Topografi dan Tanah Geologi

34

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.

Letak dan Luas Berdasarkan Peta Rupabumi Digital Indonesia BAKOSURTANAL, tahun 1997, kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, secara geografis terletak antara 106 o 50 ′ - 107 03’ BT dan 6 42’ – 6 59’ LS, sedangkan puncak gunung Gede yang merupakan titik pusat kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango terletak pada 106 58’ 30 ″ BT dan 6 47’ 30 ″ LS. Secara administrasi pemerintahan, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terletak pada 3 wilayah kabupaten, yaitu kabupaten Bogor, Sukabumi, dan Cianjur.

2. Topografi dan Tanah

Gunung Gede {dengan puncak 2958 m diatas permukaan laut dpl} dan Gunung Pangrango dengan puncak 3019 m dpl dihubungkan oleh punggung bukit yang disebut Kandang Badak pada ketinggian ± 2400 m dpl. Wilayahnya sangat curam dan banyak mempunyai punggung bukit yang terbentuk oleh celah-celahanak sungai yang mengalir kearah kabupaten Bogor, kabupaten Sukabumi dan kabupaten Cianjur FAO, 1978. Tanah pada lereng yang lebih tinggi dari daerah pegunungan di dalam kawasan Taman Nasional G. Gede Pangrango, merupakan tanah Andosol yang bersal dari batuan beku dan abu vulkanik FAO, 1978. Pada lereng yang lebih rendah, tanah menjadi lebih mudah lapuk dan berupa asosiasi Andosol dan Latosol. Selain itu juga terdapat asosiasi antara Andosol dan Regosol. Tanah Latosol disini banyak mengandung liat yang tidak lengket. Bagian yang lebih rendah, merupakan batuan dan tanah Latosol yang sangat subur, yang menjadi tipe tanah yang dominan FAO, 1978. 35 Menurut Peta Tanah Tinjau Propinsi Jawa Barat, dari Lembaga Penelitian Tanah Bogor, tahun 1966, tanah di kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, terdiri atas: 1 Jenis tanah Regosol dan Litosol pada lereng pegunungan yang tinggi. Jenis tanah ini umumnya berwarna gelap; mempunyai porositas tinggi, struktur lepas dan kapasitas menyimpan air yang tinggi. 2 jenis tanah asosiasi Andosol dan Regosol pada lereng lereng pegunungan yang lebih rendah dimana tanahnya telah mengalami pelapukan yang lebih lanjut. 3 Jenis tanah Latosol coklat pada lereng paling bawah. Jenis tanah ini mengandung liat dan tidak lekat, serta lapisan tanah bawahnya gembur, mudah ditembus akar, dan lapisan dibawahnya telah lapuk. Aktivitas gunung berapi menyebabkan tanah Litosol di sekitar kawah selalu dalam keadaan muda. Pencucian pada permukaan tanah dilereng tenggara Gunung Gumuruh, menyisakan adanya jenis tanah Regosol berpasir. Peta tanah di dalam dan disekitar Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, disajikan pada Lampiran 1.

3. Geologi

Gunung Gede Pangrango merupakan gunung berapi tipe “strato” atau komposit yang berarti tubuh gunung tersebut mencakup lereng dan kakinya terdiri dari lapisan-lapisan bahan vulkanik yang sempat melayang di udara dan bahan-bahan aliran lava. Teori geologi modern tentang tektonika lempeng menjelaskan bahwa lava dari gunung Gede-Pangrango berasal dari magma panas yang merupakan campuran antara bahan basaltik dari lempeng Australasia dan bahan granitik dari lempeng Eurasia, serta beberapa bahan sedimen, dan ini semua naik ke permukaan bumi membentuk batuan vulkanik andesit piroksen Balai Taman Nasional Gede Pangrango, 1996. 36 Gunung Gede-Pangrango merupakan dua dari 35 gunung berapi di Pulau Jawa, yang umumnya berstatus aktif normal. Status Gunung Gede-pangrango adalah aktif normal, dalam arti bahwa sewaktu waktu bisa mengalami erupsi. Geologi kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango terdiri atas batuan andesit, basalt, tufa, lava breksi, breksi mekanik, dan piroklastik. Batuan umumnya berupa batuan volkanik kwarter. Lapisan dasarnya terdiri atas batuan non volkanik yang lebih tua seperti terlihat di Pasir Besar di sebelah Utara Cianjur dan sebelah selatan Gunung Gede-Pangrango yang merupakan daerah batuan sedimen tua periode Tersier yang memanjang di belahan kaki pegunungan ini Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 1996. Peta geologi kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango beserta areal sekelilingnya disajikan pada Lampiran 2.

4. Vegetasi