Konsep Modal TINJAUAN PUSTAKA

2.3.3 Nilai Produksi

Nilai produksi adalah hubungan antara jumlah produksi krupuk mie yang di kalikan dengan harga produksi krupuk mie pada produksi krupuk mie. Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan yang dimaksud nilai produksi dalam penelitian ini adalah nilai produksi krupuk mie yang dinyatakan dalam satuan rupiah.

2.4 Konsep Modal

Modal adalah dana yang digunakan dalam proses produksi saja, tidak termasuk nilai tambah dan bangunan yang ditempati atau biasa yang disebut modal kerja Lembaga Penelitian Ekonomi UGM, 1983. Masalah modal sering disorot sebgai salah satu faktor utama penghambat produksi dan dengan demikian juga penggunaan tenaga kerja “Working Capital Employee Labor” berarti bahwa tersedianya modal kerja yang cukup mempunyai efek yang besar terhadap penggunaan tenaga kerja. Modal merupakan sinonim kekayaan, yaitu semua barang yang dimiliki orang seorangan. Tanah berserta sumber alam yang terkandung didalamnya sering disebut modal alami, untuk membedakan dari modal buatan seperti gedung, mesin-mesin alat-alat, dan bahan-bahan. Munurut Riyanto 1993:156 sumber-sumber penawaran modal diantaranya yaitu: 1. Sumber internal yaitu modal yang dihasilkan sendiri. 2. Sumber eksternal yaitu modal dari luar perusahaan. 3. Suplier 4. Bank 5. Pasar modal Menurut Wasis 1983:17 modal dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu: 1. Modal menurut pengusaha adalah jumlah harta baik yang berwujud atau tidak berwujud yang dapat dinilai dengan uang, yang dapat digunakan untuk memulai usaha. 2. Sedangkan menurut akuntan, modal adalah selisih antara harta dan hutang, beberapa jumlah harta dan beberapa jumlah utang, jika ada kelebihan harta di atas utang maka barulah disebut modal. Modal yang dimaksud adalah dana yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dalam proses produksi atau bisa disebut modal kerja Working Capital. Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan yang dimaksud modal dalam penelitian ini adalah modal kerja krupuk mie yang dinyatakan dalam satuan rupiah. 2.5 Konsep Tenaga Kerja Menurut Irwan dalam Suparmoko 1992 : 67 keberhasilan pembangunan ekonomi salah satunya dipengaruhi oleh faktor produksi. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memeuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi, baik dalam kuantitas dan kualitas. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan harus disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu hingga dicapai hasil yang optimal. Dalam proses kegiatanya, tenaga kerja selalu memadukan aspek fisik dan mental, menurut Barthos 1999:280 tenaga kerja dapat di bedakan menjadi 2 yaitu: 1. Tenaga Kerja Fisik Tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan fisik, tenaga jasmaniah yang berupa kekuatan tangan dan kaki. 2. Tenaga kerja yang berdasar mental rohaniah Tenaga kerja ini lebih mengandalkan kerja otak, pikiran dan akal dibandingka dengan fisiknya. Tenaga kerja dapat dibedakan sesuai dengan fungsinya, yaitu: 1. Tenaga Kerja Eksekutif Tenaga kerja eksekutif adalah tenaga kerja yang mempunyai tugas dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen, merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengordinir, dan mengawasi. 2. Tenaga Kerja Operatif Tenaga kerja operatif adalah tenaga kerja pelaksana yang melaksankan tugas- tugas tertentu yang dibebankan kepadanya. Tenaga kerja operatif dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Tenaga kerja terampil skilled labour b. Tenaga kerja setengah terampil semi skilled labour c. Tenaga kerja tidak terampil unskilled labour Di Negara berkembang seperti Indonesia ketersediaan tenaga kerja tidak terbatas, hal ini di dukung faktor jumlah penduduk yang tinggi. Namun, sebagian besar riwayat pendidikanya rendah dan tidak dibekali dengan keterampilan yang memadai sehingga menyebabkan angka pengganguran meningkat, dengan adanya industri kecil ini diharap dapat mengurangi jumlah pengganguran dan menambah kreatifitas masyarakat Indonesia khususnya di Kabupaten Tegal. Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan yang dimaksud tenaga kerja dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga kerja krupuk mie yang dinyatakan dalam satuan orang. 2.6 Konsep Bahan Baku. Menurut Supriyono 1999:27 bahan baku adalah bahan yang akan di olah menjadi bagian produk selesai dan pemakainnya dapat diklasifikasikan atau diikuti jejaknya atau merupakan bagian integral pada produk tertentu. Menurut Sukanto Reksohadiprojo dan Indriyo Gitosudarmo 1998:199 mengatakan bahwa bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting. Kekurangan bahan dasar yang tersedia dapat berakibat terhentinya proses produksi karena habisnya bahan baku untuk diproses. Tersedianya bahan dasar yang cukup merupakan faktor penting guna menjamin kelancaran proses produksi. Oleh karena itu perlu diadakan perencanaan dan pengaturan terhadap bahan dasar ini baik mengenai kuantitas maupun kualitasnya. Bahan baku yang di pakai pada proses produksi biasanya di ubah oleh sumber daya perusahaan menjadi produk jadi Madura, 2001:294. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin bahwa bahan baku tersedia bila mana diperlukan. Ketika suatu usaha memprediksi permintaan terhadap produknya di masa mendatang, waktu bahan baku harus datang dapat ditentukan untuk mencapai tingkat produksi yang memenuhi permintaan yang diprediksi Madura, 2001:294. Bahan baku dalam pembuatan krupuk mie adalah tepung tapioka kemudian di tambah pewarna kuning, garam, dan air panas. Adonan tepung tapioka sangat diperhatikan agar dapat menghasilkan krupuk mie yang berkualitas. Dari teori mengenai bahan baku di atas dapat di ketahui indikator bahan baku adalah: a. Persediaan bahan baku untuk produksi selama satu periode tertentu. b. Kualitas bahan baku yang digunakan untuk memproduksi. c. Sifat bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. d. Harga bahan baku meliputi kelayakan harganya. e. Asal dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan yang dimaksud bahan baku dalam penelitian ini adalah bahan baku krupuk mie yang dinyatakan dalam satuan rupiah.

2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Dan Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus Desa Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat)

13 111 74

Peramalan Tingkat Produksi Jagung Di Kabupaten Simalungun Tahun 2013 Dengan Metode Smoothing Eksponensial Ganda

2 63 65

KEBERLANGSUNGAN USAHA INDUSTRI MIE SO’ON DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN TULUNG Keberlangsungan Usaha Industri Mie So’on dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya di Kecamatan Tulung Kabupaten klaten.

1 1 16

PENDAHULUAN Keberlangsungan Usaha Industri Mie So’on dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya di Kecamatan Tulung Kabupaten klaten.

0 1 26

KEBERLANGSUNGAN USAHA INDUSTRI MIE SO’ON DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN TULUNG Keberlangsungan Usaha Industri Mie So’on dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya di Kecamatan Tulung Kabupaten klaten.

0 1 15

Pengaruh Pemberian Air Kelapa Muda Terhadap Penurunan Kelelahan Kerja Pada Pengrajin Di Home Industry Mie Krupuk Desa Harjosari Kidul Kabupaten Tegal Tahun 2011.

1 5 1

(ABSTRAK) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA PEDESLOHOR KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL.

0 0 3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA PEDESLOHOR KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL.

1 8 110

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi padi di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang AWAL

0 1 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK MIE SEDAP DI KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI

0 2 12