Net Social Benefit dari Fungsi Obyektif

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN

7.1 Net Social Benefit dari Fungsi Obyektif

7.1.1 Nilai Obyektif Setiap Skenario

Fungsi obyektif optimal manfaat sosial bersih yang dihitung dengan nilai sekarangpresent value selama horizon waktu dari tahun 2010–2025 yang dihasilkan oleh GAMS dilihat pada Tabel 23. Secara umum pada skenario untuk kuota irigasi, makin berkurang penggunaan air untuk irigasi atau makin banyak penggunaan air untuk nonirigasi makin tinggi nilai fungsi objektif manfaat sosial bersihnya. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 5 persen dan 10 persen pada setiap skenario perencana sosial, air untuk irigasi 85 persen, 80 persen, 70 persen, atau 60 persen, nilai obyektif manfaat sosial bersihnya mengalami peningkatan. Pada tingkat diskonto 5 persen baik untuk tingkat pertumbuan 5 persen maupun 10 persen, nilai obyektif manfaat sosial bersihnya paling baik. Bahkan, pada skenario pertumbuhan ekonomi 10 persen dan tingkat diskonto 5 persen fungsi obyektif manfaat sosial bersihnya lebing tinggi bila dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 5 persen dan tingkat diskonto 5 persen. Lebih spesifik, fungsi obyektif manfaat sosial bersih pada tingkat pertumbuhan ekonomi 10 persen dan tingkat diskonto 5 persen yang dibuat dengan skenario perencana sosial yaitu sebesar Rp 8.82 triliun dibandingkan fungsi obyektif manfaat sosial bersihnya pada tingkat pertumbuhan ekonomi 5 persen dan tingkat diskonto 5 persen yang dibuat dengan skenario perencana sosial fungsi obyektif manfaat sosial bersihnya sebesar Rp 5.27 triliun. Manfaat sosial bersih dari hasil fungsi obyektif optimal perencana sosial akan dipakai sebagai ceiling atau batas atas karena dianggap sebagai the best solution yang tidak mungkin dapat dicapai Syaukat, 2000. Skenario status quo atau kuota irigasi 85 persen akan dipakai sebagai dasar pembanding skenario yang lain. Secara persentasi, apabila dilihat dari sisi skenario status quo, pada kuota air untuk irigasi 60 persen, fungsi obyektif manfaat sosial bersih sebesar 130 persen ─148 persen. Fungsi obyektif manfaat sosial bersih skenario kuota air untuk irigasi 70 persen yaitu sebesar 126 persen ─138 persen di atas skenario status quo. Fungsi obyektif manfaat sosial bersih skenario kuota air untuk irigasi 80 persen yaitu sebesar 113 persen ─134 persen di atas skenario status quo. Fungsi obyektif manfaat sosial bersih skenario perencana sosial di atas skenario lainnya yaitu sebesar 187 persen ─212 persen di atas skenario status quo Tabel 18.. Tabel 18. Nilai Sekarang Total Manfaat Sosial Bersih Fungsi Obyektif Setiap Skenario 15 10 5 15 10 5 1. Status Quo Irigasi 85 569 740 1 237 400 4 725 700 421 900 813 630 2 637 500 2. Skenario Kuota Air 1 Perencana Sosial 1 168 400 2 423 100 8 827 600 894 650 1 703 000 5 273 800 2 Irigasi 80 723 360 1 488 100 5 348 100 564 650 1 040 800 3 187 900 3 Irigasi 70 753 710 1 709 500 6 912 700 539 310 1 021 500 3 466 700 4 Irigasi 60 832 840 1 720 300 6 138 600 625 090 1 185 700 3 690 900 1. Status Quo Irigasi 85 569 740 1 237 400 4 725 700 421 900 813 630 2 637 500 2. Skenario Kuota Air 1 Perencana Sosial 205 196 187 212 209 200 2 Irigasi 80 127 120 113 134 128 121 3 Irigasi 70 132 138 146 128 126 131 4 Irigasi 60 146 139 130 148 146 140 Tingkat Diskonto Skenario Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 10 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 5 Total Manfaat Bersih Optimum Rp juta Total Manfaat Bersih Optimum Terhadap Status Quo Irigasi 85 Hasil dari model ASDIJ diantaranya adalah manfaat sosial bersih Net Social Benefit optimal yaitu jumlah dari manfaat sosial bersih sesuai dengan yang direncanakan yaitu selama 16 tahun 2010 ─2025. M anfaat sosial bersih adalah selisih antara total benefit dikurangi dengan total biaya untuk setiap sektor dihitung berdasarkan skenario kuota air untuk irigasi 85 persen, 80 persen, 70 persen, 60 persen dan perencana sosial untuk setiap sektor. Yang dimaksud dengan skenario perencana sosial adalah perhitungannya tidak dengan kuota, tetapi diserahkan kepada sistem dari ASDIJ. Hasil manfaat sosial bersih dari perencana sosial dipakai sebagai ‘ceiling solution’ atau batas atas skenario yang lain dan dianggap sebagai ‘the best solution’. Sedangkan batas bawah