1. Proses produksi terus menerus continuous process
Produksi ini ditandai dengan aliran bahan baku yang selalu tetap atau mempunyai pola yang selalu sama sampai produk selesai dikerjakan. Jenis proses
produksi ini biasanya untuk membuat produk secara massa atau dalam jumlah besar. 2.
Proses produksi terputus-putus intermitten process Dalam proses produksi terputus-putus sampai produk jadi tidak memiliki pola
yang pasti atau selalu berubah, antara produk jadi yang satu dengan yang lain bisa berbeda-beda. Jenis proses produksi seperti ini biasanya digunakan untuk melayani
pesanan dalam jumlah, kualitas, model dan harga yang berbeda-beda.
2.3.1 Faktor-Faktor produksi
Input produksi merupakan kebutuhan bagi produksi suatu komoditi atau istilah lainya adalah banyak, seperti faktor-faktor produksi dan sumber daya produktif. Input
faktor produksi meliputi semangat wirausaha dan berani mengambil resiko, bahan mentah atau bahan baku, berbagai macam keterampilan ketenaga kerja, mesin-mesin,
modal, bangunan, pabrik dan peralatan dan sebagainya sedangkan sifat hubungan antara fungsi output dan input dalam bentuk persamaan tabel atau grafik disebut
fungsi produksi. Nilai berbagai variabel fungsi produksi dikehendaki dalam bentuk indikator
fisik. Hubungan yang melibatkan nilai uang dinyatakan dalam fungsi lain yang dapat dirumuskan berdasarkan fungsi produksi. Sebagian karakteristik fungsi produksi
bergantung kepada nilai sumber yang diumpankan, dan sebagian lagi bergantung kepada sumber tersebut teknologi produksi.
Dalam Teori Cobb-Douglass faktor teknologi bersifat konstan. Teknologi dapat dibedakan berdasarkan jenisnya antara lain:
a Teknologi moderen atau teknologi maju b Teknologi madya atau teknologi tepat.
c Teknologi tradisional atau teknologi rendah. Pada industri Krupuk mie di sentra industri Krupuk mie pada Desa Harjosari
Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal adalah teknologi tradisional. Hal ini dapat terlihat dari alat-alat yang digunakan untuk melakukan proses produksi masih
sederhana dan menggunakan tenaga manusia, sejauh ini teknologi tambahan yang digunakan adalah alat pencetak krupuk mie yang di gunakan pada industri krupuk
mie tersebut.
2.3.2 Fungsi Produksi
Pada tahun 1989, fungsi produksi Cobb-Douglas pertama kali diperkenalkan oleh Cobb, C. W dan Douglas, P. H, melalui artikelnya yang berjudul “A Theory of
Production ”. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input dengan produksi
output. Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi yang melibatkan dua atau lebih variabel, di mana variabel satu disebut variabel dependen Y dan yang lainnya
disebut variabel independen X, penyelesaian hubungan antara X dan Y adalah
dengan cara regresi, di mana variasi dari Y akan dipengaruhi variasi dari X Soekartawi, 1989:85.
Dalam teori Cobb-Douglass berlaku asumsi The Law Of Diminishing Return 0 αβ 1 . Artinya bahwa faktor produksi dapat diubah terus menerus ditambah satu
unit mulanya produksi total akan semakin banyak pertumbuhanya, tetapi sesudah mencapai tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya
mencapai nilai negatif. Secara sederhana fungsi produksi Cobb-Douglas dapat ditulis Q dengan dua
input K dan L dan memodifikasinya dengan memasukan faktor teknologi, dan kekayaan alam dapat ditulis dengan rumus:
Q = f X1, X2, X3,.....................Xn Q = Tingkat Produksi output
X1, X2, X3,......................Xn = Berbagai input yang digunakan X1 = Modal
X2 = Tenaga Kerja X3 = Bahan Baku Pembuatan Krupuk mie
Beberapa hal yang menjadi alasan mengapa fungsi produksi cobb-Douglas lebih banyak digunakan dalam penelitian. Alasan tersebut adalah :
1. Penyelesaian fungsi produksi Cobb-Douglas relatif mudah. 2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi produksi Cobb-Douglas akan
menghasilkan koefisien regresi.
2.3.3 Nilai Produksi