0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
1 2 3
4 5
6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Februari
Maret April
Mei Juni
mm
Evapotranspirasi
Gambar 10. Evapotranspirasi potensial mingguan.
Nilai rataan ETP bulan Februari – April 2006 relatif lebih tinggi dibandingkan bulan Mei – Juni 2006, hal ini disebabkan radiasi matahari yang
tinggi pada bulan tersebut. Selain radiasi matahari ETP juga dipengaruhi oleh suhu, kecepatan angin dan kelembaban udara. Laju ETP akan meningkat seiring
meningkatnya radiasi matahari, suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin Asdak, 2004.
5.4. Aliran Permukaan
Nilai debit atau total runoff, aliran permukaan overlandflow, dan aliran bawah permukaan interflow ditambah aliran air bawah tanah baseflow harian
secara lengkap ditampilkan pada Tabel Lampiran 6. Nilai aliran bawah permukaan interflow ditambah aliran air bawah tanah baseflow digabung menjadi satu
karena pada daerah penelitian memiliki solum yang dangkal dengan lapisan padas pada kedalaman 1-1.5 meter. Komponen hidrograf mingguan pada setiap
microcatchment di setiap blok dapat dilihat pada Tabel 6.
Keragaman distribusi aliran permukaan baik yang berasal dari overlandflow, interflow dan baseflow terjadi pada masing- masing blok. Aliran
permukaan yang lebih dulu terhenti baik yang berasal dari baseflow ditambah interflow adalah Blok 2 tanpa perlakuan, aliran telah terhenti sekitar minggu
ke-13, Blok 1 perlakuan teras gulud yaitu sekitar minggu ke-19, sedangkan pada Blok 3 perlakuan rorak sampai akhir Juni atau minggu ke-19, aliran melalui
baseflow masih tetap terjadi.
Fluktuasi aliran permukaan mingguan terhadap curah hujan dapat dilihat pada Gambar 11, 12 dan 13. Ketiga gambar menunjukkan bahwa pada Blok 3
perlakuan rorak menunjukkan fluktuasi aliran permukaan yang relatif stabil terhadap hujan jika dibandingkan dengan Blok 1 perlakuan teras gulud atau
Blok 2 tanpa perlakuan. Dari masing- masing grafik terlihat bahwa pada musim hujan yang besar Februari - April pada Blok 3 perlakuan rorak memiliki nilai
total runoff yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan Blok 1 perlakuan teras gulud dan Blok 2 tanpa perlakuan. Sedangkan pada awal musim kemarau
Mei - Juni Blok 3 perlakuan rorak memiliki total runoff yang lebih besar dibandingkan Blok 2 perlakuan teras gulud dan Blok 2 tanpa perlakuan. Hal
ini dikarenakan total runoff pada akhir musim kemarau hanya berasal dari baseflow saja sehingga total runoff pada Blok 3 perlakuan rorak lebih besar
dibandingkan Blok 1 perlakuan teras gulud dan Blok 2 tanpa perlakuan. Fenomena ini menunjukkan bahwa cadangan air dalam tanah pada Blok 3
perlakuan rorak lebih besar dibandingkan Blok 1 perlakuan teras gulud dan Blok 2 tanpa perlakuan.
0,00 20,00
40,00 60,00
80,00 100,00
120,00 140,00
160,00 180,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Februari
Maret April
Mei Juni
mm
Curah Hujan Total Run Off
Base Flow + Inter FLow Overland Flow
Gambar 11. Grafik curah hujan, total runoff, baseflow + interflow dan overland flow di Blok 1.
0,00 20,00
40,00 60,00
80,00 100,00
120,00 140,00
160,00 180,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Februari
Maret April
Mei Juni
mm
Curah Hujan Total Run Off
Base Flow + Inter Flow Overland Flow
Gambar 12. Grafik curah hujan, total runoff, baseflow + interflow dan overland flow di Blok 2.
0,00 20,00
40,00 60,00
80,00 100,00
120,00 140,00
160,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Februari Maret
April Mei
Juni
mm
Curah Hujan Total Run Off
Base Flow + Inter Flow Overland FLow
Gambar 13. Grafik curah hujan, total runoff, baseflow + interflow dan overland flow di Blok 3.
