuju inti kota Belawan - Medan Sumber: Dinas Perhubungan kota Medan Universitas Sumatera Utara Selain tersedia terminal untuk angkutan dalam kota, tersedia pula terminal untuk angkutan kota yang tersebar di kota Medan untuk angkutan kota dengan jenis mobil penumpang. Pada tabel 4.14 dijelaskan letak pangkalan untuk mobil penumpang angkutan dalam kota tersebut. Tabel 4.14 Pangkalan Mobil Penumpang di kota Medan No Pangkalan No Pangkalan 1. Bagan Belawan 36. Pasar Petisah 2. Bara Kuda 37. Pelajar Ujung 3. Bilal Ujung 38. Pertiwi SMA 10 4. Brigjen Katamso 39. Perm. Nelayan Indah 5. Bromo Ujung 40. Petisah 6. Cemara Ujung 41. Polo Sicanang 7. Daluk Kabu 42. Veteran 8. Desa Jambu 43. Rangkai Belawan 9. Gabion 44. RS Adam Malik 10. Halveti 45. RS Mina 11. Jermal XI 46. Rumah Potong 12. Johor Indah 47. Sei Mati Belawan 13. Kampus IKIP Baru 48. Sentis B. Kota 14. Kampus UMA 49. Simalingkar 15. Karang Sari 50. Simalingkar B 16. Karya Ujung 51. Sp. Kantor Mabar 17. Kedai Durian 52. Sp. Selayang 18. Kelambir V 53. Tangkahan 19. KP. Dikbus T. Papan 54. Tembung 20. Kp. TVRI B. Selamat 55. Terjun 21. Kp. Yuka 56. Terjun H. Perak 22. Kp. Morina 57. Titi Papan 23. Letjen Sujono BK 58. Tj. Gusta 24. Mabar 59. Tj. Mulia Ujung 25. Mandala 60. Tj. Selamat 26. Marelan 61. Tuntungan 27. Martubung 62. Ujung Baru 28. Medan Permai 63. Koserna Tabel 4.14 lanjutan Universitas Sumatera Utara No Pangkalan No Pangkalan 29. Namo Gajah 64. Bengkel 30. Namo Rambe 65. Krakatau 31. Pabrik Tenun 66. Kayu Putih 32. Pajak Palapa 67. M. Lubis 33. Olimpia 68. K. Veteran RI 34. PAM Sunggal 69. Angrung 35. Pancur Batu 70. Tj. Anom Sumber: Dinas Perhubungan kota Medan

4.3 Objek Penelitian