base line diambil dari manfaat sosial bersih berdasarkan skenario yang dianggap mendekati keadaan sekarang yaitu kuota air untuk irigasi sebesar 85 persen. Hasil output dari model ASDIJ adalah sebagai berikut: 1 Tingkat pertumbuhan ekonomi 10 persen pada tingkat diskonto 5 persen Skenario air untuk irigasi 60 persen, 70 persen, 80 persen, 85 persen dan perencana sosial, hasil output dari model ASDIJ berturut-turut memberikan manfaat sosial bersih sebesar Rp 6.14 triliun, Rp 6.91 triliun, Rp 5.35 triliun, Rp Rp 4.73 triliun, dan Rp 8.83 triliun yang kesemuanya lebih besar dari pada manfaat sosial bersih pada tingkat diskonto 10 persen dan 15 persen. Dari kelima skenario tersebut semua memberikan manfaat sosial bersih yang positif dalam arti bahwa jumlah manfaat bersih lebih besar dari jumlah biaya yang diperlukan untuk memproduksi air sampai dengan dipasok kepada pengguna. Di sini output skenario perencana sosial, hasil manfaat sosial bersih paling besar dibandingkan skenario lainnya dan skenario kuota air untuk irigasi 85 persen atau status quo hasilnya paling kecil dibandingkan skenario lainnya. Tabel 18. 2 Tingkat pertumbuhan ekonomi 5 persen pada tingkat diskonto 5 persen Skenario air untuk irigasi 60 persen, 70 persen, 80 persen, 85 persen dan perencana sosial, hasil output dari model ASDIJ berturut-turut memberikan manfaat sosial bersih sebesar Rp 3.69 triliun, Rp 3.47 triliun, Rp 3.19 triliun, Rp Rp 2.64 triliun, dan Rp 5.27 triliun yang kesemuanya lebih besar dari pada manfaat sosial bersih pada tingkat diskonto 10 persen dan 15 persen. Dari kelima skenario tersebut semua memberikan manfaat sosial bersih yang positif dalam arti bahwa jumlah manfaat bersih lebih besar dari jumlah biaya yang diperlukan untuk memproduksi air sampai dengan dipasok kepada pengguna. Di sini output skenario perencana sosial, hasil manfaat sosial bersih paling besar dibandingkan skenario lainnya dan skenario kuota air untuk irigasi 85 persen atau status quo hasilnya paling kecil dibandingkan skenario lainnya. Tabel 18 Manfaat sosial bersih dari 1 tingkat pertumbuhan ekonomi 10 persen pada tingkat diskonto 5 persen lebih besar dari pada 2 tingkat pertumbuhan ekonomi 5 persen pada tingkat diskonto 5 persen untuk semua sknario dan tingkat diskonto. Dan semua tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat diskonto manfaat sosial bersih optimal mengalami pertumbuhan dari setiap skenario. Apabila dilihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen, batas bawah adalah kuota air untuk irigasi 85 persen atau status quo, dan batas atasnya adalah hasil sknario perencana sosial, yang memenuhi syarat sementara ini adalah kuota air untuk irigasi 80 persen, 70 persen, atau 60 persen. 3 Manfaat sosial bersih dari skenario-skenario dilihat dari sisi Status Quo pada tingkat pertumbuhan ekonomi 10 persen Skenario kuota air untuk irigasi 60 persen, 70 persen, 80 persen, dan perencana sosial, hasil output dari model ASDIJ adalah bahwa pada tingkat diskonto 5 persen, 10 persen, dan 15 persen apabila dilihat dari status quo masing-masing berturut-turut mengalami kenaikan menjadi antara 130 persen ─146 persen, 132 persen─146 persen, 113 persen─127 persen, 187 persen ─206 persen. 4 Manfaat sosial bersih dari skenario-skenario dilihat dari sisi status quo pada tingkat pertumbuhan ekonomi 5 persen Skenario kuota air untuk irigasi 60 persen, 70 persen, 80 persen, dan perencana sosial, hasil output dari model ASDIJ adalah bahwa pada tingkat diskonto 5 persen, 10 persen, dan 15 persen apabila dilihat dari status quo masing-masing berturut-turut mengalami kenaikan menjadi antara 140 persen ─148 persen, 126 persen ─131 persen, 113 persen─127 persen, 187 persen ─206 persen, 121 persen ─ 134 persen, 200 persen─212 persen. Dari keempat skenario tersebut dilihat dari sisi status quo pada tingkat pertumbuhan ekonomi 5 persen dan 10 persen dilihat dari sisi status quo semua memberikan manfaat sosial bersih diatas 100 persen. Disini output skenario perencana sosial, hasil manfaat sosial bersih paling besar persentasenya dibandingkan skenario lainnya, tetapi di atas skenario kuota air untuk irigasi 85 persen atau status quo. Semua skenario manfaat sosial bersih meningkat di atas skenario status quo dan paling atas manfaat sosial bersih scenario perencana sosial Tabel 18.

