Teknik Observasi Partisipatif Teknik Wawancara Mendalam

mengumpulkan data, peneliti juga dapat menguji kredibilitas data. Patton sebagaimana dikutip oleh Sutopo, 2002: 78 menyatakan bahwa terdapat empat macam teknik triangulasi, yaitu 1 triangulasi datatriangulasi sumber data triangulation; 2 triangulasi peneliti investigator triangulation; 3 triangulasi metodetriangulasi teknik methodological triangulation; dan 4 triangulasi teoritis theoretical triangulation. Dalam penelitian ini digunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber berarti, peneliti mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan teknik yang sama. Sumber dalam penelitian ini adalah peneliti, subjek penelitian, dan guru matematika kelas sebagai observer. Triangulasi teknik berarti, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama Sugiyono, 2009: 241. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, dan wawancara mendalam untuk sumber data yang sama yaitu subjek penelitian.

3.6.1 Teknik Observasi Partisipatif

Teknik observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap tingkah laku dan aktifitas subjek penelitian. Menurut Arifin 2012: 182 observasi merupakan salah satu alat evaluasi jenis nontes dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data peningkatan karakter tanggung jawab dan keterampilan pemecahan masalah. Dalam observasi partisipasif peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian Sugiyono, 2009: 227. Peneliti berperan sebagai guru dalam pembelajaran di kelas serta melakukan observasi terhadap subjek penelitian. Observasi dilakukan dengan mengamati, mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian sesuai dengan instrumen yang selanjutnya akan dianalisis. Pengamat atau observer juga menggunakan teknik ini untuk mengamati jalannya pembelajaran.

3.6.2 Teknik Wawancara Mendalam

Menurut Esterberg dalam Sugiyono 2009 : 231, teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini, teknik wawancara mendalam digunakan untuk mengumpulkan data pengembangan karakter tanggung jawab dan peningkatan keterampilan pemecahan masalah. Esterberg sebagaimana dikutip Sugiyono 2009: 233 mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur yang termasuk dalam kategori wawancara mendalam, peneliti dibantu dengan instrumen pedoman wawancara untuk mengetahui karakter tanggung jawab dan keterampilan pemecahan masalah subjek penelitian, namun pertanyaan yang dilakukan lebih bersifat terbuka dan tidak terbatas pada apa yang ada pada instrumen.

3.6.3 Teknik Tes

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SMA MATERI TRIGONOMETRI DALAM PEMBELAJARAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

7 85 402

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP N SATU ATAP 6 PAKKAT HUMBAHAS.

2 9 21

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP N 3 GALANG.

0 1 23

model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR).

1 2 52

PROFIL KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA.

4 12 95

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KESALAHAN SISWA KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SEGI EMPAT MELALUI PBL

0 0 59

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI WAKTU, JARAK, DAN KECEPATAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION (AIR) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

0 0 13

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Materi Waktu, Jarak, dan Kecepatan Melalui Penerapan Model Pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Setono No. 95 Surakarta Tahun Ajaran 20

0 0 20

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 AJIBARANG KELAS VII MELALUI PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

0 0 16