IV. GAMBARAN UMUM
4.1. Perkembangan Sektor Pertanian dan Sub Sektor Tanaman Pangan di Indonesia
Tambunan 2005 menyatakan bahwa seiring proses industrialisasi, perubahan struktur ekonomi suatu negara akan menjadi suatu evolusi alamiah,
sektor pertanian
akan mengalami
penurunan kontribusinya
terhadap perekonomian sedangkan sektor lainnya seperti manufaktur, perdagangan, dan
jasa-jasa mengalami peningkatan yang pesat. Penurunan kontribusi sektor pertanian dapat dilihat dari penurunan kontribusinya terhadap PDB Indonesia
beberapa tahun terakhir. Tabel 4.1. Kontribusi PDB Tiap Sektor terhadap PDB Nasional Tahun 2001-2005
dalam Persen Produk Domestik Bruto
No Sektor
2001 2002
2003 2004
2005 1
Pertanian 17,23
16,67 15,46
15,19 14,59
2 Pertambangan
13,86 13,19
8,83 8,33
8,63 3
Industri 24,90
25,41 24,89
24,40 24,22
4 Listrik, Air Gas
1,31 1,51
0,84 0,94
0,94 5
Konstruksi 6,05
5,83 6,07
6,22 6,29
6 Perdagangan
15,74 16,06
17,14 16,64
16,27 7
Angkutan komunikasi
4,93 5,06
5,38 5,91
6,25 8
Keuangan 6,36
6,46 8,48
8,64 8,55
9 Jasa-jasa
9,63 9,80
9,09 9,87
10,32
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2006.
Tabel 4.1 memperlihatkan kontribusi persentase sumbangan sektor pertanian Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto PDB beberapa tahun
terakhir semakin menurun, bahkan lebih rendah jika dibandingkan dengan sektor industri dan perdagangan. Dari sisi pertumbuhannya, terlihat juga sektor pertanian
Indonesia cenderung terus mengalami penurunan. Sebaliknya, sektor lain seperti sektor perdagangan, sektor jasa, sektor listrik, air dan gas memiliki pertumbuhan
progresif pada tiap tahunnya. Hal ini menandakan telah terjadi proses perubahan struktur perekonomian di Indonesia, dari yang bercorak agraris menuju
perekonomian yang bercorak industri dan perdagangan. Walaupun kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional
secara persentase terus mengalami penurunan, sektor ini masih diyakini sebagai sektor yang strategis. Banyak faktor yang menyebabkan sektor pertanian masih
dianggap sangat strategis, di antaranya adalah penduduk Indonesia yang sebagian besar tinggal di pedesaan dan bekerja di sektor pertanian, dan berbagai ragam
kehidupan penduduk dicirikan oleh peran sektor pertanian. Pada gilirannya, kondisi ini menyebabkan Indonesia masih digolongkan sebagai negara agraris.
Tabel 4.2. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Desa dan Kota Tahun 2005 Jiwa
Lapangan Pekerjaan Utama
Desa Kota
Jumlah Pertanian
36.962.066 4.852.131
41.814.197 Pertambangan
493.988 314.854
808.842 Industri
4.675.254 6.977.152
11.652.406 Listrik, Gas dan Air
41.819 144.982
186.801 Bangunan
2.033.945 238.342
4.417.087 Perdagangan
7.175.316 11.721.586
18.896.902 Angkutan
2.259.171 3.293.354
5.552.525 Keuangan
198.347 844.439
1.042.786 Jasa Lainnya
3.397.084 7.179.488
10.576.572 Jumlah
57.236.990 37.711.128
94.948.118 Sumber : Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2007.
Tabel 4.2 menunjukkan pentingnya sektor pertanian bagi perekonomian Indonesia, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian tetap yang terbesar jika
dibandingkan dengan sektor lainnya, pada tahun 2005 kurang lebih 42 juta jiwa penduduk Indonesia bekerja disektor pertanian, dibandingkan dengan sektor
industri yang hanya menyerap tenaga kerja 11,5 juta jiwa dan sektor perdagangan yang menyerap tenaga kerja kurang lebih 19 juta jiwa. Bahkan jumlah orang yang
bekerja disektor pertanian tetap lebih besar walaupun jumlah tenaga kerja pada kedua sektor penyumbang PDB terbesar tersebut digabung. Hal ini menandakan
sektor pertanian tetap menjadi sektor yang harus diperhatikan walaupun proses industrialisasi tengah berjalan di Indonesia.
Sub sektor tanaman pangan sebagai salah satu sub sektor pertanian memiliki peranan yang penting bagi sektor pertanian dan perekonomian
Indonesia, sebab sub sektor tanaman pangan merupakan penyumbang terbesar PDB bagi sektor pertanian seperti yang telah ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Departemen Pertanian 2005 menyatakan pada periode 1993-1997 sub sektor tanaman pangan rata-rata menyerap 27,49 juta orang atau 33 persen dari angkatan
kerja nasional. Pada periode 1998-1999 menyerap rata-rata 29,414 juta orang atau 32,7 persen dari total nasional. Sedangkan pada tahun 2000-2003 menyerap rata-
rata sebesar 30 juta atau 33 persen dari kesempatan kerja nasional. Sementara lapangan usaha lainnya pada tahun yang sama 2000-2003 rata-rata menyerap
tenaga kerja jauh lebih rendah, seperti perkebunan menyerap 5,39 juta 5,85 persen, perikanan 1,35 juta 1,47 persen peternakan 725 ribu orang 0,79
persen, dan pertanian lainnya 3,30 juta orang 3,60 persen. Besarnya penyerapan tenaga kerja di sub sektor tanaman pangan tidak terlepas dari corak masyarakat
Indonesia yang sebagian besar tinggal di pedesaan dan bermata pencarian sebagai petani tanaman pangan.
4.2. Perkembangan Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan di Indonesia