28 tanah yang dikemukakan dalam hasil survey tanah serta sifat sifat yang dikwantifikasi
di laboratoriun adalah penting untuk meramalkan penampilan tanaman. Prosedur metode analisis laboratorium untuk sifat sifat tanah tertentu, terutama ketersediaan
hara tertentu bagi tanaman adalah suatu simulasi terhadap proses ekstraksi hara oleh tanaman. Metode metode ini, untuk hara tertentu bisa bermacam macam dan perlu
dipilih salah satu yang korelasinya paling erat dengan penampilan tanaman di lapangan. Sifat peubah tanah tertentu juga berkorelasi dengan sifat peubah tanah
yang lain, misalnya pH berkorelasi dengan kejenuhan basa ; dan kadar bahan organik berkorelasi dengan Kapasitas Tukar Kation, dan sebagainya.
4.1. Nilai pH Tanah.
Salah satu sifat kimia tanah yang paling mudah diukur dan banyak mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah pH tanah atau reaksi tanah, yang
merupakan indikator keasaman atau kebasaan tanah. Secara kimia, pH adalah ekspresi dari aktifitas ion H H
+
. Sifat sifat tanah lain yang sering berkorelasi dengan pH adalah antara lain, kejenuhan basa, ketersediaan berbagai unsur hara,
Kapasitas Tukar Kation, aktifitas mikroba tanah, dll. Pengukuran pH NaF sering digunakan untuk menaksir kandungan mineral
mineral amorf tertentu yang banyak ditemukan di tanah tanah Andosol. Tanah tanah Andosol sendiri merupakan tanah tanah yang banyak ditemukan di daerah
pegunungan yang merupakan daerah penyebaran C. argentea. Mineral mineral amorf tersebut, umumnya mempunyai fiksasi yang besar terhadap Fosfor P. Karena itu
nilai pH NaF merupakan salah satu karakteristik lahan yang diharapkan berkorelasi dengan sifat retensi Pospor Gilkes and Hughes, 1994.
4.2 Kadar Bahan Organik Tanah.
Jumlah bahan organik dalam tanah tergantung pada laju input bahan organik per satuan waktu dan laju dekomposisi. Laju dekomposisi paling tinggi ditemukan di
daerah iklim lembab yang basah. Kadar bahan organik terbesar, ditemukan di tanah
29 padang rumput daerah temperate dimana terdapat input yang tinggi dan laju
dekomposisi yang lambat dan bukan di tanah hutan hujan tropika Rowell, 1994. Kadar bahan organik mempengaruhi penyebaran tumbuhan melalui efeknya
terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan organik punya fungsi nutrisi, dimana dia merupakan sumber N,P dan S untuk pertumbuhan tanaman; punya fungsi
biologis dimana dia banyak mempengaruhi aktifitas mikroflora dan mikrofauna; dan juga punya fungsi fisik dimana dia membantu pembentukan struktur tanah yang baik,
yang kemudian memperbaiki keterolahan tanah tilth, aerasi dan retensi air Stevenson, 1982.
Dekomposisi sisa sisa tanaman dan hewan di tanah merupakan proses biologi dimana karbon C mengalami resirkulasi di atmosfir sebagai CO
2
, nitrogen dibuat menjadi tersedia bagi tanaman sebagai amonium NH4
+
dan nitrat NO
3 -
, serta juga berbagai unsur lain menjadi tersedia bagi tanaman. Dalam proses tersebut, sebagian
C diasumsikan menjadi jaringan mikroba tanah biomassa dan sebagian dikonversi menjadi humus yang stabil. Pada saat yang bersamaan, sebagian humus mengalami
mineralisasi. Karena itu kandungan bahan organik total di tanah adalah relatif konstan karena sudah berada dalam keadaan kesetimbangan dengan ekosistemnya
vegetasi, iklim, jenis tanaman budidaya, dsb dan perlakuan manajemen terhadap tanah tersebut Stevenson, 1982. Untuk merubah kadar bahan organik tanah secara
permanen, tidak bisa hanya dengan sekedar menambah sisa sisa tumbuhanhewan, ke dalam ekosistem, tapi juga harus merubah ekosistemnya dan tipe manajemen
terhadap lahan tersebut misal dari tanaman setahun monokultur menjadi tanaman tumpangsari agrokehutanan, atau dibiarkan mengalami suksesi menjadi hutan
Stevenson, 1982. Metoda standar penentuan kadar bahan organik tanah adalah cara tak langsung,
dimana C dalam bahan organik dioksidasi menjadi CO2 dan asam organik. Jumlah bahan oksidator yang terpakai, diukur, dan berat C tersebut ditentukan. Dalam
analisis ini, yang diperoleh adalah kadar C organik tanah dalam . Karena bahan organik tanah secara rata rata mengandung 58 C organik, maka hasil analisa yang
menunjukkan kadar C organik, perlu dikalikan dengan 1.72 untuk memperoleh kadar
30 bahan organik tanah McRae, 1988. Prosedur yang lazim untuk penentuan kadar C
organik tanah adalah oksidasi basah metoda Walkley- Black. Kandungan bahan organik tanah dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
tekstur tanah. Bila faktor faktor lain sama, maka tanah betekstur halus cenderung mempunyai kadar bahan organik yang lebih tinggi dibanding yang bertekstur kasar.
Ini disebakan karena fiksasi bahan humik dalam bentuk kompleks organomineral berperan melindungi bahan organik Stevenson, 1982.
4.3. Tekstur Tanah.