c d
Gambar 3. Alat ukur lolosan tajuk; bak besi a, talang b, botol dengan corong c dan alat ukur aliran batang d.
Pengamatan aliran permukaan dilakukan dengan pembangunan weir yang dilengkapi dengan Automatic Water Level Recorder AWLR. Karena panjang
saluran pengaliran air pada Blok 375 dan Blok 415 cukup panjang hingga bagian hulu saluran pengaliran tersebut berada diluar blok, maka pada kedua blok
tersebut masing- masing dibangun dua weir, bagian inlet dan outlet. Weir pada Blok 414 cukup satu buah, sehingga secara keseluruhan jumlah weir yang
dibangun sebanyak 5 buah. Weir berikut AWLR yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
a b
Gambar 4. Automatic Water Level Recorder AWLR a dan Weir b
3.3.3. Teknik Pengamatan dan Pengukuran di Lapang
3.3.3.1. Curah Hujan
Pengukuran curah hujan dilakukan dengan sebuah penakar curah hujan tipe observatorium yang di letakkan pada tempat terbuka yaitu Blok 375. Untuk
keperluan kalibrasi, air hujan yang tertampung dalam penakar hujan juga diukur secara manual setiap hari dengan mengukur air yang tertampung pada penakar
hujan dengan menggunakan gelas ukur dalam satuan milimeter. Hasil yang didapat merupakan curah hujan yang turun pada pertanaman kelapa sawit. Dua
buah penakar hujan manual tipe observatorium dipasang pada blok lainnya lainnya yaitu pada Blok 414 dan Blok 415 untuk mengakomodasikan variabilitas
hujan yang jatuh pada wilayah penelitian. Untuk analisis dibahas dalam periode mingguan agar keragaman curah hujan yang terjadi bisa interpretasi dengan lebih
baik.
3.3.3.2. Intersepsi
Intersepsi di lapang tidak bisa diukur secara langsung. Pendugaan besarnya intersepsi dihitung berdasarkan selisih antara curah hujan yang sampai di
puncak tajuk dengan curah hujan yang sampai ke permukaan tanah baik yang melalui tajuk throughfall maupun yang melalui aliran batang stemflow, atau
dengan persamaan sebagai berikut: I = P – TF + Sf
dimana : I
: intersepsi hujan mmhari P
: curah hujan mmhari TF
: lolosan tajuk mmhari SF
: aliran batang mmhari
Stemflow diukur dengan menampung air hujan yang mengalir pada batang pohon kelapa sawit yang dialirkan dengan selang kemudian ditampung ke dalam
drum. Pengukuran jumlah stemflow secara manual, dimana volume air liter yang tertampung dalam drum dikalikan dengan jumlah pohon dalam suatu blok, lalu
diubah satuannya dalam ml, kemudian hasil tersebut dikalikan dengan luas lahan dalam blok sehingga didapat nilai stemflow dalam mm.
Throughfall dari kelapa sawit diukur dengan memasang bak penampung dengan luas tangkapan 1 m
2
yang diletakkan pada beberapa tempat refresentatif. Pengukuran jumlah throughfall secara manual, dimana volume air liter yang
tertampung dalam bak penampung dibagi dengan luas penampang sehingga didapat nilai throughfall dalam mm.
Dengan demikian setelah data curah hujan, aliran batang dan curahan tajuk diperoleh, maka besarnya nilai intersepsi hujan dapat dihitung. Hubungan antara
intersepsi dengan curah hujan didekati dengan persamaan regresi linier
2
yaitu sebagai berikut :
Blok 1 : INTCP = 0.2010 CH + 0.4264, dengan INCTP maks pada CH = 27 mm
Blok 2 : INTCP = 0.2120 CH – 0.0268, dengan INCTP maks pada CH = 29 mm
Blok 3 : INTCP = 0.2063 CH – 0.3844, dengan INCTP maks pada CH = 27 mm
Pada curah hujan yang tinggi, intersepsi ditentukan nilai maksimumnya, sedangkan curah hujan yang lebih kecil atau sama dengan 3.0 mm seluruhnya
diintersepsi oleh tajuk tanaman kelapa sawit.
3.3.3.3. Evapotranspirasi