Kondisi Sumber Air di Daerah Irigasi Jatiluhur

2025 diperkirakan permintaan air baku untuk domestik di wilayah Daerah Irigasi Jatiluhur diproyeksikan 1 018 juta m 3 hari atau 11.78 m 3 Tabel 10. Proyeksi Permintaan Air Baku detik. Nippon Koei, 2006. No. KabupatenKota Proyeksi Permintaan Air bakuribu m 3 hari 2003 2010 2015 2010 2025 1. Kota Bekasi 84 139 177 211 252 2. Bekasi 114 148 175 201 234 3. Karawang 224 253 272 289 312 4. Purwakarta 11 16 20 24 27 5. Subang 41 49 55 61 68 6. Indramayu 58 76 91 106 125 Total 532 681 790 892 1018 Sumber: Nippon Koei, 2006

6.2 Kondisi Sumber Air di Daerah Irigasi Jatiluhur

Pengembangan tenaga air yang mengalir tergantung pada volume air dan pada ketinggian yang mungkin tersedia. Tenaga potensial berbanding langsung dengan kedua peubah tersebut. Ilmu yang membahas kedua aspek tersebut antara lain hidrologi. Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan proses yang menyangkut masalah penyusutan dan penambahan sumberdaya air di dam pada permukaan bumi untuk setiap tahapan keberadaannya. Dengan ilmu hidrologi dapat diterapkan peningkatan kesejahteraan rakyat, seperti melalui kegiatan irigasi, pengendalian banjir, pembangkit listrik tenaga air, air baku untuk industri, dan domestic. Hidrologi yang akan dibahas menyangkut peredaran air dari dan ke bumi di permukaan, sedangkan hidrologi air bawah permukaan atau air tanah tidak akan dibahas dalam penelitian ini. Persamaan hidrologis adalah pernyataan secara sederhana dari hukum kekekalan masa yang dapat dinyatakan sebagai total aliran masuk pada waduk harus sama dengan total aliran keluar ditambah dengan perubahan terhadap simpanan. Sumber utama dari aliran masuk adalah curah hujan, yaitu sumber-sumber aliran keluar adalah aliran permukaan, penguapan, pemeluhan, pencegatan, dan sebagainya. Perubahan simpanan adalah pengaruh dari perubahan permintaan, simpanan cekungan, dan simpanan sementara. Hubungan antara curah hujan dan aliran sangat rumit Dandekar,1991 dan tidak akan dibahas secara rinci dalam penelitian ini. Sungai Citarum terletak di Daerah Irigasi Jatiluhur di tengah-tengah Provinsi Jawa Barat merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat yaitu kurang lebih 300 km, yang bersumber di Gunung Wayang Selatan Kota Bandung dan bermuara di Laut Jawa. Sungai ini melintasi kota Bandung, ibukota Jawa Barat yang sering membuat bencana banjir di kota Bandung, tetapi di hilir, air mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi untuk Jawa Barat atau secara nasional. Di hilir sungai Citarum telah dibangun Waduk Juanda oleh Pemerintah tahun 1957 ─1967, kemudian Waduk Saguling 1985 dan Waduk Cirata 1988 oleh PT. PLN yang semuanya menghasilkan listrik. Waduk Juanda mempunyai multi fungsi dan diutamakan sebagai pengendali banjir, irigasi, air baku untuk perusahaan daerah air minum kabupatenkota dan industri, sedangkan produksi listrik oleh pembangkit listrik tenaga air, tergantung kebutuhan air di hilir, yaitu untuk irigasi, air baku untuk perusahaan daerah air minum kabupatenkota dan industri dapat dilihat pada Lampiran 9. Aliran air sungai Citarum dari tahun 2001 ─2007, rata-rata 5 miliar m 3 tahun, semula di tampung di waduk Saguling kemudian diteruskan ke waduk Cirata, keduanya untuk memproduksi listrik, dan terakhir air melalui Sungai Citarum dialirkan sebagai inflow di Waduk Juanda Jatiluhur. Air dari Waduk Juanda dikeluarkan sebagai outflow waduk sesuai keperluan di hilir ke sungai Citarum lagi dimana sebelumnya dilewatkan turbin pembangkit listrik tenaga air, yang akan menghasilkan listrik. Selanjutnya dialirkan ke dataran rendah di pantai utara Jawa Barat yang telah berkembang, yaitu daerah industri, daerah pertanian, dan perusahaan daerah air minum. Tabel 11. Rata-Rata Aliran Sungai Citarum Tahun Rata-Rata Aliran Sungai Citarum juta m 3 Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agts Sept Okt Nov Des Jumlah 2001 690.01 719.01 649.99 1039.00 541.01 464.98 281.02 208.02 203.06 632.18 1301.96 394.39 7124.63 2002 1064.18 751.04 976.22 882.96 306.06 186.03 251.18 98.48

75.04 80.35