Perkembangan Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan di Indonesia

4.2. Perkembangan Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan di Indonesia

Sub sektor tanaman pangan memiliki arti yang penting dalam menjaga ketahanan pangan suatu negara, sebab sub sektor tanaman pangan merupakan penghasil pangan yang memberi makan seluruh rakyat sebuah negara. Jika sebuah negara tergantung dengan negara lain dalam ketahanan pangannya, maka dapat membahayakan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Konsumsi pangan dan produksi pangan suatu negara seharusnya berimbang untuk mencapai kondisi aman dalam ketahanan pangan, bahkan sebaiknya produksi pangan melebihi konsumsinya agar terdapat cadangan pangan ketika terjadi peristiwa luar biasa pada suatu negara, misalnya bencana kekeringan yang menyebabkan gagal panen. Namun kondisi Indonesia justru sebaliknya, konsumsi pangan melebihi jumlah produksi pangan dalam negeri, kendati demikian, karena Indonesia merupakan negara terbuka maka kebutuhan pangannya dapat dipenuhi dengan melakukan impor. Dewan Ketahanan Pangan 2002 menyatakan, pada aspek penyediaan pangan di Indonesia terdapat beberapa tantangan sehingga untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional cukup sulit, begitupula usaha untuk meningkatkan produksi pangan juga cukup sulit dilakukan, tantangan tersebut diantaranya. Pertama , jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar dan terus bertambah. Kedua , kapasitas komoditas pangan nasional yang semakin terbatas akibat konversi lahan ke aktivitas non-pertanian, penurunan kualitas kesuburan lahan, kerusakan sarana irigasi dan lain-lain. Ketiga, komoditas pangan dihasilkan oleh sekitar 21 juta rumah tangga petani berlahan sempit yang memiliki aksesibilitas terbatas pada sumber permodalan, teknologi, dan sarana produksi, sehingga peningkatan efisiensi dan produktivitas cukup sulit. Keempat , kurang terdiversifikasinya makanan pokok masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, penyediaan pangan yang berasal dari sumber luar negeri impor akan terus berlangsung jika permasalahan diatas tidak tertangani dengan tuntas. Tabel 4.3 Kebutuhan Pangan Nasional tahun 2000-2005 Ribu Ton Kebutuhan Pangan Nasional Komoditas 2000 2001 2002 2003 2004 2005 1. Beras 30.129 28.438 29.718 30.199 29.698 30.502 2. Jagung 9.747 9.168 9.639 10.903 10.949 11.520 3. Kedelai 2.198 1.883 1.980 1.807 1.778 1.657 4. Kc Tanah 801 764 761 816 828 842 5. Ubi Kayu 13.988 14.149 14.219 16.336 15.365 15.991 6. Ubi Jalar 1.601 1.531 1.546 1.581 1.617 1.594 Sumber : Departemen Pertanian, 2007. Tabel 4.3 memberikan gambaran bahwa kebutuhan pangan Indonesia sangat besar, tiap tahunnya kebutuhan beras sebagai makanan pokok rakyat Indonesia diperlukan berkisar 30 juta ton dan jagung mencapai kurang lebih 10 juta ton pada tiap tahunnya. Secara rata-rata pada tiap tahunnya , sejak tahun 2000 hingga tahun 2005 Indonesia membutuhkan kurang lebih 60 juta ton pangan untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri, namun kebutuhan tersebut tidak semuanya dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Tabel 4.4 menunjukkan persediaan pangan yang dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri, produksi beras pada tiap tahunnya mulai tahun 2000 hingga tahun 2005 cenderung mengalami stagnasi, walaupun mengalami kenaikan, namuan kenaikannya tidak signifikan. Begitupula dengan produksi pangan lainnya, hanya ubi kayu yang mengalami trend peningkatan yang cukup signifikan. Tabel 4.4 Persediaan Pangan Nasional Tahun 2000-2005 Ribu Ton Persediaan Pangan Nasional Komoditas 2000 2001 2002 2003 2004 2005 1. Beras 29.393 28.579 29.161 29.528 30.633 30.669 2. Jagung 8.511 8.223 8.501 9.591 9.893 11.041 3. Kedelai 921 748 615 615 663 743 4. Kc Tanah 671 648 642 705 746 740 5. Ubi Kayu 13.676 14.496 14.376 15.745 16.511 16.423 6. Ubi Jalar 1.608 1.539 1.559 1.753 1.674 1.634 Sumber : Departemen Pertanian, 2007. Berdasarkan Tabel 4.5, ketersediaan beras pada tahun 2000 mengalami defisit 736.000 ton, sedangkan pada tahun 2005 terjadi surplus persediaan sebesar 167.000 ton. Jagung pada tahun 2000 mengalami defisit 1.236.000 ton dan pada tahun 2005 defisit menjadi 479.000 ton. Kedelai pada tahun 2000 mengalami defisit 1.277.000 ton dan pada tahun 2005 mengalami defisit sebesar 914.000 ton. Secara umum Indonesia mengalami defisit pada neraca pangan yang menyebabkan impor terus pangan terus berlanjut. Tabel 4.5. Neraca Pangan Nasional Ribu Ton Neraca Pangan Nasional Komoditas 2000 2001 2002 2003 2004 2005 1. Padi -736 141 -557 -671 935 167 2. Jagung -1.236 -945 -1.138 -1.312 -1.056 -479 3. Kedelai -1.277 -1.135 -1.365 -1.192 -1.115 -914 4. Kc Tanah -130 -116 -119 -111 -82 -102 5. Ubi Kayu -312 347 157 -591 1.146 432 6. Ubi Jalar 7 8 13 172 57 40 Sumber : Departemen Pertanian diolah, 2007.

4.3. Perkembangan Ekspor-Impor Pangan Indonesia