Perekonomian Wilayah Jawa Barat dan Wilayah Sekitar Daerah

VI. GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI JATILUHUR

6.1 Perekonomian Wilayah Jawa Barat dan Wilayah Sekitar Daerah

Irigasi Jatiluhur Daerah Irigasi Jatiluhur terletak di Pantai Utara Jawa Barat, dari barat yaitu DKI Jakarta sampai dengan ke timur Kabupaten Indramayu bagian barat. Sebelah selatan adalah Pegunungan Priangan dan sebelah utara adalah Laut Jawa. Oleh karena itu Daerah Irigasi Jatlihur sangat berpengaruh terhadap perkembangan pertumbuhan ekonomi, penduduk, dan industri serta pertanian di Provinsi Jawa Barat. Gambaran perkembangannya disampaikan oleh Badan Pusat Statistik BPS Jawa Barat bahwa laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat dari tahun 2003 ─2007 meningkat terus secara signifikan. Hal ini dapat digambarkan seperti dalam Tabel 6. Tabel 6. Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Tahun 2003 ─2007 Uraian Laju Pertumbuhan Ekonomipersen 2003 2004 2005 2006 2007 Laju pertumbuhan ekonomi 4.39 4.77 5.62 6.01 6.41 Sumber: BPS Jawa Barat, 2003 ─2007 angka sangat sementara. hasil estimasi triwulanan. Kondisi makro ekonomi Jawa Barat tahun 2007, mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan, dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6.41 persen dibandingkan dengan tahun 2003 sebesar 4.39 persen. Produk Domestik Regional Bruto PDRB pada tahun 2007 berdasarkan BPS Jawa Barat 2007 masih didominasi oleh sektor industri manufaktur sebesar 41.21 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 22.31 persen, dan sektor pertanian sebesar 12.45 persen, sehingga pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pascakrisis tahun 1997 menunjukkan kecenderungan meningkat. Peningkatan terbesar di antaranya bersumber dari sektor industri di samping sektor perdagangan dan sektor pertanian. Tabel 7. Produk Domestik Regional Bruto Jawa Barat Tahun 2003 ─2007 No . Uraian PDRB Regional Bruto Jawa Barat 2003 2004 2005 2006 2007 1. PDRB Rp. Miliar 234 793 304 458 389 268 473 556 542 270 2. Kontribusi Sektor Manufaktur Persen 43.60 41.88 44.46 45.24 41.21 3. Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Persen 18.45 18.91 19.08 19.4 22.31 4. Kontribusi Sektor Pertanian Persen 13.66 13.49 11.93 11.12 12.45 Sumber : BPS Jawa Barat, 2003 ─2007 angka sangat sementara estimasi triwulan III tahun 2007. angka sangat sementara estimasi triwulan IV tahun 2007. Jadi sektor industri merupakan kontributor utama ekonomi di Provinsi Jawa Barat karena di Jawa Barat terdapat kawasan industri yang terbanyak di Indonesia, di antaranya di Bekasi, Karawang, Cikarang, Subang, dan Purwakarta. Jawa Barat sebagai produsen terbesar padi 40 komoditas agribisnis di Indonesia, khususnya komoditas padi, yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi padi nasional. Periode tahun 2003 ─2007 produksi padi di Jawa Barat menyumbang rata-rata kurang lebih 5 persen untuk produksi padi nasional. Luas sawah kurang lebih 25 persen sawah irigasi teknis yang ada di Jawa Barat. Sektor industri tumbuh pesat di pantai utara pulau Jawa, seperti Bekasi, Karawang, Cikarang, dan Purwakarta yang semuanya beriringan dengan daerah pertanian dimana Daerah Irigasi Jatiluhur memegang peranan penting karena berkaitan dengan irigasi teknis untuk mengairi sawah sebanyak 242 000 hektar. Berdasarkan Tabel 8 antara tahun 2001 sampai dengan tahun 2007, rata- rata tingkat pertumbuhan ekonomi di Daerah Irigasi Jatiluhur sebesar 15.60 persen dengan rata-rata tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi di Kabupaten Subang sebesar 18.22 persen, diikuti dengan Bekasi Kota