7.1.2 Efisiensi Ekonomi

Hasil hitungan manfaat sosial bersih status quo digunakan sebagai ‘based line‘ atau batas bawah, terlihat dari Tabel 19 yang pertama yaitu status quo akan digunakan untuk menganalisis skenario-skenario kuota air untuk irigasi 80 persen, 70 persen, 60 persen, dan perencana sosial. Tabel 19. Persentase Perubahan Total Manfaat Bersih Optimum 15 10 5 15 10 5 1. Status Quo Irigasi 85 569 740 1 237 400 4 725 700 421 900 813 630 2 637 500 2. Skenario Kuota Air 1 Perencana Sosial 105 96 87 112 109 100 2 Irigasi 80 27 20 13 34 28 21 3 Irigasi 70 32 38 46 28 26 31 4 Irigasi 60 46 39 30 48 46 40 1. Status Quo Irigasi 85 -88 -74 4 725 700 -83 -69 2 637 500 2. Skenario Kuota Air 1 Perencana Sosial -75 -49 8 827 600 -90 -35 5 273 800 2 Irigasi 80 -85 -69 5 348 100 -88 -61 3 187 900 3 Irigasi 70 -84 -64 6 912 700 -100 -61 3 466 700 4 Irigasi 60 -82 -64 6 138 600 -92 -55 3 690 900 1. Status Quo Irigasi 85 35 52 79 421 900 813 630 2 637 500 2. Skenario Kuota Air 1 Perencana Sosial 31 198 235 894 650 1 703 000 5 273 800 2 Irigasi 80 28 83 103 564 650 1 040 800 3 187 900 3 Irigasi 70 40 110 162 539 310 1 021 500 3 466 700 4 Irigasi 60 33 111 133 625 090 1 185 700 3 690 900 Tingkat Diskonto Pertumbuhan Ekonomi 5 Perubahan Total Manfaat Bersih Optimum Terhadap Status Quo Irigasi 85 Skenario Pertumbuhan Ekonomi 10 Perubahan Total Manfaat Bersih Optimum Terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 5 Perubahan Total Manfaat Bersih Optimum Terhadap Tingkat Diskonto 5 Dilihat dari sisi efisiensi ekonomi persentase kenaikan manfaat sosial bersih dari skenario-skenario dilihat dari sisi status quo pada tingkat pertumbuhan ekonomi 10 persen. Skenario kuota air untuk irigasi 60 persen, 70 persen, 80 persen, dan perencana sosial, hasil output dari model ASDIJ, bahwa pada tingkat diskonto 5 persen, 10 persen, dan 15 persen apabila dilihat dari status quo masing-masing berturut-turut mengalami kenaikan antara 30 persen ─46 pe rsen, 32 persen─46 persen, 13 persen ─27 persen, 87 persen─105 persen. 1 Persentase tentang kenaikan manfaat sosial bersih dari skenario-skenario dilihat dari sisi status quo pada tingkat pertumbuhan ekonomi 5 persen. Skenario kuota air untuk irigasi 60 persen, 70 persen, 80 persen, dan perencana sosial, hasil output dari model ASDIJ, bahwa pada tingkat diskonto 5 persen, 10 persen, dan 15 persen apabila dilihat dari status quo masing-masing berturut-turut mengalami ketidakefisienan sebesar antara 40 persen ─48 persen, 26 persen ─31 persen, 21 persen─34 persen, 100 persen─112 persen apabila dilihat dari sisi staus quo. Persentase kenaikan manfaat sosial bersih yang paling besar adalah skenario perencana sosial yaitu yang menunjukkan tidak efisien antara 100 persen sampai dengan 112 persen. Ini berarti semua skenario yang menggunakan kuota diatas status quo tetapi dibawah perencana sosial. 2 Persentase kenaikan manfaat sosial bersih dari skenario-skenario dilihat dari sisi Status Quo pada tingkat pertumbuhan ekonomi 10 persen. Skenario kuota air untuk irigasi 60 persen, 70 persen, 80 persen, dan perencana sosial, hasil output dari model ASDIJ, bahwa pada tingkat diskonto 5 persen, 10 persen, dan 15 persen apabila dilihat dari status quo masing-masing berturut-turut mengalami kenaikan antara 30 persen ─46 persen , 32 persen─46 persen, 13 persen ─27 persen, 87 persen─105 persen. 3 Persentase manfaat sosial bersih bila dilihat dari manfaat sosial bersih pada tingkat diskonto 5 persen Pertama, apabila dilihat pada tingkat pertumbuhan ekonomi 10 persen. skenario kuota air untuk irigasi 60 persen, 70 persen, 80 persen, dan perencana sosial, terlihat bahwa pada tingkat diskonto 10 persen dan 15 persen semua skenario manfaat sosial bersih setiap skenario secara persentase mengalami penurunan 49 persen ─88 persen. Kedua, apabila dilihat pada tingkat pertumbuhan ekonomi 5 persen. skenario kuota air untuk irigasi 60 persen, 70 persen, 80 persen, dan perencana sosial, terlihat bahwa pada tingkat diskonto 10 persen dan 15 persen semua skenario manfaat sosial bersih setiap skenario secara persentase mengalami penurunan 35 persen ─100 persen. Dilihat secara keseluruhan bahwa pada tingkat diskonto 10 persen dan 15 persen manfaat sosial bersihnya lebih rendah dari pada manfaat sosial bersih pada tingkat diskonto 5 persen. Pada tingkat diskonto rendah akan memberikan manfaat sosial bersih lebih tinggi, sebaliknya tingkat diskonto semakin tinggi manfaat sosial bersih makin rendah. 4 Tingkat pertumbuhan ekonomi 5 persen menjadi 10 persen. Skenario kuota air untuk irigasi 60 persen, 70 persen, 80 persen, dan perencana sosial, dari hasil output dari model ASDIJ, bahwa pada tingkat pertumbuhan ekonomi 5 persen menjadi 10 persen akan memberikan manfaat sosial bersih pada tingkat pertumbuhan ekonomi 5 persen menjadi 10 persen antara 28 persen ─235 persen. Kenaikan dari teringgi ke yang terendah adalah pada diskonto 5 persen, 10 persen, dan 15 persen.

