Mandat Doha Konferensi Tingkat Menteri V WTO di Cancun, Meksiko

negara berkembang diharuskan mengurangi tarif impor minimal 24 persen, sedangkan negara-negara maju diharuskan mengurangi tarif impor minimal 36 persen, sehingga konsekuensinya komoditas pertanian Indonesia harus siap bersaing dengan komoditas pertanian dari negara lain, baik bersaing dalam kancah pasar internasional maupun dalam kancah pasar domestik Indonesia sendiri, sebab akses pasar semakin terbuka luas seiring penurunan tarif impor yang cukup signifikan tersebut.

4.4.3. Mandat Doha

Departemen Luar Negeri 2004 menyatakan bahwa Mandat Doha sama pentingnya dengan kesepakatan Putaran Uruguay Uruguay Round terutama kemajuan dalam hal akses pasar, pengurangan substansial dalam program subsidi domestik yang mendistorsi perdagangan serta memperbaiki perlakuan khusus dan berbeda dibidang pertanian bagi negara-negara berkembang. Perundingan Doha dimulai pada Maret 2000, dimana 126 negara 85 persen anggota menyampaikan 45 proposal dan 4 dokumen teknis mengenai perundingan, kesepakatan Doha Alinea 13 menekankan kesepakatan agar perlakukan khusus dan berbeda bagi negara berkembang yang selama ini diperjuangkan Indonesia bersama G-33 menjadi bagian integral dari perundingan pertanian, dicatat pula pentingnya memperhatikan kebutuhan negara berkembang pada ketahanan pangan dan pembangunan pedesaan.

4.4.4. Konferensi Tingkat Menteri V WTO di Cancun, Meksiko

Konferensi Tingkat Menteri KTM WTO di Cancun, Meksiko pada tahun 2003 tidak menghasilkan kesepakatan, sebab terjadi perbedaan yang cukup tajam antara kubu negara maju yang diwakili Uni Eropa dan Amerika Serikat dengan kubu negara berkembang yang tergabung dalam Group-21 G-21 dan Group-33 G-33. Amerika Serikat dan Uni Eropa mengeluarkan joint paper yang memuat proposal agar penurunan tarif di negara berkembang harus dilakukan secara signifikan, tetapi tidak menginginkan adanya pengurangan tarif dan penurunan subsidi domestik di negara maju. Negara berkembang yang tergabung dalam G-21 menginginkan pengurangan subsidi dan penurunan tarif di negara maju seperti yang telah di deklarasikan dalam Mandat Doha. Indonesia dan negara berkembang lainnya yang tergabung dalam G-33 mengajukan proposal yang menghendaki adanya pengecualian dari penurunan tarif dan subsidi. Proposal G-33 tersebut lebih dikenal dengan Special Product SP dan Special Safeguard Mechanism SSM untuk negara berkembang.

4.4.5. Kesepakatan Juli 2004