Dengan demikian, aktivitas promosi yang dilakukan PT. KMI saat ini dapat dikatakan cukup efektif. Kegiatan promosi melalui media elektronik seperti
tayangan iklan di televisi belum dilakukan perusahaan dikarenakan terbatasnya anggaran dana promosi. Perusahaan ingin memperkuat pesan dan citra sepeda
motor sport Kawasaki Ninja, serta menciptakan daya tarik antara merek Kawasaki dan konsumennya.
5.2 Analisis Lingkungan Eksternal PT. Kawasaki Motor Indonesia
Faktor-faktor eksternal yang dihadapi oleh perusahaan dianalisis untuk proses penyusunan strategi pemasaran sepeda motor sport PT. Kawasaki Motor
Indonesia. Analisis terhadap faktor-faktor eksternal perusahaan merupakan tahap untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam
persaingan. Faktor-faktor eksternal yang dihadapi perusahaan merupakan lingkungan eksternal yang terdiri dari lingkungan jauh dan lingkungan industri.
5.2.1. Lingkungan Jauh
Dalam menjalankan suatu strategi pemasaran, PT. Kawasaki Motor Indonesia perlu untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan jauh perusahaan
seperti faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Hal ini dikarenakan perubahan apapun pada faktor-faktor tersebut akan mendatangkan peluang
ataupun ancaman bagi keberlangsungan perusahaan.
1. Faktor Politik
Kondisi politik suatu negara mempengaruhi kebijakan bisnis dari suatu perusahaan. Pengaruh yang ditimbulkan dapat menjadi keuntungan ataupun
merugikan bagi perusahaan yang berada pada negara tersebut. Kebijakan dan keputusan yang diambil perusahaan dipengaruhi oleh arah, kebijakan dan
stabilitas politik yang ditetapkan pemerintah. Seperti diketahui, bahwa pada tahun 1997, kondisi politik tidak stabil dan terjadi kerusuhan di beberapa daerah yang
ada di Indonesia. Pada saat itu industri sepeda motor juga terkena dampaknya hingga mengalami penurunan dalam perkembangannya. Namun seiring dengan
pulihnya keadaan politik Indonesia meskipun belum stabil, kondisi industri sepeda motor pun mengalami peningkatan kembali. Faktor politik mempengaruhi
aktivitas PT. KMI dari segi keamanan dan kenyamanan. Selain itu, klub motor yang akan mengadakan touring tentu membutuhkan rasa aman dan nyaman dalam
berkendara. Pemilihan umum tahun 2009 mendatang akan memacu kondisi politik di Indonesia. Peristiwa ini diharapkan dapat berlangsung dengan tertib. Karena,
ketidakstabilan politik tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi kebijakan perusahaan.
2. Faktor Ekonomi
Kondisi perekonomian suatu negara akan mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan yang berada dalam negara tersebut. Kondisi ekonomi Indonesia yang
belum stabil tentunya mempengaruhi kebijakan PT.KMI dalam memasarkan produknya. Terdapat empat variabel kunci dari kondisi ekonomi yang
berpengaruh secara signifikan pada perusahaan, yaitu ketersediaan energi, tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
Kebijakan pemerintah terhadap kenaikan Bahan Bakar Minyak BBM mempengaruhi perusahaan serta konsumen potensial. Bagi perusahaan tentunya
akan lebih memerlukan tambahan dana karena energi yang dibutuhkan sebagai faktor produksi mengalami peningkatan harga. Perusahaan perlu melakukan
efisiensi anggaran serta efisiensi penggunaan energi tersebut. Perusahaan juga perlu mengetahui seberapa besar pengaruh yang diakibatkan pada masyarakat
mengenai kenaikan harga BBM. Tabel 17. Tingkat Inflasi Di Indonesia
Bulan Tahun Tingkat Inflasi
Bulan Tahun Tingkat Inflasi
Maret 2006 15,74
Oktober 2006 6,29
April 2006 15,40
November 2006 5,27
Mei 2006 15,60
Desember 2006 6,60
Juni 2006 15,53
Januari 2007 6,26
Juli 2006 15,15
Februari 2007 6,30
Agustus 2006 14,90
Maret 2007 6,52
September 2006 14,55
April 2007 6,29
Sumber : Bank Indonesia, 2007 Variabel ekonomi selanjutnya yang mempengaruhi PT. KMI yaitu
tingkat inflasi. Inflasi menyebabkan harga-harga suatu barang meningkat, termasuk harga jual dari bahan baku yang digunakan untuk kegiatan produksi.
Sekitar 80 persen bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan produksi berasal dari lokal. Sehingga tingginya tingkat inflasi akan berpengaruh
langsung bagi perusahaan dan menjadi ancaman besar. Tingkat inflasi yang rendah merupakan keuntungan bagi perusahaan dikarenakan anggaran untuk
pembelian bahan baku lokal dapat diefisienkan. Dengan demikian perusahaan dapat menghemat biaya produksi sepeda motornya.
Variabel ekonomi lain yang dapat mempengaruhi perusahaan yaitu tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga memang tidak secara langsung
mempengaruhi perusahaan, namun kepada konsumen potensial. Jika tingkat suku bunga meningkat, maka banyak lembaga pembiayaan sepeda motor leasing tidak
mau mengambil resiko kredit macet. Karena dengan besarnya jumlah uang muka serta cicilan pembelian sepeda motor, masyarakat tertentu akan kesulitan
melunasinya. Bahkan, mempertimbangkan kembali jika ingin mengambil sepeda motor melalui lembaga leasing. Akibatnya banyak sepeda motor yang tidak dapat
dijual dipasaran, pesanan sepeda motor dari dealer akan berkurang dan kegiatan produksi perusahaan menjadi tidak optimal.
Tahun 2007 nilai tukar rupiah terhadap dollar diprediksikan pemerintah akan bernilai stabil antara Rp 9.000,00-Rp 9.300,00 per USD, yang akan
berpengaruh pada stabilnya kondisi ekonomi di Indonesia. Tabel 18. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar
Bulan Tahun Nilai Tukar
Rp USD Bulan Tahun
Nilai Tukar Rp USD
April 2006 8.775
Oktober 2006 9.110
Mei 2006 9.220
November 2006 9.165
Juni 2006 9.300
Desember 2006 9.020
Juli 2006 9.070
Januari 2007 9.090
Agustus 2006 9.100
Februari 2007 9.160
September 2006 9.235
Sumber : Bank Indonesia, 2007 Hal tersebut tentu akan mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing lainnya seperti Yen. Kedua mata uang tersebut berpengaruh bagi perusahaan dikarenakan 20 persen bahan baku yang digunakan untuk proses
produksi diimpor perusahaan dari KHI Jepang dan KMT Thailand. Apresiasi mata uang Dollar dan Yen akan menyebabkan perusahaan membutuhkan jumlah
rupiah yang banyak untuk mendapatkan bahan baku.
Tabel 19. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Yen Bulan Tahun
Nilai Tukar Rp Yen
Bulan Tahun Nilai Tukar
Rp Yen
April 2006 7.672,14
Oktober 2006 7.754,85
Mei 2006 8.220,04
November 2006 7.885,92
Juni 2006 8.095,76
Desember 2006 7.579,53
Juli 2006 7.912,77
Januari 2007 7.472,57
Agustus 2006 7.766,50
Februari 2007 7.732,90
September 2006 7.841,23
Sumber : Bank Indonesia, 2007
3. Faktor Sosial