Evapotranspirasi Aliran Permukaan . Teknik Pengamatan dan Pengukuran di Lapang

Stemflow diukur dengan menampung air hujan yang mengalir pada batang pohon kelapa sawit yang dialirkan dengan selang kemudian ditampung ke dalam drum. Pengukuran jumlah stemflow secara manual, dimana volume air liter yang tertampung dalam drum dikalikan dengan jumlah pohon dalam suatu blok, lalu diubah satuannya dalam ml, kemudian hasil tersebut dikalikan dengan luas lahan dalam blok sehingga didapat nilai stemflow dalam mm. Throughfall dari kelapa sawit diukur dengan memasang bak penampung dengan luas tangkapan 1 m 2 yang diletakkan pada beberapa tempat refresentatif. Pengukuran jumlah throughfall secara manual, dimana volume air liter yang tertampung dalam bak penampung dibagi dengan luas penampang sehingga didapat nilai throughfall dalam mm. Dengan demikian setelah data curah hujan, aliran batang dan curahan tajuk diperoleh, maka besarnya nilai intersepsi hujan dapat dihitung. Hubungan antara intersepsi dengan curah hujan didekati dengan persamaan regresi linier 2 yaitu sebagai berikut : Blok 1 : INTCP = 0.2010 CH + 0.4264, dengan INCTP maks pada CH = 27 mm Blok 2 : INTCP = 0.2120 CH – 0.0268, dengan INCTP maks pada CH = 29 mm Blok 3 : INTCP = 0.2063 CH – 0.3844, dengan INCTP maks pada CH = 27 mm Pada curah hujan yang tinggi, intersepsi ditentukan nilai maksimumnya, sedangkan curah hujan yang lebih kecil atau sama dengan 3.0 mm seluruhnya diintersepsi oleh tajuk tanaman kelapa sawit.

3.3.3.3. Evapotranspirasi

2 Purba, F. P. 2007. Intersepsi Hujan pada Tanaman Kelapa Sawit Studi Kasus di UU Rejosari PTPN VII Lampung. Draft Skripsi. Fakultas Pertanian. Insttut Pertanian Bogor. Evaporasi aktual diukur dengan evaporimeter Panci Kelas A yang diletakkan pada lokasi representatif yaitu Blok 375. Penguapan air dari panci diukur setiap hari sekitar pukul 08.00. Evaporasi potensial dihitung dari data evaporasi Panci Kelas A yaitu : EPt = kp.Ep dimana : EPt : evaporasi potensial mm Kp : koefisien panci 0.8 Ep : evaporasi panci kelas A mm Pendekatan nilai evapotranspirasi belum mempertimbangkan nilai perkolasi. Hal ini disebabkan karena lokasi instalasi alat lisimeter yang belum tepat sehingga belum ada keteraturan nilai perkolasi. Oleh sebab itu evapotranspirasi potensial didapat dengan mengalikan evaporasi potensial dengan koefisien tanaman. Dalam hal ini koefisien tanaman kelapa sawit memiliki nilai faktor tanaman Kc sebesar 1.2. Sehingga rumus untuk pendugaan evapotranspirasi potensial adalah : ETp = kc.Ep dimana : ETP : evapotranspirasi potensial mm Kc : nilai faktor tanaman 1.2 Ep : epavotranspirasi panci kelas A mm

3.3.3.4. Aliran Permukaan .

Weir dan AWLR automatic water level recorder untuk mengukur tinggi muka air secara otomatis ditempatkan pada titik pembuangan microcatchment. Weir dibuat agar aliran air yang keluar dari microcatchment melalui penampang yang beraturan dan mempunyai kecepatan yang relatif homogen sehingga penampang basah dapat ditetapkan dan kecepatan alirannya dapat diukur dengan menggunakan current meter. Dimensi weir yang dibangun disesuaikan dengan jumlah air yang keluar dari microcatchment. Kecepatan aliran air diukur pada berbagai tinggi muka air sehingga debit aliran air yang keluar dari microcatchment pada berbagai ketinggian dapat diketahui. Berdasarkan korelasi tinggi muka air dan debit aliran yang terukur pada titik outlet dibuat kurva lengkung debit aliran discharge rating curve. Rating curve tersebut selanjutnya digunakan untuk menghitung debit aliran yang dihasilkan dari berbagai kejadian hujan yang jatuh pada areal microcatchment. Pengamatan terhadap aliran permukaan dilakukan dengan menganalisis hasil pencatatan AWLR. Untuk mendapatkan volume aliran permukaan pada setiap AWLR terlebih dahulu harus dilakukan pengukuran debit pada berbagai ketinggian air. Berdasarkan hasil pengukuran debit tersebut selanjutnya dibuat kurva lengkung rating curve debit aliran saluran yang bersangkutan. Kurva lengkung dan ketinggian air hasil pencatatan AWLR tersebut selanjutnya digunakan sebagai dasar penetapan volume aliran.

3.3.3.5. Neraca Air