Saran Kebijakan Implikasi Kebijakan

peningkatan manfaat sosial bersih bagi pengelolanya. Di pihak lain alokasi air untuk non irigasi tetap akan terjamin dalam arti akan memberikan manfaat bagi pengguna dan pengelolanya. 4. Dengan model ASDIJ, telah dapat ditetapkan besarnya nilai air yang terdiri dari biaya marjinal dan biaya marjinal pengguna marginal user cost yang optimal. Hal ini berarti bahwa sektor pengguna menanggung biaya marjinal dan biaya marjinal pengguna yang akan digunakan untuk menjaga kelestarian infrastruktur bangunan air dari kerusakan karena lingkungan. 5. Dengan estimasi alokasi air untuk irigasi sebesar 80 persen dan non irigassi 20 persen serta nilai air yang lebih besar dari tarif air yang ditetapkan pemerintah maka akan memberikan jumlah manfaat sosial lebih besar dibandingkan dengan menggunakan tarif yang ditetapkan pemerintah.

8.2 Saran Kebijakan

Berdasarkan hasil optimasi dan kondisi lapangan ada beberapa kebijakan yang perlu dipertimbangkan agar dapat tercapai alokasi sumberdaya yang mendatangkan kesejahteraan bagi pengguna, pengelola dan masyarakat: 1. Pemerintah perlu memberikan subsidi berupa kompensasi biaya kewajiban pelayanan umum public service obligation untuk menanggulangi kekurangan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar selisih antara nilai air dengan tarif air yang berlaku kepada Perusahaan Umum Jasa Tirta II selama ini. 2. Pemerintah dalam menetapkan tarif air untuk sektor pengguna: Perusahaan Daerah Air Minum KabupatenKota, industri dan listrik sebaiknya merujuk kepada nilai air yang seharusnya diterima oleh pengelola maupun pengguna 3. Perusahaan Umum Jasa Tirta II di dalam mengelola air perlu memperhatikan alokasi air yang optimal pada setiap sektor agar kepentingan pengguna dan pengelola dapat terpenuhi dengan baik dan seimbang. 4. Perusahaan Umum Jasa Tirta II dalam mengalokasikan air berdasarkan kuota air untuk irigasi 85 persen dan 80 persen pada tingkat pertumbuhan ekonomi 5 persen dan tingkat diskonto 5 persen dapat diterapkan, karena pengelola dan pengguna masih mendapatkan manfaat sosial.

8.3 Implikasi Kebijakan

Berdasarkan hasil optimasi dan kondisi di lapangan, ada beberapa kebijakan yang perlu dipertimbangkan agar dapat tercapai alokasi dan nilai sumberdaya air yang mendatangkan kesejahteraan bagi semua pengguna, pengelola dan masyarakat. 1. Dengan model ASDIJ yang dapat memberikan solusi kepada Perusahaan Umum Jasa Tirta II untuk mengefisienkan penggunaan air melalui alokasi dan nilai air untuk operasi dan pemeliharaan di Daerah Irigasi Jatiluhur. Hal ini akan memberikan manfaat bersih yang optimal pula kepada pengelolanya sehingga dapat berpengaruh kepada kebijakan fiskal yang dapat mengurangi beba anggaran pemerintah dalam menyediakan air bagi para penggunanya, terutama air untuk irigasi sebagai tanggung jawab pemerintah. 2. Alokasi air untuk irigasi pemanfaatannya masih dominan antara 80 persen sampai dengan 85 persen, sehingga Daerah Irigasi Jatiluhur masih tetap dapat dipertahankan sebagai penghasil pangan untuk ketahanan pangan. Demikian juga Daerah Irigasi Jatiluhur masih tetap dapat memasok air baku dengan baik untuk kebutuhan air baku perusahaan daerah air minum dan industri yang meningkat terus. Oleh karena itu, Perusahaan Umum Jasa Tirta II diharapkan agar meminta pemerintah untuk meningkatkan kapasitas saluran air yang dapat menjamin ketersediaan air bagi semua sektor pengguna air di Daerah Irigasi Jatiluhur. Hal tersebut dimaksudkan agar ketahanan pangan dapat dipertahankan dengan baik dan pertumbuhan eknomi melalui sektor industri di Daerah Irigasi Jatiluhur tidak akan bertumbuh dengan pesat, karena hal ini sangat berpengaruh baik kepada kebijakan fiskal maupun moneter. 3. Telah dapat dirumuskan besarnya nilai air untuk Daerah Irigasi Jatiluhur. Oleh karena itu, Perusahaan Umum Jasa Tirta II diminta mengusulkan kepada pemerintah agar meninjau kembali tarif air yang terlalu rendah agar dapat disesuaikan dengan kondisi yang wajar sesuai dengan perhitungan model ASDIJ. Dengan kenaikan tarif diharapkan penggunaan air akan menjadi lebih efisien dan sekaligus dapat membantu pemerintah dalam pemanfaatan air bagi para penggunanya, karena masyarakat ikut menanggung akan keberlanjutan infrastruktur yang telah dibangun. Hal ini akan berpengaruh kepada kebijakan fiskal pemeritah yang akan menambah biaya APBN untuk penyediaan air untuk irigasi yang menjadi tanggung jawab pemerintah. 4. Dapat diestimasi manfaat sosial bersih dengan berbagai pola alokasi. Manfaat sosial bersih yang diterima oleh Perusahaan Umum Jasa Tirta II akan selalu meningkat terus. Pola alokasi terbaik dan dapat diterapkan di Daerah Irigasi Jatiluhur adalah alokasi air untuk irigasi 80 persen sampai dengan 85 persen. Pilihan ini akan tetap memberikan manfaat sosial bersih bagi pengguna dan Perusahaan Umum Jasa Tirta II. Hal ini akan membantu meringankan tanggung jawab pemerintah yaitu dapat mengurangi beban APBN.

8.4 Saran Penelitian Lanjutan