Hubungan antara Kerapatan Relatif Puspa dengan Faktor Tempat Tumbuh

68 basah, sehingga bisa diduga bahwa meningkatnya dominasi relatif puspa sejalan dengan peningkatan kadar liat, lebih disebabkan karena peningkatan KTK. Dugaan ini juga didukung oleh korelasi yang nyata, walaupun tidak terlalu besar r = 0.314 antara kadar liat dengan KTK dalam penelitian ini. Antara pH NaF dengan retensi P, ada korelasi yang erat Gilkes Hughes 1994. Dalam penelitian ini, peningkatan pH NaF berkolerasi dengan peningkatan dominasi relatif puspa. Ada dua kemungkinan penyebab meningkatnya dominasi relatif puspa, seiring dengan peningkatan pH NaF. Kemungkinan pertama adala h dominasi relatif puspa meningkat karena peningkatan pH H 2 O karena pH H 2 O dan pH NaF berkolerasi erat dengan r = 0.744. Kemungkinan kedua adalah dominasi relatif puspa meningkat sejalan dengan meningkatnya retensi P retensi P berkolerasi dengan pH NaF karena puspa ini memiliki mikoriza yang sesuai yang bisa mengatasi peningkatan retensi P, sehingga puspa memiliki keunggulan kompetitif dibanding spesies lain. Dugaan yang kedua ini didukung oleh anggapan selama ini yang mengemukakan bahwa spesies yang mengandung mikoriza cenderung dominan pada tanah tanah dengan retensi P yang tinggi O’Dell et. al., 1993.

4.2.2. Hubungan antara Kerapatan Relatif Puspa dengan Faktor Tempat Tumbuh

Hasil analisis regresi bertatar antara Y = Kerapatan relatif puspa dengan peubah peubah X X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 6 , X 7 , X 8 , X 9 , X 11 , X 13 , X 14 , X 17 , X 19 , X 20 , X 21 , X 23 , X 24 , dan X 27 , dengan menggunakan á = 0.05, disajikan pada Lampiran 14. Dalam hal ini peubah Y perlu ditransformasi menjadi Ln Y+1 karena bila menggunakan peubah Y yang asli, terdapat ketidak normalan sisaan dan heterosedasitas dalam regresi. Analisis tersebut menghasilkan model regresi linier berganda terbaik sebagai berikut: Ln Y+1 = 1.92 + 0.00208 X 3 – 4.18 X 24 + 0.203 X 11 – 0.445 X 17 . Model 4 Dimana R2 = 44.63 Y = Kerapatan relatif puspa X 3 = Elevasi m dpl X 24 = Kerapatan lindak horizon A gramcm 3 X 11 = Kadar P horizon A ppm 69 X 17 = Kadar C organik horizon B Model ini menunjukkan bahwa dominasi relatif puspa cenderung makin besar sejalan dengan meningkatnya elevasi dan kadar P horizon A. Dilain pihak, dominasi relatif puspa cenderung menurun dengan meningkatnya kerapatan lindak horizon A dan meningkatnya kadar C organik horizon B. Dalam hal ini saninten dan puspa berbeda dalam hal respon mereka terhadap peningkatan elevasi. Pada kisaran elevasi dalam studi ini, yaitu 720 – 2000 m dpl, kerapatan relatif puspa cenderung meningkat dengan meningkatnya elevasi. Hal ini sesuai dengan kategorisasi selama ini yang memasukkan puspa sebagai anggota vegetasi montana danatau submontana Sunarno Rugayah 1992. Tipe vegetasi submontana umumnya terletak pada kisaran elevasi antara 1500 – 2500 m, sedangkan kisaran elevasi dalam studi ini adalah 720 – 2000 m. Jadi kalau memang puspa bisa dikategorikan sebagai anggota vegetasi montana, maka hal ini yang menyebabkan meningkatnya kerapatan relatif puspa sejalan dengan meningkatnya elevasi dalam studi ini. Saninten dan puspa juga berbeda dalam hal respon terhadap peningkatan kadar P tersedia di tanah. Kerapatan relatif puspa cenderung meningkat dengan meningkatnya kadar P tersedia di tanah di horizon A. Dalam hal ini, nampaknya puspa tidak terlalu tergantung kepada mikoriza, karena kelimpahannya meningkat sejalan dengan kenaikan P tersedia. Argumentasi ini didasarkan oleh fenomena bahwa spesies yang kelimpahannya terutama kelimpahan relatif di komunitas alami meningkat sejalan dengan menurunnya ketersediaan P, adalah spesies yang mempunyai mikoriza atau tergantung pada mikoriza. Kalau dibandingkan dengan pembahasan untuk model 3 yang mengkaji dua kemungkinan kenapa dominasi relatif puspa cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya pH NaF, maka kemungkinan yang lebih besar adalah bahwa fenomena tersebut disebabkan oleh korelasi yang erat antara pH NaF dengan pH H 2 O karena ada dugaan berdasarkan model 4 bahwa puspa cenderung tidak tergantung pada mikoriza. Kerapatan relatif puspa yang cenderung meningkat dengan menurunnya kerapatan lindak di horizon A adalah merupakan fenomena yang berkaitan dengan 70 kecenderungan puspa untuk lebih banyak hadir ditanah tanah Andisol Tabel 9, sedang tanah Andisol adalah tanah yang mempunyai kerapatan lindak yang rendah.

5. Perbedaan Kondisi Tempat Tumbuh Berdasarkan Kehadiran Spesies Kajian.