iii. Luas Daerah Jajargenjang
Gambar 2.6 Daerah Jajar genjang PQRS Given a parallelogram with base b and corresponding height h, the area A
is given by the formula A=bh Clements, 1984: 399. Jika PQRS jajar genjang dengan panjang alas a satuan panjang dan tinggi t satuan panjang, maka luas jajar
genjang PQRS sama dengan hasil kali alas dan tinggi atau dapat ditulis .
2.7 Hasil Penelitian yang Terkait
1. Penelitian Handayani 2013 berjudul “Keefektifan Model Auditory
Intellectually Repetition AIR Berbantuan LKPD Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Peserta Didik SMP”. Hasil penelitian yang diperoleh
menunjukkan kemampuan penalaran matematis peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Blado pada materi luas dan volume kubus dan balok yang
memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran AIR berbantuan LKPD lebih baik dibanding kemampuan penalaran matematis peserta didik yang
memperoleh pembelajaran dengan model STAD. 2.
Penelitian Nurjanah 2012 berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition AIR berbatuan CD Interaktif pada
Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Segi empat Siswa Kelas VII”. P
Q R
S
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMP N 2 Pangkah pada materi segi empat yang
menggunakan model pembelajaran AIR lebih baik daripada kemampuan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran ekspositori. 3.
Penelitian Ainia 2012 berjudul “Eksperimentasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition AIR terhadap Prestasi Belajar Matematika
Ditinjau dari Krakter Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri Se-kecamatan Kaligeseng Tahun 20112012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi
belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran AIR lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran konvensional.
2.8 Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas VII SMP N 3 Sukorejo diperoleh informasi bahwa siswa masih kesulitan pada materi geometri, termasuk
materi segi empat sehingga hasil belajar mereka juga masih rendah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemberian soal-soal pemecahan masalah dan
rendahnya tanggung jawab siswa untuk belajar. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Auditory
Intellectually Repetition AIR yang diharapkan dapat meningkatkan karakter tanggung jawab dan keterampilan pemecahan masalah sehingga kemampuan
pemecahan masalah peserta didik dapat mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Model pembelajaran AIR adalah model pembelajaran yang menekankan
pada tiga aspek yaitu Auditory, Intellectually dan Repetition. Auditory berarti
siswa belajar dengan berbicara, mendengarkan, menyimak, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat dan menanggapi. Intellectually adalah
belajar dengan berfikir, peserta didik dilatih untuk memecahkan masalah, mengkonstruksi dan menerapkan. Sedangkan repetition merupakan pengulangan
yang bermakna mendalami, memantapkan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis.
Pembelajaran ini diawali dengan pembuatan instrumen pembelajaran dan penilaian yang dikonsultasikan dan diuji cobakan sehingga menjadi perangkat
yang siap digunakan. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dan pembelajaran dimulai dengan apersepsi, kemudian guru memberikan sedikit
penjelasan tentang materi keliling dan luas daerah segi empat. Masing-masing kelompok dipersilahkan untuk bertanya atau berpendapat. Selanjutnya untuk
melatih kemampuan pemecahan masalahnya, siswa secara berkelompok diminta untuk mengerjakan LKPD dan menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Ini
melatih siswa bertanggung jawab untuk mengerjakan pekerjaan kelompoknya dan mempertanggung jawabkan hasilnya di depan kelas. Pada akhir pembelajaran
siswa diberikan pekerjaan rumah yang selanjutnya dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Siswa akan mempertanggung jawabkan perkerjaan rumahnya.
Penggunaan model pembelajaran ini dapat berdampak positif bagi siswa khususnya dalam peningkatan karakter tanggung jawab, keterampilan pemecahan
masalah dan kemampuan pemecahan masalah pada sub materi pokok keliling dan luas daerah persegi panjang, persegi dan jajar genjang.
36
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono 2009: 7 penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrument kunci. Pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive atau snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi gabungan dan analisis data bersifat induktifkualitatif.
Pelaksanaan penelitian bersifat kolaboratif yaitu peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran matematika dalam perolehan data penelitian. Peneliti
memegang keseluruhan proses pembelajaran dengan model Auditory Intellectually Repetition AIR terhadap karakter tanggung jawab, keterampilan pemecahan
masalah dan kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitin deskriptif
kualitatif dengan menggambarkan atau mendeskripsikan kejadian-kejadian yang menjadi pusat perhatian secara kualitatif. Data yang dihasilkan berupa kata-kata
yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara berupa tulisan atau bilangan, yang selanjutnya akan diuraikan apa adanya kemudian dikaji seringkas mungkin
dalam menjawab permasalahan.