Kondisi Daerah Aliran Sungai aktual menggambarkan tahapan pengembangannya yang berhubungan dengan ketersediaan sumberdaya air dan
finansial yang dibutuhkan. Tahapan pengembangan menjadi lebih lengkap dengan adanya pengukuran indeks kelangkaan. Indeks kelangkaan ini menunjukkan
apakah wilayah tersebut sudah menghadapi permasalahan kelangkaan sumberdaya air dan sampai sejauh mana kelangkaan tersebut berpengaruh pada pengelolaan
sumberdaya air yang ada. Bila indeks pengukuran sumberdaya air kelangkaan air menunjukkan telah
terjadi kelangkaan air, alokasi bagaimana yang sebaiknya dilakukan dalam pengelolaan sumberdaya air di wilayah tersebut dengan mempertimbangkan
aturan alokasi sumberdaya serta mekanisme yang sesuai dengan kondisi yang ada.
2.2 Alokasi Sumberdaya Air
Alokasi sumberdaya air merupakan tindakan ekonomi yang menghasilkan baik benefit maupun biaya. Pengelolaan sumberdaya air khususnya air permukaan
yang penggunanya beragam dan wilayahnya sangat luas membutuhkan suatu pemodelan yang dapat digunakan dan menghasilkan benefit yang optimum bagi
baik pengguna maupun pengelola. Alokasi sebagai aktivitas ekonomi menjadi perhatian utama dalam
pengelolaan sumberdaya air, terutama jika diperhadapkan pada masalah kelangkaan air suatu wilayah. Alokasi air yang baik ke semua sektor pengguna air
guna pencapaian kesejahteraan semua pihak, serta memenuhi kriteria kesejahteraan antara lain: 1 kriteria kesejahteraan kosial, 2 kriteria pemerataan,
3 kriteria manfaat utilitarian criterion, dan 4 kriteria maksimin.
Pertama kriteria kesejahteraan sosial adalah kriteria kesejahteraan yang mengasumsikan bahwa baik selera maupun kesejahteraan individu dapat dihitung.
X X
Y Y
A B
O
M
O
N
X
A M
X
A N
Y
A M
Y
A N
U
1 N
U
2 N
U
3 N
U
1 M
U
2 M
U
3 M
Sumber: Pindyck, 2005
Gambar 1. Diagram Kotak Edgeworth Pertukaran
Dari Gambar 1. bila X barang berupa air untuk irigasi dan Y barang berupa air untuk non irigasi, sedangkan M adalah pengguna barang sektor irigasi dan N
adalah pengguna barang sektor non irigasi, maka kurva sepanjang O
M
-O
N
, merupakan kurva kontrak yang menunjukkan tingkat kepuasan yang dapat
diperoleh dari barang X dan Y. Semua titik sepanjang kurva tersebut merupakan titik alokasi barang yang efisien yang memberikan kepuasan optimum bagi M dan
N. Di sepanjang kurva kontrak, preferensi individu bersaing satu sama lainnya, yang berarti kesejahteraan yang diperoleh salah satu pihak hanya mungkin
tercapai atas pengorbanan pihak lainnya. Kondisi kesejahteraan sosial yang optimum pada alokasi optimum merupakan kondisi Pareto optimum dan disebut
alokasi Pareto optimum. Kedua adalah kriteria pemerataan, yang merupakan suatu kriteria berdasarkan pada tingkat kepuasan individu yang terlibat dan bukan
jumlah barang yang diberikan sama jumlahnya. Jika titik A dipilih, X
A N
X
A M
dan Y
A N
Y
A M
jumlah barang tidak merupakan ukuran dalam kriteria pemerataan, tetapi tingkat kepuasan yang optimum tiap-tiap individu menjadi
tolok ukur utama. Ketiga adalah kriteria manfaat berdasarkan hampir sama dengan kriteria pemerataan dimana alokasi optimum yang dipilih pada saat tingkat utilitas
bersamanya mencapai maksimum. Titik di sepanjang kurva kontrak yang dipilih adalah yang memberikan total kepuasan kedua sektor pengguna air yaitu pertanian
dan non pertanian U
N
+ U
M
Dalam mengalokasikan sumberdaya, tiga hal pokok yang perlu diperhatikan, yakni: 1 efisiensi konsumsi, 2 efisiensi produksi, dan 3 efisiensi
harga. , misalnya titik B, maksimum. Ketiga kriteria ini
sulit untuk dikuantifikasikan dan sangat normatif. Keempat adalah kriteria maksimin yang dikemukakan oleh Rawls 1971, memandang masyarakat seperti
pada posisi awal tidak ada yang tahu posisi dan kepuasannya akhirnya. Kriteria Rawls pada dasarnya memaksimalkan posisi yang paling lemah, atau dikatakan
memaksimumkan mereka yang utilitasnya minimum, sehingga sering disebut kriteria maksimin. Sifat kriteria Rawls, yakni: 1 jika pilihan dilakukan di antara
distribusi dengan jumlah konstan, kriteria ini memiliki implikasi egalitarian, semua orang akan menerima jumlah yang sama distribusi merata, 2 jika
pemilihan dilakukan di antara distribusi yang tidak tetap, kriteria Rawls selalu membela orang yang terburuk dan mengorbankan keseluruhan; atau dengan kata
lain Rawls tidak konsisten dengan kriteria kompensasi ekonomi yang umum, dan 3 dalam kondisi yang lebih kompleks dengan barang dan individu yang
mempunyai cita rasa sangat beragam, kriteria ini tidak dapat diterapkan.