7.1.3 BenefitCost Ratio

Metode perhitungan dalam analisis ekonomi diantaranya menggunakan Net present valueNPV dan Benefit Cost RatioBC Ratio dan Net benefitB-C. Komponnen cost dan komponen benefit dihitung present value nya berdasarkan kepada tingkat pertumbuhan 5 persen dan tingkat diskonto 5 persen. Perbandingan antara benefit dan cost yang dihitung dengan membagi nilai present value komponen benefit dengan present value komponen cost dikatakan ekonomis apabila BC ratio lebih besar dari 1.0 Sjarief et al, 2003. Menurut perhitungan ASDIJ bahwa pada tingkat petumbuhan ekonomi 5 persen dan tingkat diskonto 5 persen, BC ratio hasil perhitungan menurut skenario kuota air untuk irigasi 80 persen antara 1.39 ─ 1.61, dan BC ratio untuk skenario untuk kuota irigasi 85 persen antara 1.62 ─ 4.52 lebih besar daari pada skenario untuk kuota irigasi 80 persen. Untuk skenario air untuk irigasi berdasarkan perencana sosial BC ratio, 11 tahun pertama stabil di atas 1.0 tetapi tetap dibawah BC ratio skenario untuk kuota irigasi 85 persen dan 80 persen. Pada 4 tahun terakhir BC rasio perencana sosial menjadi antara 0.59 ─ 0.20 lebih kecil dari 1.0 sehingga tidak layak digunakan Gambar 14..

7.2 Alokasi Air Optimum