sebesar 17.25 persen. Wilayah Daerah Irigasi Jatiluhur atiluhur dengan rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi tersebut merupakan wilayah sentra produksi pangan yang didominasi sektor pertanian apabila dihubungkan dengan tata guna lahan di wilayah tersebut, sedangkan Kabupaten Bekasi memiliki rata-rata tingkat pertumbuhan terendah dari KabupatenKotaKK di Daerah Irigasi Jatiluhur. Tabel 8. Kondisi Perekonomian Daerah Irigasi Jatiluhur Tahun 2001-2007 No . Kabupaten Kota LPE dan Inflasi Jawa Baratpersen Rata-Rata Tingkat Per- tumbuhan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 1 Kota Bekasi 10.08 11.03 11.91 12.95 19.23 22.38 25.42 17.25 2 Bekasi 32.48 34.83 37.79 41.01 48.39 57.18 66.52 12.54 3 Karawang 12.34 14.53 16.70 19.29 24.59 25.65 31.55 16.71 4 Purwakarta 5.23 5.86 6.27 6.77 8.53 9.70 11.27 14.33 5 Subang 4.56 5.23 7.34 9.60 10.70 12.12 13.75 18.22 6 Indramayu 16.45 17.53 18.05 23.59 31.90 31.90 34.54 14.60 Sumber: BPS Jawa Barat, 2008. Tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi tidak menggambarkan besarnya PDRB. Kabupaten Bekasi memiliki PDRB tertinggi, tetapi rata-rata tingkat pertumbuhannya tidak tinggi, dan merupakan wilayah pada urutan ke 4 dalam dominasi sawah irigasinya. Kabupaten Indramayu dengan rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi rendah memiliki PDRB tertinggi dibanding wilayah lainnya. Begitu pula dengan Kota Bekasi rata-rata tingkat pertumbuhan berada pada urutan ketiga memiliki PDRB lebih besar dibandingkan kedua wilayah di atas. Tabel 9 menggambarkan proyeksi jumlah penduduk di Daerah Irigasi Jatiluhur, di mana total penduduk pada tahun 2000 sebanyak 7.8 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025 menjadi 11.5 juta jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk diperkirakan sekitar 1 ─2 persen tiap tahun selama 25 tahun. Jumlah penduduk tertinggi terjadi di wilayah perkotaan seperti Kota dan Kabupaten Bekasi serta Karawang, diperkirakan pada tahun 2025 masing-masing sekitar 23 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan air baku untuk domestik meningkat terus seiring dengan pertumbuhan penduduk Nippon Koei, 2006. Tabel 9. Proyeksi Penduduk di Daerah Irigasi Jatiluhur No. KabupatenKota PDRB Atas Dasar Harga BerlakuRp miliar 2003 2005 2010 2015 2020 2025 1. Kota Bekasi 1 797 1 990 2 196 2 347 2 496 2 634 2. Bekasi 1 826 2 022 2 231 2 385 2 536 2 676 3. Karawang 1 786 1 978 2 183 2 333 2 481 2 618 4. Purwakarta 707 783 864 924 982 1 037 5. Subang 1 292 1 430 1 579 1 687 1 794 1 893 6. Indramayu 431 478 527 563 599 632 Total 7 839 8 681 9 580 10 239 10 888 11 490 Sumber: Nippon Koei, 2006 Tabel 10. berikut ini menggambarkan proyeksi permintaan air baku dari Daerah Irigasi Jatiluhur dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2025. Permintaan air baku untuk domestik per hari meningkat terus. Proyeksi pada tahun 2025 permintaan air baku untuk domestik di Karawang mencapai 312 m 3 hari atau 3.61 m 3 detik, diikuti Kota Bekasi sebesar 252 m 3 hari atau 2.92 m 3 detik. Pada tahun 2025 diperkirakan permintaan air baku untuk domestik di wilayah Daerah Irigasi Jatiluhur diproyeksikan 1 018 juta m 3 hari atau 11.78 m 3 Tabel 10. Proyeksi Permintaan Air Baku detik. Nippon Koei, 2006. No. KabupatenKota Proyeksi Permintaan Air bakuribu m 3 hari 2003 2010 2015 2010 2025 1. Kota Bekasi 84 139 177 211 252 2. Bekasi 114 148 175 201 234 3. Karawang 224 253 272 289 312 4. Purwakarta 11 16 20 24 27 5. Subang 41 49 55 61 68 6. Indramayu 58 76 91 106 125 Total 532 681 790 892 1018 Sumber: Nippon Koei, 2006

6.2 Kondisi Sumber Air di Daerah Irigasi Jatiluhur