2.2.1 Efisiensi Produksi
Produksi akan efisien jika kenaikan output untuk suatu barang berupa air untuk non irigasi, Y mengharuskan penurunan output barang berupa air untuk
irigasi, X yang dapat diilustrasikan seperi Gambar 1. tetapi untuk efisiensi produksi. Efisiensi produksi akan terjadi jika MRTS marginal rate of
substitution antara dua input adalah sama yaitu air dari Waduk Juanda, artinya
isokuan harus bersinggungan, misalnya di titik A. Jika isokuan-isokuan tidak bersinggungan, misalnya air untuk irigasi di realokasi untuk non irigasi.
Himpunan alokasi input produksi di titik-titik produksi yang efisien seperti A dikenal kurva kontrak produksi production contract curve.
2.2.2 Efisiensi konsumsi
Seperti dijelaskan dari 2.2 yang pertama bahwa konsumsi akan efisien jika kenaikan kepuasan salah satu konsumen memerlukan penurunan kepuasan
konsumen lainnya. Misalnya pengguna air untuk non irigasi memerlukan penurunan kepuasan pengguna air untuk irigasi. Efisiensi konsumsi akan terjadi
jika MRTS adalah sama untuk semua pengguna yang meminta air dari Waduk Juanda. Hal ini berarti bahwa kurva-kurva indeferens kedua pengguna air dari
irigasi dan non irigasi harus bersinggungan. Himpunan alokasi konsumsi yang efisien dikenal kurva kontrak konsumsi consumtion contract curve Ekivalen
Gambar 1 tetapi untuk konsumsi.
2.2.3 Efisiensi harga
Konsumen harus bersedia untuk mengganti barang yang dikonsumsikan tersebut pada tingkat rasio yang sama dimana perekonomiaan tersebut dapat
mengubah satu barang untuk barang lainnya. Ini berarti bahwa untuk semua
konsumen yang membeli kedua barang tersebut, MRS marginal rate of substitution
barang-barang tersebut harus sama dengan MRT marginal rate of transformation
. Ini berarti bahwa slope kurva-kurva indeferens dari pengguna air untuk irigasi dan non irigasi harus sama dengan slope batas kemungkinan
produksi, atau slope di titik F harus sama dengan di titik B. Ini berarti MRT =MRS atau ratio MC
Irigasi
MC
Nonirigasi
atau P
Irigasi
P
Nonirigasi
harus sama antara di titik F dan di titik B. Hal ini pengelola harus membuat alokasi yang baik
mendekati persaiangan sempurna antara pengguna dan pengelola Pindyck, 2005.
Sumber: Arsyad, 1987
Gambar 2. Marginal Rate of Transformation dan Marginal Rate of
Technical Substitution 2.3
Penentuan Harga Air: Tanpa dan Dengan Eksternalitas
Penentuan harga dapat menggambarkan biaya yang sebenarnya dan akan memberikan sinyal kepada user mengenai nilai air melalui water pricing. Model
sumberdaya air yang didasarkan pada water pricing adalah marginal cost pricing. Mekanisme marginal cost pricing didasarkan pada prinsip ekonomi bahwa
alokasi sumberdaya air yang optimal secara sosial, ketika manfaat sosial marjinal
Nonirigasi
P
Irigasi
P
Nonirigasi
B U
B
F U
A
BKP A
Irigasi
BKP=Batas Kemungkinan Produksi P
Irigasi
P
Nonirigasi
N
I
yang diperoleh dari konsumsi air setara dengan biaya sosial marjinal yang dikeluarkannya. Manfaat sosial marjinal dicirikan oleh kurva permintaan terhadap
air, sementara biaya sosial marjinal tanpa biaya lingkungan yang menggambarkan kurva pasokan air yang menunjukkan biaya yang harus dibayar oleh user sebesar
P untuk memproduksi satu unit tambahan air sebesar Q.
Sumber: Fauzi, 2004
Gambar 3. Alokasi Optimal berdasarkan Marginal Cost Pricing
Ketika terjadi eksternalitas misalnya terjadi erosi atau lingkungan sumberdaya air maka biaya marjinal atas sumberdaya air termasuk biaya
pengguna user cost yang semula A menjadi B. Jadi untuk memproduksi satu unit
tambahan air menjadi sebesar Q
L
maka memerlukan biaya sebesar P
L
. Dinar et al. 1997 menyatakan bahwa mekanisme marginal cost pricing memiliki beberapa
kelebihan, antara lain, mekanisme ini secara teoretis paling efisien dan dapat menghindari underpriced penilaian di bawah harga dan penggunaan berlebihan
overuse. Selain itu, marginal cost pricing memiliki beberapa kelemahan, antara
Biaya Marjinal dengan Biaya Lingkunan
Biaya Marjinal tanpa Biaya Lingkungan
Manfaat Marjina
l Q
kuantitas Rp
P
L
Q
L
Q P
B
A
lain, aspek kesetaraan equity, termasuk masyarakat berpenghasilan rendah tidak dapat mengakses sumberdaya air terutama pada musim kemarau ketika air yang
tersedia lebih sedikit dan harganya meningkat.
2.4 Permintaan dan Penawaran Air