37 Jenis yang potensial secara komersial di zona montana dan sub montana adalah
Castanopsis argentea, Podocarpus imbricatus, Podocarpus neriifolius dan Altingia
excelsa .
Vegetasi di zona sub alpin mempunyai struktur yang jauh lebih sederhana dan hanya mempunyai satu lapisan tajuk dengan pohon pohon yang berukuran kerdil dan
miskin jenis. Jenis yang dominan pada zonasi ini adalah Vaccinium variangifolium, Eurya acuminata
dan Symplocos cochinchinensis. Banyak dari spesies di sub alpin ini yang mepmpunyai genus yang sama dengan yang di daerah yang beriklim sedang
temperate di belahan bumi utara. Bunga edelweiss Anaphalis javanica ditemukan di zona sub alpin dan
ditemukan pada ketinggian diatas 2500 m dpl.
5. Penyebaran dan Kelimpahan Castanopsis argentea di Taman Nasional Gede -
Pangrango. Data dari Munawir 1997 menunjukkan bahwa taksiran kerapatan pohon
Castanopsis argentea diameter 20 cm di Resort Cibodas adalah 27 individuha,
sedang di Resort Selabintana 4 individuha. Menurut hasil penafsiran foto udara Bakosurtanal 1982 skala 1:50 000,
Castanopsis argentea biasanya berasosiasi dengan Schima wallichii, Leucosyke
capitellata, Bambusa sp dan Podocarpus imbricatus.
6. Fauna
Di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango terdapat 245 jenis burung atau lebih dari 50 jenis burung yang terdapat di Jawa. Jenis mamalia yang ada adalah babi
hutan Sus sp, macan tutul Panthera pardus, dan sebagainya. Jenis primata yang ada adalah antara lain Hylobates molloch, Presbytis aygula, Presbytis pyrrhus dan
Macaca fascicularis . Jenis yang unik adalah misalnya sejenis cacing besar yang
panjangnya dapat mencapai 60 cm cacing sonari.
38
7. Iklim
Gunung Gede Pangrango terletak di daerah terbasah di P. Jawa dengan curah hujan rata-rata tahunan 3000-4200 mm. Bulan-bulan terbasah jatuh pada periode
Oktober-Mei bertepatan dengan angin musim barat laut dengan curah hujan lebih dari 200 mm per bulan dan lebih dari 400 mm per bulan pada periode Desember-Maret.
Bulan-bulan kering dijumpai pada periode Juni-September dengan rata-rata curah hujan bulanan kurang dari 100 mm.
Menurut peta iklim yang dibuat oleh Oldeman, kawasan Taman Nasional G. Gede Pangrango termasuk bertipe curah hujan B, dimana terdapat 7-9 bulan basah.
Disekitar puncak G. Gede Pangrango, iklimnya lebih kering sehingga termasuk tipe curah hujan C FAO, 1978.
Menurut klasifikasi Schmidt dan Fergusson, tipe curah hujan di kawasan Taman Nasional ini, secara umum termasuk tipe curah hujan A dengan nilai Q antara 5-9
FAO, 1978. Temperatur rata-rata tahunan bervariasi sekitar 18
C di Cibodas, hingga kurang dari 10
C dipuncak G. Pangrango, dengan penurunan sekitar 0.55 C per 100 m
ketinggian FAO, 1978.
8. Luas dan Status
Pada tanggal 6 Maret 1980, Menteri Pertanian RI mengumumkan bahwa kawasan Cagar Alam Cibodas, Cimungkat, Gunung Gede-Pangrango dan areal hutan alam di
lereng Gunung Gede-Pangrango serta Taman Wisata Situgunung, yang seluruhnya meliputi areal seluas 15 196 ha dijadikan sebagai Taman Nasional dengan nama
Taman Nasioanal Gunung Gede-Pangrango. Penetapan kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango dilakukan pada kongres Taman Nasional sedunia di Bali
melalui SK Menteri Pertanian no. 736Men-tanX82 tanggal 14 Oktober 1982.
39 IV. METODOLOGI PENELITIAN
1. Lokasi dan Waktu Penelitian