Total runoff periode 18 Februari – 30 Juni 2006 pada masing- masing blok disajikan pada Tabel 7. Total runoff pada Blok 2 tanpa perlakuan selalu
lebih besar dibandingkan pada Blok 1 perlakuan guludan dan Blok 3 perlakuan rorak. Hal tersebut menunjukkan bahwa tindakan konservasi tanah dan air yaitu
rorak dan teras gulud dapat meningkatkan simpanan permukaan depression storage sehingga air hujan mempunyai kesempatan lebih lama terinfiltrasi ke
dalam tanah dan menekan aliran permukaan yang terjadi dibandingkan tanpa perlakuan.
Proporsi hujan yang menjadi total runoff, overlandflow, dan baseflow ditambah interflow terbesar terdapat pada Blok 2 tanpa perlakuan. Hal ini
disebabkan air hujan yang jatuh tidak mempunyai kesempatan lebih lama untuk terinfiltrasi sehingga ketika jumlah curah hujan melampaui laju infiltrasi, maka air
yang telah mengisi cekungan – cekungan pada permukaan tanah kemudian mengalir di atas permukaan tanah dengan bebas, sedangkan pada Blok 1
perlakuan teras gulud mampu menekan overlandflow hingga 8.7 dari total curah hujan dan pada Blok 3 perlakuan rorak mampu menekan overlandflow
hingga 0.4 dari total curah hujan yang berarti aliran permukaan yang keluar dari sistem sangat kecil.
Tabel 7. Persentase curah hujan terhadap komponen hidrograf.
Abstraksi hidrologi Blok 1
Blok 2 Blok 3
Curah Hujan mm 841,49
719,03 751,67
Total Run Off mm 493,77
540,32 188,95
Base Flow + Inter Flow mm 420,63
431,72 186,16
Overland Flow mm 73,08
109,13 2,70
proporsi total ro dengan hujan 58,7
75,1 25,1
proporsi OLF dengan hujan 8,7
15,2 0,4
proporsi BF dan IF dengan hujan 50,0
60,0 24,8
Penurunan aliran permukaan yang terjadi dengan adanya perlakuan guludan dan rorak dipengaruhi oleh simpanan depresi yang memiliki bidang resapan lebih
luas, dalam hal ini dimensi gulud dan rorak mampu menghambat dan menampung aliran permukaan lebih banyak yang kemudian meresapkannya kedalam tanah
melalui dinding-dinding saluran simpanan depresi seperti yang dilaporkan oleh Lestari 2005. Penambahan mulsa vertikal dan lubang resapan lebih
mempercepat masuknya air ke dalam tanah karena bertambahnya bidang resapan yang terlindung dari penyumbatan pori, porositas tanah yang lebih baik dan
kemungkinan terciptanya biopore oleh aktivitas binatang tanah. Subekhi, 2006 ; Ayudyaningrum, 2006.
0,00 100,00
200,00 300,00
400,00 500,00
600,00 700,00
800,00 900,00
Blok 1 Blok 2
Blok 3
mm
Curah Hujan Total Run Off
Base Flow + Inter Flow Over Land Flow
Gambar 14. Proporsi curah hujan terhadap aliran permukaan pada areal penelitian
Proporsi curah hujan yang menjadi total runoff, overlandflow, dan baseflow ditambah interflow ditunjukkan pada Gambar 14. Tindakan konservasi
tanah dan air menunjukkan bahwa Blok 3 perlakuan rorak memiliki kemampuan menekan aliran permukaan yang lebih baik dibandingkan Blok 1 perlakuan
guludan. Hasil penelitian Noeralam, Arsyad, Iswandi 2003 menunjukkan bahwa teknik rorak + gulud + mulsa vertikal mampu menekan aliran permukaan
hingga 85.87 bila dibandingkan dengan aliran permukaan pada lahan terbuka. Sebenarnya perlakuan rorak dan guludan sama efektifnya dalam menekan aliran
permukaan, tetapi karena perbedaan karakteristik iklim dan DAS setempat menyebabkan kemampuan Blok 3 perlakuan rorak menjadi lebih baik
dibandingkan dengan Blok 1 perlakuan guludan.
5.5. Neraca Air