Evapotranspirasi HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 9. Grafik curah hujan dan intersepsi Blok 3. Curah hujan yang relatif tinggi telah menyebabkan kapasitas tampung tajuk sudah lewat jenuh sehingga curah hujan yang jatuh tidak tertampung lagi oleh tajuk, namun langsung menjadi lolosan tajuk throughfall dan aliran batang stemflow dan akhirnya akan langsung dialirkan ke permukaan tanah.

5.3. Evapotranspirasi

Nilai pengukuran evaporasi mingguan dengan Panci Kelas A menunjukkan nilai yang selalu kurang dari 20 mm dan relatif tidak berbeda nyata antar bulan Tabel 5, nilai akhir evaporasi pada Tabel 5 tersebut adalah nilai evaporasi hasil pengukuran dikalikan faktor koreksi yaitu sebesar 0.80. Sedangkan data evapotranspirasi potensial harian yang mewakili seluruh blok areal penelitian disajikan pada Tabel Lampiran 5. Tabel 5. Jumlah evaporasi dan evapotranspirasi mingguan di areal penelitian mm Bulan Minggu Evaporasi Evapotranspirasi Februari 1 16 20 2 13 16 Maret 3 16 19 4 18 21 5 16 19 6 17 20 April 7 18 22 8 16 19 9 17 21 10 15 18 Mei 11 20 24 12 14 17 13 16 20 14 14 17 Juni 15 15 18 16 17 20 17 17 21 18 14 17 19 16 20 Jumlah 305 369 Dengan mempertimbangkan nilai faktor tanaman nilai k c sebesar 1.2, maka evapotranspirasi mingguan kelapa sawit menjadi sekitar 19 mmminggu. Nilai tersebut relatif lebih rendah dari pustaka. Pusat Penelitian kelapa Sawit menggunakan nilai evapotranspirasi sebesar 120 - 150 mmbulan atau sekitar 30 – 35 mmminggu untuk menghitung kebutuhan air consumptive use dalam menyusun neraca air Tim Faperta IPB – PPKS Medan, 2006. Perbedaan ini bisa disebabkan karena faktor iklim, jenis alat dan umur tanaman yang berbeda. Hal ini sebabkan perbedaan lokasi akan membutuhkan metode pengukuran maupun pendugaan evapotranspirasi sesuai dengan kondisi setempat. Fluktuasi evapotranspirasi potensial ETP mingguan di lapang dapat dilihat pada Gambar 10. Dari grafik tersebut terlihat bahwa tidak terjadi perbedaan ETP mingguan secara nyata baik pada musim hujan maupun pada awal musim kemarau, dimana rata-rata evapotranspirasi berkisar antara 16 - 24 mm. ETP maksimum terjadi pada minggu ke-11 sebesar 24 mm dan ETP minimum terjadi pada minggu ke-2 sebesar 16 mm. 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Februari Maret April Mei Juni mm Evapotranspirasi Gambar 10. Evapotranspirasi potensial mingguan. Nilai rataan ETP bulan Februari – April 2006 relatif lebih tinggi dibandingkan bulan Mei – Juni 2006, hal ini disebabkan radiasi matahari yang tinggi pada bulan tersebut. Selain radiasi matahari ETP juga dipengaruhi oleh suhu, kecepatan angin dan kelembaban udara. Laju ETP akan meningkat seiring meningkatnya radiasi matahari, suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin Asdak, 2004.

5.4. Aliran Permukaan