untuk perikanan darat, pengembangan pariwisata, dan olahraga air tidak akan dibahas karena potensi pendapatannya cukup kecil untuk kepentingan Perusahaan
Umum Jasa Tirta II. Di Waduk Juanda, dilengkapi dengan 6 unit turbin Pembangkit Listrik
Tenaga Air, dengan daya terpasang 187.5 MW atau masing-masing unit mampu membangkitkan daya dengan kapasitas 32.2 MW dengan produksi tenaga listrik
mencapai + 1 000 juta kWhtahun yang tergantung ketersediaan air di waduk.
Pembangkit ini dikelola dan dipasarkan oleh PerusahaanUmum Jasa Tirta II.
Sebesar 80 ─90 persen pembelinya adalah PT. PLN dan selebihnya dipakai
sendiri. Untuk menghasilkan 1 kWh tiap unit maka Pembangkit Listrik Tenaga Air, membutuhkan air antara 5
─7 m
3
per detik yang tergantung pada tinggi muka air waduk dan beban pembangkit listrik tenaga air yang digunakan. Air untuk
produksi listrik diasumsikan volumenya setara dengan outflow air dari Waduk Juanda untuk kepentingan penggunanya. Menurut Perusahaan Umum Jasa Tirta II
2008 volume air yang masuk Waduk Juanda sama dengan air yang keluar waduk.
6.6 Sektor dan Wilayah Daerah Irigasi Jatiluhur
Daerah Irigasi Jatiluhur dibagi dua, yaitu selatan dan utara Jatiluhur. Daerah Irigasi Selatan Jatiluhur adalah daerah irigasi semi teknis yang sumber
airnya menggunakan sumber setempat, sedangkan Daerah Irigasi Jatiluhur adalah daerah irigasi teknis yang sumber airnya disamping menggunakan air dari waduk
Juanda, juga menggunakan sumber air setempat. Dalam tulisan di sini dibatasi hanya untuk Daerah Irigasi Utara Jatiluhur, karena untuk Daerah Irigasi Selatan
Jatiluhur adalah irigasi non teknis yang luasannya tersebar di selatan Jatiluhur tidak memberikan pendapatan kepada Perusahaan Umum Jasa Tirta II.
Setelah air keluar dari waduk Juanda kembali ke sungai Citarum sampai di Bendung Curug yang berjarak 17 km dari Waduk Juanda. Di Curug terdapat
Bendung Curug yang berfungsi membagi air ke saluran induk, yang ke Timur disebut Saluran primer induk Tarum Timur, yang membawa air ke Wilayah
Subang dan Wilayah Indramayu bagian Barat. Ke utara di Bendung Walahar terusan sungai Citarum dialirkan ke saluran induk primer Tarum Utara TU
untuk membawa air ke Wilayah Kabupaten Karawang. Ke bagian Barat disebut Saluran Induk Primer Tarum Barat TB yang mengalirkan air ke Wilayah
Kabupaten Bekasi dan DKI Jakarta Lihat Gambar 12.
Sumber: Perusahaan Umum Jasa Tirta II, 2008
Gambar 13. Skema Sistem Pengairan Jatiluhur
Karena air untuk sektor pertanian, perusahaan daerah air minum, dan industri melalui saluran yang sama, maka diasumsikan bahwa air dari sumber
setempat seluruhnya digunakan untuk irigasi sektor pertanian, sedangkan air baku untuk perusahaan daerah air minum dan industri diasumsikan bersumber dari
waduk Juanda. Selama 7 tahun dari tahun 2001
─2007, rata-rata air dari Waduk Juanda outflow untuk menunjang kebutuhan di hilir diperlukan air sebesar 5.193 miliar
m3, sedangkan rara-rata air yang dipasok ke Perusahaan Air Minum DKI Jakarta sebesar 0.392 miliar m3.
Rata-rata air dipakai untuk kepentingan irigasi, baik di Tarum Timur, Tarum Utara maupun Tarum Barat, ternyata sawah memerlukan air sebesar 8 000
m
3
Tabel 14. Rata-Rata Jumlah Air dari Wilayah ke Sektor Tahun 2001-2007
per hektar per musim tanam Balai Klimat Sukamandi, Jawa Barat. Jumlah air ini sebagian dari Waduk Juanda dan sumber setempat tergantung kepada waktu
tanamnya.
No. Sektor
Rata-rata Air ke Sektor miliar m
3
Waduk Tarum
Timur Tarum
Utara Tarum
Barat 1.
Pembangkit Listrik Tenaga Air
5.159 -
- -
2. Irigasi
- 1.908
1.921 1.869
3. Perusahaan Daerah Air
Minum KabupatenKota
- 0.003
0.006 0.033
4. Industri
- 0.060
0.036 0.052
5. Perusahaan Air Minum
DKI
- -
- 0.392
Jumlah 5.159
1.971 1.963
2.346
Sumber:
Perusahaan Umum
Jasa Tirta II, 2008