Peneliti Lembar Observasi Lembar Pengamatan

3.6.3 Teknik Tes

Tes yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah. Tes kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini terdiri dari tes awal, yaitu tes yang dilakukan sebelum proses pembelajaran dan tes akhir, yaitu tes yang dilakukan sesudah proses pembelajaran. Tes awal mengujikan kemampuan pemecahan masalah mengenai materi sebelumnya, sedangkan tes akhir menguji kemampuan pemecahan masalah pada materi luas dan keliling segi empat. Tes tersebut diberikan kepada semua peserta didik kelas. Tes awal dipergunakan sebagai dasar pertimbangan untuk memilih subjek penelitian. Sedangkan tes akhir diberikan kepada semua peserta didik kelas yang di dalamnya terdapat subjek penelitian. Tes akhir digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah subjek penelitian yang dikenai pembelajaran dengan model Auditory Intellectually Repetition mencapai KKM.

3.7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah peneliti, lembar observasi karakter tanggung jawab beserta rubiknya, lembar observasi keterampilan pemecahan masalah, soal tes kemampuan pemecahan masalah, pedoman wawancara dan alat perekam.

3.7.1 Peneliti

Peneliti dalam penelitian ini adalah instrumen utama. Menurut Nasution yang dikutip dalam Sugiyono 2009 : 224 menyatakan ciri-ciri peneliti sebagai berikut: 1 Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dan lingkungan yang bermakna atau tidak dalam penelitian. 2 Peneliti sebagai alat yang dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan data yang beragam sekaligus. 3 Tiap situasi merupakan keseluruhan, tidak ada instrumen berupa tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi. 4 Suatu intereksi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata-mata. 5 Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. 6 Hanya manusia sebagai instrumen yang dapat mengambil kesimpulan dari data yang diperoleh. 7 Dengan manusia peneliti sebagai instrumen, repon yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian.

3.7.2 Lembar Observasi Lembar Pengamatan

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pengamatan secara langsung untuk mendapatkan data yang akurat di lapangan. Dalam hal ini digunakan lembar observasi karakter tanggung jawab yang berisi pedoman dalam mengamati karakter tanggung jawab. Lembar karakter tanggung jawab berbentuk tabel yang terdiri atas indikator karakter tanggung jawab siswa beserta skor yang diperoleh dari hasil pengamatan karakter tanggung jawab masing-masing subjek penelitian selama pembelajaran berlangsung. Dalam menyusun instrumen berupa lembar observasi yang perlu dilakukan adalah menetapkan indikator pengukuran. Kemudian dibuat kisi-kisi instrumen yang berisi spesifikasi instrumen yang akan ditulis. Dilanjutkan dengan penyusunan instrumen berupa indikator-indikator yang menunjukkan karakter tanggung jawab dengan bimbingan dosen pembimbing serta memberikan skala penilaian. Skala yang digunakan adalah Skala Likert yang dimodifikasi dengan skor tertinggi tiap butir 4 dan terendah 1. Masing-masing skor menunjukkan kriteria sebagai berikut: 4 pencapaian penuh, 3 pencapaian pokok, 2 pencapaian sebagian, 1 pencapaian sedikit. Instrumen kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk dilakukan telaah instrumen untuk memperbaiki instrumen. Lembar keterampilan pemecahan masalah berbentuk tabel yang terdiri atas indikator keterampilan pemecahan masalah siswa beserta skor yang diperoleh dari hasil pengamatan karakter tanggung jawab masing-masing subjek penelitian selama pembelajaran berlangsung. Keterampilan pemecahan masalah merupakan ranah psikomotorik dalam pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah pembuatan lembar observasinya sama dengan langkah-langkah membuat lembar observasi karakter tanggung jawab.

3.7.3 Instrumen Tes

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SMA MATERI TRIGONOMETRI DALAM PEMBELAJARAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

7 85 402

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP N SATU ATAP 6 PAKKAT HUMBAHAS.

2 9 21

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP N 3 GALANG.

0 1 23

model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR).

1 2 52

PROFIL KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA.

4 12 95

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KESALAHAN SISWA KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SEGI EMPAT MELALUI PBL

0 0 59

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI WAKTU, JARAK, DAN KECEPATAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION (AIR) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

0 0 13

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Materi Waktu, Jarak, dan Kecepatan Melalui Penerapan Model Pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Setono No. 95 Surakarta Tahun Ajaran 20

0 0 20

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 AJIBARANG KELAS VII MELALUI PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

0 0 16