adanya perlakuan. Pada perlakuan rorak mampu menunda kekeringan hingga 2.33 bulan ± 70 hari berikutnya, perlakuan teras gulud 1.66 bulan ± 50 ha ri
berikutnya dan tanpa perlakuan yang hanya kurang dari 0.5 bulan ± 15 hari berikutnya.
Curah hujan yang turun akan tertampung di dalam perlakuan rorak dan teras gulud kemudian akan terjadi aliran lateral seepage dan infiltrasi yang tertunda
sehingga ketersediaan air di dalam tanah akan bertahan lebih lama Noeralam et al.,
2003.
5.5.2. Pengaruh Teknik Konservasi Tanah dan Air terhadap Perubahan
Cadangan Air dalam Tanah
Perlakuan teknik konservasi tanah dan air menyebabkan perubahan penambahan storage di Blok 3 perlakuan rorak dan Blok 1 perlakuan teras
gulud lebih besar masing- masing 460 dan 320 dibandingkan dengan Blok 2 tanpa perlakuan, sedangkan perbedaan hasil perubahan penambahan storage
antar teknik konservasi tanah dan air yang dilakukan di Blok 3 perlakuan rorak lebih besar 32 dibandingkan dengan Blok 1 perlakuan teras gulud. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan perlakuan teknik konservasi tanah dan air rorak dan guludan yang diteliti di perkebunan kelapa sawit lebih tinggi dalam
meningkatkan cadangan air dalam tanah dibandingkan dari hasil penelitian Irianto 2003 yang menggunakan dam parit bertingkat pada perkebunan gula di
Lampung yang hanya mampu meningkatkan cadangan air dalam tanah sebesar 3-13 . Hasil penelitian di Rejosari tersebut juga masih lebih tinggi dibandingkan
Sawiyo 2005 yang menggunakan dam parit pada DAS Cibogo Ciliwung Bogor yang mampu meningkatkan cadangan air dalam tanah hingga 94 .
Perlakuan teknik konservasi tanah dan air menyebabkan kemampuan menghambat aliran permukaan serta menampung volume air hujan yang jatuh
lebih besar karena bidang resapan lebih luas yang terlindung dari penyumbatan pori menyebabkan air meresap lebih banyak, lebih cepat dan lebih dalam sehingga
meningkatkan cadangan air dalam tanah dibandingkan tanpa adanya perlakuan seperti yang dilaporkan Lestari 2005. Selain itu penambahan lubang resapan dan
mulsa vertikal akan mempengaruhi proses infiltrasi, dimana kapasitas infiltrasi pada perlakuan rorak dan guludan menjadi meningkat karena memberikan
kesempatan pada air lebih lama untuk terinfiltrasi. Penambahan bahan organik merangsang terbentuknya agregat yang stabil serta mengurangi energi percikan
hujan yang dapat menghancurkan agregat. Bahan organik juga merupakan sumber energi bagi berbagai makro organisme cacing, rayap, semut dan sebagainya
yang membuat lubang pori makro yang sinambung didalam tanah Subekhi, 2006 ; Ayudyaningrum, 2006.
5.5.3. Hubungan Kadar Air Tanah dengan Cadangan Air dalam Tanah